Dua puluh tujuh (Last)

3K 246 33
                                    

⚠️WARNING! Kemari authan juga update, jika menemukan tulisan ini lebih dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️WARNING! Kemari authan juga update, jika menemukan tulisan ini lebih dulu. Silakan baca chap sebelumnya terlebih dahulu(?)⚠️
⚠️WARNING 2 : PANJANG⚠️
Thank you
Happy reading^^

 Silakan baca chap sebelumnya terlebih dahulu(?)⚠️⚠️WARNING 2 : PANJANG⚠️Thank youHappy reading^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat, doa anda terkabul:3

🅹︎🅾︎🅾︎🅽︎🅶︎🅷︎🆆︎🅰︎
☦︎
🄰🄼🄽🄴🅂🄸🄰
────────⋅⋅⋅⋅✦
           │      │
           │      │
           │      │
           │      │
           │      │
           │      │
           │      ✧

S

emester baru akhirnya dimulai, dan disinilah Seonghwa, duduk di samping San, menanti kelas yang sebentar lagi akan dimulai. Satu tahun ia cuti kuliah, sehingga harus mengulang dan kini satu angkatan dengan San, bersyukur ia dan San memiliki jurusan yang sama.

Seonghwa merasa sangat gugup, kedua tangannya yang tersembunyi di balik meja terasa begitu dingin. Banyak pasang mata yang memperhatikan, Seonghwa tahu itu. Kehadirannya tentu menjadi topik terhangat di antara semua warga kampus.

"Kak Hwa, tenanglah. Kakak berkeringat."

"Eh?" Seonghwa terkesiap, menyentuh dahinya sendiri yang basah, dan menutupi wajah dengan kedua tangan karena malu.

San tekekeh pelan melihatnya. "Kak Hwa," panggilnya meminta atensi, dan memberikan sapu tangan miliknya. "Tak apa, ingat kata Kak Hongjoong? Perlahan saja. Aku akan selalu berada di samping Kakak, jangan khawatir."

Seonghwa mengangguk, menerima sapu tangan yang San beri dan mengusap keringat dingin yang membasahi wajah. "Terima kasih, San."

🌹

Beberapa hari sudah berlalu, tetapi Seonghwa masih menempel pada San, belum berani bepergian sendirian. Ironi ketika mengingat ia sudah merundung banyak orang, tetapi kini ia takut dibully.

Tekadnya ternyata belum kuat, ke mana keberanian yang ia tunjukkan pada Hongjoong beberapa waktu lalu? Kemantapan hati untuk menerima segala macam teguran dan menjadikannya sebagai acuan agar lebih baik justru tak terlihat. Seonghwa merasa ia menyedihkan.

[✔]Amnesia . JoongHwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang