Dua puluh satu

1.7K 259 100
                                    

🅹︎🅾︎🅾︎🅽︎🅶︎🅷︎🆆︎🅰︎☦︎🄰🄼🄽🄴🅂🄸🄰────────⋅⋅⋅⋅✦           │      │           │      │           │      │           │      │           │      │           │      │           │      ✧│✧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🅹︎🅾︎🅾︎🅽︎🅶︎🅷︎🆆︎🅰︎
☦︎
🄰🄼🄽🄴🅂🄸🄰
────────⋅⋅⋅⋅✦
           │      │
           │      │
           │      │
           │      │
           │      │
           │      │
           │      ✧

Dua hari berlalu. Hongjoong menjalani kuliahnya seperti biasa, seolah tak pernah terjadi apa-apa. Ia selalu menyibukkan dirinya dengan modul dan berbagai buku bacaan lain.

Namun, sebaik apa pun Hongjoong berusaha menyembunyikan, San dan Mingi tetap menyadari. Walau aktivitas Hongjoong kembali seperti semula dan tak ada yang terganggu, tetapi Hongjoong seringkali tiba-tiba diam, wajahnya terlihat sedih, kesal dan menyesal, bercampur menjadi satu.

Mereka tahu, Hongjoong tengah gelisah.

Hongjoong pun selalu menghindari pembicaraan sensitif seputar Seonghwa, ia akan tiba-tiba pergi, pura-pura tak dengar, atau pun sama sekali tak menanggapi.

|

Mingi menutup buku di tangan, menatap Hongjoong yang duduk di sampingnya. "Joong, apa kau tak ingin menjenguk Seonghwa?" tanya Mingi, untuk yang ke sekian kali.

Dan respons yang Hongjoong berikan sama seperti kemarin, pura-pura tak dengar, membolak-balik modul, berusaha menyibukkan diri.

"Joong ... "

Hongjoong akhirnya menutup modul, menarik napas panjang dan menatap Mingi. "Tidak," jawabnya, "untuk apa? Aku sudah tak punya hubungan apa pun lagi dengan Seonghwa. Sesuai dengan janjiku di awal, jika Seonghwa ingat, aku akan melepas semuanya. Dan aku tengah menepati janjiku, Mingi. Berhentilah menanyakan hal yang sudah tidak ada hubungannya denganku," lanjut Hongjoong dengan tegas.

Namun, Mingi tahu, jauh di dalam hati, Hongjoong tak menginginkannya. Terlihat jelas jika Hongjoong masih menaruh rasa pada Seonghwa. Melepas perasaan tak akan semudah itu. "Joong—"

Ucapan Mingi terinterupsi oleh ponsel Hongjoong yang berdering. Benda persegi panjang itu Hongjoong keluarkan dari saku baju, ada nama Dr. Tae yang terpampang di layar ponsel. Lama berdering, Hongjoong hanya menatapnya, tak ada niatan sedikit pun untuk menjawab panggilan itu, sampai ponsel berhenti berdering.

"Kau tak ingin mengangkatnya?" ujar Mingi.

"Tidak."

Ponsel kembali berdering, Mingi dengan cepat merebut ponsel dan menerima panggilan itu. Tak membiarkan Hongjoong protes dengan segera menempelkan ponsel pada telinga Hongjoong.

Membuat Hongjoong mau tak mau akhirnya membuka mulut. "Iya?" ujarnya.

📞"Hongjoong, syukurlah kamu akhirnya menerima panggilan dariku, kuliahmu pasti sangat sibuk."

Hongjoong hanya diam, ia memang sibuk, tapi alasannya tak mengangkat panggilan jelas bukan karena kesibukkannya. "Maaf Dokter, bisa langsung ke intinya?"

[✔]Amnesia . JoongHwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang