19

144 27 0
                                    

Hyunsuk, Jihoon, Yoshi, Junkyu, Asahi, Haruto, Jeongwoo, Junghwan, Soobin, Yeonjun, Beomgyu, Taehyun, dan Hueningkai menatap serius pada Doyoung yang kini menutup matanya. Memfokuskan semua energi sihir miliknya di telapak tangan dan mencoba menyembuhkan Jaehyuk.

Jaehyuk sendiri diam tak berkutik. Tak ada yang bisa menghentikan Doyoung sekarang. Anak itu bersikeras ingin menyembuhkan Jaehyuk saat itu juga. Tak peduli jika dirinya harus dikorbankan.

Karena jika menunggu pulang ke dunia normal, Jaehyuk tidak mungkin bertahan lagi.  Ia sudah kehabisan banyak darah.

Satu-satunya harapan memang hanya pada kekuatan Doyoung seorang. Dan saat Doyoung memilih menyembuhkan Jaehyuk, yang lain tak dapat membantah, karena itu hak Doyoung sebagai pemilik kekuatan.

Setelah hampir sekitar sepuluh menit,  Jaehyuk kembali membuka matanya, lubang di dada akibat tertusuk tombaknya sudah hilang. Doyoung berhasil! Doyoung menyelamatkan Jaehyuk.

Jaehyuk mengerjapkan matanya pelan. Ia sudah mulai bisa merasakan bagian-bagian tubuhnya dengan normal. Tidak ada lagi rasa sakit. Perlahan Jaehyuk bangkit dari posisinya yang terbaring.

"Lo gapapa Doy?" tanya Jaehyuk dengan wajah yang masih lumayan pucat.

Mereka semua memperhatikan Doyoung yang kini memegangi kepalanya. Sesekali matanya berkedip paksa untuk mengusir nyeri.

"Gelombang Doyoung mengecil!" panik Haruto saat menyalakan radarnya.

Hal itu menimbulkan kecemasan pada mereka semua. Tak tahu bagaimana harus membantu Doyoung di saat dan situasi ini.

"Doy, lo gapapa kan?! Lo bisa tahan kan?!" tak disangka, Junkyu langsung dengan sigap menanyai Doyoung dengan raut khawatir.

Doyoung sedikit terkejut mendapati perlakuan hangat saudara kembarnya itu. Tak pernah sekalipun ia lihat perhatian muncul dari seorang Junkyu untuknya.

"Jun.. Lo.. Harus tau sesuatu.." gumam Doyoung pelan, karena raupan nafasnya yang terbatas.

Beruntungnya suara Doyoung masih dapat terdengar oleh semuanya. "Apaan?" tanya Junkyu masih khawatir dengan Doyoung.

"Gue.. Ga pernah nyoba buat nyelakain lo.." singkat Doyoung namun dapat membuat Junkyu membeku seketika.

"Sejak dulu, lo udah punya kekuatan starter dan langsung menjadi prince.. Karena masih kecil dan pemula, lo sering lepas kendali.. Gue juga udah punya kekuatan sejak dulu, bedanya, kekuatan milik lo itu Devil yang sulit buat dikendalikan, sedangkan gue Nature yang cukup mudah untuk dikendalikan.. Karena itu, setiap kali lo lepas kendali, lo selalu lupa semuanya, gue mencoba menyelamatkan lo saat Devil dalam diri lo mau nyoba buat nguasain tubuh lo.."

Berhenti sebentar, Doyoung pun melanjutkan setelah menghela nafas singkat.

"Terakhir kali gue nyelamatin lo dari Devil itu, lo sadar di saat gue lagi mengancam sang Devil memakai pisau, sayangnya pula, kak Junhoe dan ibu datang di saat itu juga, benar-benar timing yang buruk.. Alhasil kalian nyalahin gue atas semuanya, kalian bilang gue nyoba nyelakain lo karena nodongin pisau ke elo.. Padahal gue cuma nyoba bantu lo Jun.."

Kata demi kata dari Doyoung mampu menusuk sampai ke ulu hati Junkyu. Dirinya tidak menyangka selama ini ia menuduh orang yang menyelamatkan dirinya, sebagai seorang yang ingin mencelakainya. Junkyu menunduk dalam, sesal tak dapat ia tahan. Air mata jatuh dari pelupuk mata, sebagai tanda bahwa ia merasa bersalah.

"Maaf.. Doyoung.. Gue ga tau.." lirih Junkyu terisak. Air matanya jatuh semakin banyak.

Doyoung menggeleng pelan. "Ga usah minta maaf.. Gue tau kalo lo ga tau apa yang sebenernya terjadi. Tapi gue cuman berharap, lo mau ngasih perhatian ke gue selayaknya saudara, apalagi kita saudara kembar.." tangan Doyoung yang gemetar menggenggam tangan Junkyu yang sangat dingin.

Labyrinth | Two | Treasure | ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang