Amarah Aksa

31 21 3
                                    

"Rwen, itwu swi anggwa bwenweran swuka swama Swintwa?." Tanya Ara pada Serena Dengan mulut yang masih mengunyah sosis goreng yang dipesannya.

"Hah?, Kalau ngomong yang bener dong, habisin dulu tuh makanannya!." Balas Serena sambil mengaduk jus alpukatnya.

"Iya Ra, ntar kalau kamu kesedak gimana?." Aca ikut menimpali. Mereka bertiga kini tengah duduk di meja kantin untuk menyantap makanan yang mereka pesan.
Ara kemudian menelan makanannya pelan.

"Itu si Angga beneran suka sama Sinta?." Tanya Arasya kemudian.

"Kenapa?, Lo suka sama Angga?."

"Eh anjirr!!, Enak aja Lo!." Arasya menggeplak kepala Serena yang duduk disampingnya.

"Sakit kampret!!." Adu Serena.

"Lo sih, main meluncur aja tuh mulut!."

"Dikira perosotan apa, main meluncur-meluncuran!." Ketus Serena. Arasya tertawa kecil.

"Eh Ca, ikut nimbrung dong!." Ucap Serena pada Aca didepannya yang sedari tadi hanya memperhatikan mereka berdua.

"Iya Ca, gak usah canggung-canggung. Kita kan sudah jadi teman." Sambung Arasya tersenyum. Arasya sempat berkenalan dengan Aca tadi dikelas sebelum bel istirahat tiba.

"HM, gue gak tau mau bahas apa." Aca menghela napas pelan.

"Bahas apa ajalah Ca, gakpapa kok." Arasya tersenyum.

"Iya, mau bahas monyet nikah sama ayam juga gakpapa!." Serena menimpali.

"Eh anjir,,sejak kapan ada monyet nikah sama ayam?!." Tanya Arasya membuat Aca tertawa geli.

"Sejak Lo dikutuk jadi batu!." Jawab Serena asal yang lagi-lagi membuat tawa Aca pecah.
Sementara arasya, gadis itu langsung menempeleng kepala Serena hingga membuat sang empunya mengaduh sakit.

"Aww, sakit anjirrr!." Ringis Serena.

"Lo sih, asal ngomong aja punya mulut!. Dikira Malin Kundang apa dikutuk jadi batu?!."

"Ye, emang lo kayak Malin Kundang, durhaka sama Tante Kara!." Tante Kara yang dimaksud adalah mama Arasya.
"Masa cuma disuruh nyuci piring udah lari kerumah!." Serena terkekeh geli membuat Arasya sedikit kesal.

"Ya, kan gue gak mau kalau tangan gue yang mulus dan indah ini jadi lecet!." Ujar Arasya sebal. Sementara Serena dan Aca, kini mereka tertawa geli.
"Lagian juga ada Bu Ijah, ngapain masih nyuruh Ara!." Lanjut Arasya kesal.

"Kalian receh juga ternyata." Ujar Aca masih tertawa geli.

"Haha,,,baru tau lo Ca kalau kita receh?!." Balas Arasya.

"Gue seneng deh bisa temenan sama kalian!." Aca tersenyum tulus.

"Kita juga seneng kok Ca, punya temen kayak lo!." Balas Serena yang disetujui oleh Arasya.

"Wow... itu Raga sama temen-temennya kerena banget!!." Seru seorang siswi membuat perhatian semua murid teralihkan pada anggota Glarious yang baru saja memasuki kantin dengan gaya cool -nya.

"Btw, itu Raga kok jalannya pincangnya?." Tanya teman siswi tersebut yang menyadari Raga yang berjalan dengan kaki pincangnya.

"Sumpah, itu Aksa keren banget, jadi pengen dijadiin istrinya deh!." Puji siswi lainnya yang merupakan penggemar Aksarel.

"Mereka siapa?." Tanya Aca pada arsay dan Serena yang kini menatap anggota Glarious.

"Mereka itu__"

"Gue mau ke baby Aksa dulu ya, bye..." Serena tiba-tiba bangkit dan berlari menuju kearah Aksa dan teman-temannya yang kini sudah terduduk di bangku kantin mereka.

AksarelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang