⭑ࣶࣸ ꞋꞌꞋꞌ 👩🏻‍🌾 13'kesalahan nya lagi.

7 3 0
                                    

hai llev apa kabar ni? semoga baik ya, jaga selalu kesehatan nya sekarang lagi musim orang sakit, begitupun dengan aku yang masih sakit huhu^^

Maaf banget kalau aku jarang up tapi aku bakalan tetep rajin up buat sekarang, aku harap kalian suka ya sama alurnya. 100 pembaca itu udah buat aku seneng malahan hampir nangis kaya ngga nyangka aja gitu, semoga bisa lebih rame lagi yaa, aaaminnnnn.

vote nya Kaka🙏

SELAMAT MEMBACA!

***

Di lorong rumah sakit terdengar suara tangisan yang sangat jelas, terlihat ada Nia yang terduduk lemas di depan pintu ruangan UGD itu. Ia tak kuasa melihat Chris menahan sakit di dadanya bahkan dokter mengatakan jika Chris telat saja dibawa kerumah sakit nyawa nya mungkin yang akan menjadi taruhan.

Chris memang sudah tua dan penyakit jantungnya ini sudah ia alami sejak ia berumur semakin tua. Jika saja mengalami emosi berlebihan penyakit jantungnya ini pasti saja kambuh seperti sekarang.

Seorang lelaki berlarian menghampiri Nia yang masih terduduk lemas dengan air mata yang terus mengalir. "Bunda," panggil lelaki itu. "Bunda ngapain duduk disini?" lelaki itu mengangkat bunda nya untuk pindah duduk ke bangku yang tersedia dirumah sakit itu.

"Ayah mu nak, ayah mu." tangis Nia semakin menjadi.

Gabriel Vino Bastian namanya, ia anak kedua dari Nia dan Chris sekaligus abang dari Levana Anastasya Gabriella. Keduanya memiliki nasih yang sangat berbeda jauh, jika Gabriel selalu dimanjakan selalu dituruti oleh orangtuanya namun sebaliknya untuk Anastasya gadis itu yang selalu menerima kekerasan tidak pernah dimanjakan atau bahkan hanya pergi bersama saja sesuai keinginan Anastasya Chris dan Nia selalu saja ada alasan agar mereka tidak pergi.

"Iya bunda." Gabriel membawa sang bunda kedalam pelukannya.

"Seharusnya tadi bunda larang ayah marahin ana, kalau tadi bunda larang pasti gabakal kaya gini kejadiannya." ucap Nia disela tangisnya.

"Ana dimarahin ayah bun? Terus sekarang ana nya kemana bun?" tanya cowok itu melihat lihat sekeliling tak melihat ada Anastasya sejak ia datang.

"Jangan kamu cari anak itu, dia sudah kurang ajar sama ayah mu dia sudah berani bentak-bentak ayah kamu dan disaat ayah kamu kambuh penyakitnya dia malah pergi tanpa ngikutin suruhan bunda yang menyuruh nya memanggil ambulans. Dokter juga bilang jika saya ayah mu telat dibawa kesini nyawa nya yang akan menjadi taruhan." jelas wanita paruh baya itu.

Gabriel yang mendengar penjelasan dari bunda nya pun seketika mengepalkan tangan, ntah mengapa ada rasa kesal setelah mendengar semuanya. Ia kesal kepada Anastasya yang sebenarnya ia tidak tau kejadiannya seperti apa.

"Bunda tenang ya bun kita tunggu ayah, dan berdoa terus untuk ayah." Gabriel mengelus-elus pelan punggung bunda nya. "Soal ana biar Gabriel yang urus."

Keduanya semakin mengeratkan pelukan, memberikan semangat satu sama lain. Nia yang terus saja menangis memikirkan keadaan suaminya dan Gabriel yang terus saja bertengkar dengan pikirannya yang sudah ingin memarahi Anastasya habis-habisan.

Beberapa menit kemudian seorang dokter pria keluar dari ruangan tempat dimana Chris ditangani.

Gabriel dan Nia lantas berdiri menanyakan keadaan orang yang sedang ditangani di dalam.

"Kepada keluarga bapak Chris?" tanya dokter itu memastikan.

"Iya dok saya istri nya." ucap Nia. "Bagaimana keadaan suami saya dok? Dia baik-baik aja kan dok?"

ANASTASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang