Dua puluh tiga

1.8K 243 37
                                    

🅹︎🅾︎🅾︎🅽︎🅶︎🅷︎🆆︎🅰︎☦︎🄰🄼🄽🄴🅂🄸🄰────────⋅⋅⋅⋅✦           │      │           │      │           │      │           │      │           │      │           │      │           │      ✧│✧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🅹︎🅾︎🅾︎🅽︎🅶︎🅷︎🆆︎🅰︎
☦︎
🄰🄼🄽🄴🅂🄸🄰
────────⋅⋅⋅⋅✦
           │      │
           │      │
           │      │
           │      │
           │      │
           │      │
           │      ✧

⚠️Panjang dan banyak flashback, fokus juseyo~~

.
.

Hari kembali berganti, San berjalan cepat memasuki perpustakaan, mencari buku untuk tugasnya. Menelusuri setiap rak, mencari buku yang tepat. "Ah, ini dia." San mengambil buku yang dimaksud, ingin langsung membacanya, tetapi ketika ia sampai pada bagian yang memiliki meja, ia melihat Kakaknya.

Tengah melamun, menatap kosong jendela. San menggigit pelan bibir, ia melupakan rencana awal dan bergegas pergi dari perpustakaan. Sudah cukup, ia sudah muak, ia tak tahan lagi dengan sikap semua orang yang sama sekali tak peduli dengan perasaan Kakaknya.

San berjalan ke sana kemari, mencari teman Hongjoong, dari gedung ke gedung, sampai pada area taman, ia melihat mereka, kebetulan tengah berkumpul semua. Tak membuang waktu, San langsung menghampiri, duduk di dekat mereka.

"Oh, San." Bangchan yang pertama kali menyadari kehadiran San. "Ada apa?" tanyanya, raut wajah adik Hongjoong ini tampak gelisah.

San tak langsung menjawab, ia justru menengadah, menatap gumpalan awan yang bergerak tertiup angin. "Kalian semua ... bukankah sangat egois?" ujarnya setelah lama diam.

Ucapan San, membuat semua orang terdiam dan memberi atensi, menatap San tidak mengerti.

"Ketika Kakak memutuskan untuk menolong Seonghwa, kalian menuduh Kakakku egois, kalian marah karena merasa Kakak tak sedikit pun memikirkan perasaan kalian. Namun, seharusnya kalian tahu, Kak Hongjoong adalah orang yang tak pernah memikirkan dirinya sendiri.

Ia selalu memikirkan orang lain, mendahulukan orang lain, bahkan merelakan kebahagiaannya sendiri agar teman-temannya tetap tersenyum," ujar San, tatapannya lurus ke depan, saat ini ia tak sudi menatap teman-teman Hongjoong.

Tak ada yang menyahuti, karena ucapan San memang benar adanya, itu adalah fakta.

"Kakak bahkan rela melepas orang yang ia cintai agar kalian tetap bahagia. Mengatakan jika perasaannya sudah lama hilang, tetapi pernahkah kalian berpikir, memangnya semudah itu menghilangkan rasa di hati?

Kalian menyebut kakakku malaikat, tetapi bahkan malaikat pun tetap memiliki hati, apalagi Kakakku hanya lah manusia biasa, ia memiliki hati yang rapuh dan bisa terluka.

Kalian selalu menuntut agar Kak Hongjoong memikirkan perasaan kalian, tetapi pernahkah kalian sedikit saja memikirkan perasaan Kak Hongjoong?" sambung San.

[✔]Amnesia . JoongHwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang