hallooo darling 🤩
follow dulu baru baca.
vote+komen nya jangan lupa , jika ada kritik dan saran bisa langsung ungkapkan di komen aja yaa.***
sesampainya ana di sekolah ia langsung disambut hangat oleh sahabatnya. "ANASTASYA" teriak bela dari kejauhan membuat semua murid yang mendengarnya melirik kearah bela dan melemparkan tatapan sinis. Bela yang tak terima ditatap seperti itupun berkacak pinggang seolah menantang siapapun yang menatapnya seperti itu.
"Apa lo semua natap gue begitu?" bela memasang wajah galak nya membuat semua orang mendadak tak berani menatap nya lagi. siapa si yang tak kenal seorang Bela Jessylane Hattel sahabat dari Levana anastasya, keduanya memang sangat terkenal di sekolah jadi sangat mustahil jika tidak ada yang mengenali sifat keduanya. ana yang cantik memiliki paras menawan dan sangat kalem namun berbanding terbalik dengan bela yang mudah terbawa emosi ia juga sangat suka memancing keributan.
Ana yang ternyata sudah di depan bela itupun melayangkan tatapan tajam nya.
"Buset lo kita begitu serem apa? kaga nyet lo malah keliatan lucu." ledek bela kepada ana yang terus menerus menatapnya.
"Lo kenapa si bel ngga malu apa teriak-teriak mana masih pagi juga."
"Ngga, gue terlalu seneng aja na karena lo udah sekolah lagi setelah sekian lama lo ngga masuk."
"Baru juga 2 hari gue ngga masuk, lebay lo." Ucap ana, ia langsung menarik sahabatnya itu untuk pergi ke kelas.
"Eh iya na, gimana semalem acara nya lancar jaya ngga?" tanya bela yang berada di samping ana.
"Acara apaan?"
Bela berdecak kesal. "Lo pikun na, masih SMA udah pikun." maki bela.
Ana mengangkat halisnya. ia heran dengan apa yang sahabatnya maksud.
"Itu loh acara anniversary lo sama wigan."
"Oh." ana hanya ber oh ria membuat bela semakin kesal dibuatnya.
"Oh doang anjing." bela sangat kesal ia menghentak hentakan kakinya.
"Ya terus harus gimana bela?"
"Ceritain kek semalem lo gimana aja sama wigan gitu."
Ana membalikan badannya. "Rahasia."
"WOI ANA BANGSAT AWAS LO." bela bergegas mengejar ana yang telah berlari terlebih dahulu.
***
Ana sengaja tidak masuk ke kelas biar saja bela mencarinya, toh jika berhadapan dengan bela pagi-pagi seperti ini hanya membuat darah tinggi nya naik.
Ketika sedang asik berjalan tak sengaja pandangan gadis itu tertuju pada dua orang yang sedang duduk di taman belakang sekolah. ketika dilihat lebih jelas ternyata itu Wigan dan seorang gadis? siapa? ana tak mengenalnya.
"Kal lo ngapain disini? Dan cewek ini siapa?" tanya ana. ia melihat gadis di depannya ia bingung siapa gadis ini ana tak pernah melihatnya sama sekali.
Wigan terperanjat kaget ketika melihat ana berada di hadapannya. "Ana, lo ngapain disini?"
Ana terkekeh dengan pertanyaan kekasihnya itu. "Gue yang tanya lo duluan, kenapa lo malah nanya balik?"
Beberapa detik suasana sangat hening sampai akhirnya gadis yang bersama Wigan itupun angkat bicara. "Kamu siapanya Agil?" Tanya gadis itu. ia menatap ana dari atas hingga bawah. ana yang menyadari hal itupun mendadak risih ia ingin marah namun harus menjaga imagine nya lagipula tidak ada guna nya marah pagi-pagi.
"Agil?" tanya ana. ia heran siapa yang gadis itu maksud? agil? bukannya disini hanya ada mereka bertiga saja.
Gadis itu mengangguk. "Iya agil."
ana menatap wigan heran.
"Dia chia na sahabat kecil gue, dan nama panggilan itu dia kasih buat gue." Jelas wigan.
Ana kaget. berarti gadis di hadapannya ini adalah sahabat kekasih nya? dan ia juga mempunyai panggilan khusus untuk wigan? benar-benar membuat ana bingung.
Bel sekolah berbunyi. ana dengan cepat pergi dari tempat itu tanpa permisi ia tak menyangka atau mungkin ia sakit hati dengan apa yang ia lihat.
"Dia siapa si Agil, gajelas banget."
Cowok itu tak menjawab ia langsung mengantar chia ke kelasnya yang ternyata satu kelas dengan wigan dan ana.
***
Visual
Wigan Bagaskara
Wigan Bagaskara. Berusia 18 tahun beragama kristen, ia adalah kekasih dari levana anastasya gabriella. Statusnya masih plin-plan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANASTASYA
Teen FictionAnastasya adalah gadis yang tidak pernah memiliki keadilan dari siapapun. Anastasya selalu takut untuk melakukan segala hal. Sayap yang ia gunakan telah hampir seluruhnya menghilang, satu sayapnya telah dihancurkan oleh keluarganya. Anastasya perna...