04

204 30 6
                                    


Awalnya Junghwan berniat untuk pulang sendiri. Tetapi ia mengurungkan niatnya saat Jeongwoo mengajak dirinya untuk menjenguk Hyunsuk di rumah sakit.

Jujur, dari semua temannya, memang hanya Jeongwoo yang rutin menjenguk Hyunsuk. Anak itu terlihat begitu perhatian pada Hyunsuk.

Ketika Jeongwoo mendengar soal Jaehyuk yang berupaya mencelakai Hyunsuk, Jeongwoo juga terlihat marah. Seperti ada unek-unek yang ingin dikeluarkannya saat itu juga.

Kini kedua insan itu berjalan menyusuri pinggir gerbang sekolah menuju halte bus. Mungkin akan memakan waktu sekitar sepuluh menit untuk menunggu bus jemputan.

Sembari menunggu, Junghwan mengulum bibirnya dan melihat ke sana kemari memerhatikan jalan karena gabut.

Matanya menangkap mahluk berbulu halus yang sedang berjalan melewatinya. Ia segera mengeluarkan sesuatu dari kantung saku jaketnya, dan menghampiri mahluk berbulu itu.

Ah, ternyata sebuah makanan kucing kalengan.

Pemuda tampan itu memberikan kucing di depannya makanan kalengan itu dengan penuh hikmat. Semua itu tak luput dari pandangan Jeongwoo yang sejak tadi memang berada di sampingnya. Jeongwoo jadi tertarik pada hal yang tengah dilakukan Junghwan.

"Kayaknya lo seneng banget ama kucing ya."

Junghwan menanggapinya dengan senyuman tipis. Tanpa mengalihkan perhatiannya dari sang kucing, ia menjawab pernyataan Jeongwoo.

"Yaa, mereka kan lucu. Siapa sih yang ga suka?" Junghwan mengelus kepala kucing itu.

"Kak Hyunsuk ga suka tuh."

"Kak Hyunsuk kan alergi bulu kucing. Maksud aku kalo ga alergi, siapa yang bisa menolak pesona seekor kucing?" Junghwan tersenyum hangat.

Sembari terkekeh kecil, Jeongwoo menggelengkan kepalanya pelan. Junghwan begitu imut ketika mode sayang kucingnya menyala.

Tipe-tipe orang yang rumahnya pasti dipenuhi Whiskas:)

"Junkyu tadi kayaknya marah banget."

Junghwan menoleh saat tiba-tiba Jeongwoo membuka pembicaraan lagi. Kali ini dengan topik yang berbeda, yaitu masalah tadi di sekolah.

Anak yang masih saja mengelus kucing tadi, akhirnya menarik tangannya dan membenarkan posisi duduknya.

"Wajar saja, itu semua demi kebaikan Jaehyuk dan Asahi juga. Kalo sampai mereka nunjukin kekuatan di depan manusia biasa, mereka bakalan mati."

Jeongwoo mengangguk pelan dan menghembuskan nafas beratnya. "Gue masih ga percaya kalo Jaehyuk kepikiran buat ngorbanin kak Hyunsuk. Dia ga keliatan kayak orang yang bakalan ngelakuin hal begitu. Selama ini dia selalu sayang sama yang lainnya."

"Yah namanya manusia, kita tidak ada yang tau. Semuanya ga luput dari kesalahan. Termasuk juga Jaehyuk dan kita sebagai salah satu dari jutaan manusia tak sempurna itu."

Sehabis kalimat runtut dari Junghwan, Jeongwoo kembali mengoceh. "Kenapa ya, ini semua terjadi sama kita?"

Yang tentu saja tak mampu dijawab oleh Junghwan lagi. Pemuda di sebelahnya itu hanya bisa diam membisu.

Hening menyelimuti mereka, sampai bus yang sedari tadi ditunggu tiba. Kedua anak remaja tersebut mengulum bibirnya sedikit bersamaan karena canggung dan berniat masuk ke bus.

Tetapi belum sempat Junghwan memijakkan kaki di bibir pintu bus, sosok seseorang yang ia kenal tertangkap penglihatannya.

Dari kejauhan, sosok itu berjalan menghentak kecil dengan wajah sedikit ditekuk, nampak kesal. Sembari memainkan ponselnya, terlihat anak itu kemudian menendang batu dengan sedikit frustasi. Membuat Junghwan heran melihatnya.




































Labyrinth | Two | Treasure | ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang