12

120 28 1
                                    


Sudah setengah jalan, dan Doyoung kini merasakannya. Rasa sakit luar biasa saat starter kingdom yang sama dengannya terluka atau diserang. Sebagai seorang prince, ia pasti merasakan rasa sakit itu.

Nafasnya tercekat, lidahnya kelu. Untuk meraup nafas pun ia tak bisa. Seperti ada yang mengganjal di paru-parunya serta meremas jantungnya.

"A-Aghh!" rintih Doyoung kesakitan.

Sontak mereka yang kini tengah berlari, menghentikan langkahnya. Menatap Doyoung dengan raut khawatir.

"Doyoung, lo kenapa?" tanya Junghwan menepuk pundak Doyoung pelan yang malah membuat anak itu semakin merintih.

"A-Aku, Hahh, g-ga bisa nafass.." lirih Doyoung dengan suara bergetar dan terbata-bata.

"Pasti udah terjadi sesuatu sama Mashiho, secara dia kan kingdom Nature, dan Doyoung adalah prince di kingdom itu," Asahi menyimpulkan dengan masih menggenggam tangan Junkyu. Untungnya anak itu sudah tenang dan lebih memilih menangis dalam diam.

Melihat kondisi Junkyu yang tidak memungkinkan, Yoshi pun mengambil alih. Saat ini, mereka memang sangat rapuh. Yoshi harus bisa turun tangan di saat begini.

Dengan segera, Yoshi menaruh telapak tangannya di atas punggung Doyoung.

"Sorry Doy, ini mungkin akan sakit," peringat Yoshi sebelum melakukan aksinya.

Doyoung tak punya pilihan lain. Situasi mereka terdesak dan dia tak bisa pilih-pilih ataupun mengeluh. Sekarang ini dia sangat membutuhkan pertolongan untuk segera bernafas.

Yoshi menutup matanya dan fokus. Mengeluarkan sesuatu dari celah kulit tangannya. Menyalurkannya pada Doyoung dan otomatis membuat anak itu menjerit tertahan. Ringisan sakitnya sungguh menyakitkan untuk didengar.

"AGHHHH!!!" rintih Doyoung semakin keras setiap detiknya.

Sekilas Doyoung melirik ke arah Junkyu. Ingin sekali ia mendapat kata-kata penenang dari saudara kembarnya itu.

Tetapi yang justru ia lihat adalah Junkyu yang masih menangisi Yedam dan Mashiho. Sungguh Doyoung sakit melihatnya. Apakah Junkyu sama sekali tidak mengkhawatirkan dirinya? Apakah benar-benar tidak ada tempat baginya di pikiran Junkyu?

Ia sendiri tak ingat pernah berbuat apa sampai ia dibenci oleh Junkyu dan keluarganya.

Ah, tapi ia ingat satu kata dari ibunya dulu.

"Pergi kau anak sialan! Bisa-bisanya kamu giniin kembaranmu sendiri?! Anak gak tau diuntung!!"

Doyoung sendiri bingung. Apakah dia pernah berbuat sesuatu yang jahat pada Junkyu? Kenapa ibunya sampai berkata seperti itu?

Kini Doyoung mulai memelankan teriakannya saat rasa sakit mulai menghilang. Perlahan, ia mulai bisa menghirup udara lagi. Setelah selesai, Yoshi menurunkan tangannya daru punggung Doyoung.

"Lo udah gapapa Doy?" tanya Haruto memastikan. Haruto bisa saja membaca pikirannya. Tetapi, Haruto bukan orang yang seenaknya melanggar privasi orang lain, ia tak sejahat itu.

Doyoung menggeleng pelan. Lemas sekali rasanya. "Gue udah gapapa.."

Hening, semuanya hanyut dalam pikiran masing-masing. Begitupun Doyoung yang masih mengusap-usap dadanya agar cepat kembali bernafas normal.

"Gue punya rencana," tetapi tiba-tiba saja mahluk tampan bernama Yoshi membuyarkan lamunan mereka.

"Apaan?" judes Jeongwoo. Biasanya dia sangat petakilan, tetapi lihat sekarang, ketus sekali.

"Kita udah nyelamatin Jihoon. Sekarang tinggal keluar aja dari labirin sialan ini. Caranya kita harus cari jantung labirin dulu."

"Hahh?? Apaan jantung labirin?" polos Junghwan.

Labyrinth | Two | Treasure | ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang