⭑ࣶࣸ ꞋꞌꞋꞌ 👩🏻‍🌾 14'seseorang yang misterius??

14 4 5
                                    

hai llev, MAKASII uda mau mampir.

vote nya Kaka 🙏

SELAMAT MEMBACA!

***

"Masa lo gatau ana kemana si, lo kan pacarnya!" tegas Bela kepada Wigan yang sedang duduk dibangku kantin bersama Chia.

"Kamu bisa ngga si gausah ganggu agil dia lagi makan, emang kalau ana pacarnya agil terus agil harus tau gitu ana kemana? Ngga kan jadi mending kamu pergi deh. " usir Chia, ia pun sudah terbawa emosi karena sejak tadi Bela menanyakan Anastasya kepada Wigan yang sedang asik makan bersama nya.

Bela tersenyum sinis. "Lo diem aja deh, lo gatau apa-apa dan gue juga gakenal lo gausah so asik bangsat!" tegas Bela.

Ia menatap  Wigan dengan tatapan geli. "Lo itu cowok, tapi kenapa kelakuan lo kaya gaada laki nya ya, lo itu hanya terlihat seperti pengecut sekarang."

"MAKSUD KAMU APA?! " teriak Chia.

Bela memukul keras meja di depannya. "GUE BILANG GAUSAH IKUT CAMPUR SETAN!!" teriak Bela membuat perhatian semua orang di kantin tertuju pada ketiga orang itu.

"DIEM ANJING!" tegas Wigan membuat semua orang di kantin dan kedua gadis itu terkejut.

"Lo cari tau aja sendiri kemana sahabat lo itu, gausah tanya gue." ucap Wigan lalu berjalan pergi dari tempat itu.

"Agil tungguin aku." teriak Chia mengejar Wigan yang terlebih dahulu meninggalkan nya.

"WOI DASAR LO COWOK BRENGSEK YANG LEBIH MENTINGIN CEWEK LAIN DARIPADA CEWEK LO SENDIRI!"

"Bilang apa kamu Bela?!" suara seorang pria dari arah belakang Bela.

"Terser—" Bela menyengir lebar ketika melihat siapa pria itu. "Ehh bapak." ucap gadis itu canggung ketika mendapati seorang guru bahasa Indonesia yang sepertinya sudah siap memarahi Bela.

"Apa?! Mau bilang apa tadi kamu?!" tanya pak tatang sembari berkacak pinggang.

"Emm... Anu...  Tadi itu saya mau bilang bapak ko tumben ganteng hari ini, hehe."

"Maksud kamu tumben ganteng apa, Kalau biasanya saya tidak ganteng gitu?"

"Iya pak ngga itu bapak sadar." Bela menutup mulut dengan kedua tangannya. Mampus ia keceplosan.

"Bela!" tegas pak tatang. Wajah nya sudah menampakan rasa ingin marah.

"Maaf pak," ucap Bela pelan. "Eh pak itu ada bu dini." Bela menunjuk kearah lain agar bisa menghindar dari guru nya ini.

Ketika pak tatang menoleh kearah yang gadis itu tunjuk ternyata tidak ada siapapun disana. Bela mencari kesempatan untuk kabur ketika gurunya sedang tak lagi menghadap kearah Bela.

"Mana bela tidak ada?" ucap pak tatang terus mencari-cari.

"ADA PAK DISITU LIAT AJA." teriak Bela yang sudah sedikit menjauh.

"Tidak ada Bela." ketika menoleh kembali ternyata gadis itu telah berlari untuk menjauh. "BELA AWAS KAMU NANTI SAYA HUKUM DI LAPANGAN DAN SAYA KASIH TUGAS TAMBAHAN UNTUK KAMU!" guru itu mengeleng kepala pasrah.

"Masih ada aja murid yang gini." ucapnya sembari mengelus dada.

***

Anastasya dan Arseno kini keduanya sedang berada di sebuah tempat makan yang tersedia beberapa seblak dan minuman lainnya.

"Enak banget se." ucap Anastasya dengan terus memakan seblak di hadapannya.

"Habisin, lo seharusnya makan nasi na bukan seblak gue tau lo belum makan nasi kan kalau lo sakit perut gimana?" Arseno terus saja memperhatikan Anastasya yang sedang memakan seblak. Ia tidak ikut memakannya karena ia tidak minat untuk memakan seblak rasanya aneh jika menurut Arseno.

"Gapapa deh lagian gue juga udah lama ngga makan seblak gara-gara gue males beli nya." mulut gadis itu dipenuhi dengan seblak membuat pipinya sedikit mengembang dan hal itu bisa membuat Arseno tersenyum melihatnya.

"Ya tetep aja na kalau apa-apa harus makan nasi dulu."

"Gapapa se kan gue juga yang makan, perut gue kuat gabakal ngerasa sakit."

"Yaudah terserah lo, tapi hati-hati makan nya tiup dulu supaya lo ngga kepanasan."

"Iya tau ahh!"

"Minum na." Arseno menyodorkan es teh manis kepada gadis itu.

Dengan senang hati Anastasya menerimanya. "Makasih Seno baik, lo emang terbaik." Anastasya mengacungkan jempol nya dan tersenyum manis.

"Iya na, yang kenyang ya."

Arseno melihat-lihat kearah sekeliling ia seperti melihat seseorang yang sedang mengintai keduanya, namun ketika cowok itu menatap kearah yang dicurigai nya seketika ada bayangan yang langsung menghilang begitu saja.

"Se," panggil Anastasya.

Arseno tak menjawab panggilan Anastasya ia terus saja mencari-cari keberadaan orang misterius itu.

"Seno!" sentak Anastasya.

"I—iya na, kenapa?"

"Lo kenapa si, lagi liatin apa kearah sana emangnya disana ada apa?" tanya gadis itu heran.

"Lo ngerasain ngga na kalau ada orang yang daritadi mantau kita?" tanya Arseno.

"Mantau? Lo juga ngerasain se?" Anastasya melemparkan pandangan bertanya.

"Iya gue ngerasa janggal aja gitu."

"Kirain gue doang, gue sebenernya sejak daritadi dari markas gue udah ngerasain itu se, makannya gue sedikit ngerasa takut." jelas gadis itu.

"Nah sama berarti pikiran kita na." Arseno kembali menatap kearah dimana tempat orang misterius tadi berada.

"Udah ahh se ayo gausah diurusin mending kita balik gue udah abis nih." Anastasya bangkit dari duduknya berniat ingin menuju kasir.

"Lo mau kemana na?"

"Ya mau bayar lah."

"Gue na yang bayar." Arseno ikut bangkit dari duduknya lalu pergi ketempat kasir berada.

Selesai pembayaran keduanya berniat untuk pergi kerumah Anastasya namun dengan cepat gadis itu menolaknya dan akhirnya keduanya memilih untuk pergi kerumah Arseno.

"Bener lo gamau kerumah lo na?" tanya cowok itu setelah menaiki motor besarnya.

"Iya se gue males banget kalau dirumah, serasa di neraka. Mending ketemu umi lo yakan." Anastasya menerima helm dari Arseno lalu menaiki motor besar milik cowok itu.

"Iya bener, biar bisa sekalian sama gue juga." Arseno berucap pelan tak terlalu jelas di pendengaran Anastasya.

"Apa se lo ngomong apa?"

"Ngga na ngga ngomong apa-apa." Arseno menyalakan motor nya bersiap untuk pergi dari tempat itu. "Udah siap na?"

"Udah, let's go no." ucap Anastasya semangat.

Arseno menjalankan motornya. Lagi dan lagi ia melihat sekelibat bayangan orang yang sepertinya terus memandangi mereka sejak tadi. Arseno heran siapa kah orang misterius itu? Jika ia orang baik syukur tapi jika orang jahat? Bukannya Arseno takut ia bisa saja melawan jika orang itu jahat hanya saya ia takut jika Anastasya sedang sendiri orang itu terus mengikuti Anastasya juga.

***

tinggalkan jejakmu dengan memberikan vote, terimakasih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANASTASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang