Tiga belas

1.6K 240 10
                                    

Authan double up, kalau nemu tulisan ini lebih dulu. silahkan baca Chap sebelumnya dulu^^

🅹︎🅾︎🅾︎🅽︎🅶︎🅷︎🆆︎🅰︎☦︎🄰🄼🄽🄴🅂🄸🄰────────⋅⋅⋅⋅✦           │      │           │      │           │      │           │      │           │      │           │      │           │      ✧│✧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🅹︎🅾︎🅾︎🅽︎🅶︎🅷︎🆆︎🅰︎
☦︎
🄰🄼🄽🄴🅂🄸🄰
────────⋅⋅⋅⋅✦
│ │
│ │
│ │
│ │
│ │
│ │
│ ✧

Esoknya.

Seonghwa mengantar Hongjoong ke depan. Pukul setengah tujuh, Hongjoong harus segera berangkat ke kampus karena ada kuliah pagi. Seonghwa mengangkat satu kotak kecil berisi cookies buatannya. "Apa segini cukup?" tanyanya. Seonghwa sangat terkejut saat Hongjoong memintanya membukus beberapa cookies untuk dibawa ke kampus.

"Sudah cukup, terima kasih. Kurang pun aku akan meminta padamu untuk membuat lagi, karena cookies buatanmu sangat enak," puji Hongjoong. menerima kotak yang Seonghwa ulurkan dan memasukkannya ke dalam tas.

Songhwa sendiri menangkup sebelah pipinya yang merona samar. Hongjoong selalu memuji apa pun yang ia buat, tentu Seonghwa sangat senang.

"Aku pergi ya? Baik-baik di rumah," pamit Hongjoong.

"Iya. Hati-hati di jalan," balas Seonghwa, sedikit melambaikan tangan.

Hongjoong membalas lambaian tangan Seonghwa dan melanjutkan langkah menuju halte bus. Sesampainya di halte, Hongjoong dikejutkan dengan kehadiran San. Adiknya terlihat tengah menunggunya, duduk diam di halte, manatap jalanan. Hongjoong mempercepat langkah. "San," panggilnya setelah berdiri di depan San.

San mendongak, dan lekas berdiri.

"Ada apa?" tanya Hongjoong, mengusap pelan surai San.

"Ibu meneleponku, Kakak yang meminta, bukan?" ujar San langsung ke intinya.

"Iya. Maaf, Kakak pikir jika Ibu yang berbicara, San akan mengerti. Namun, sepertinya Kakak berlebihan, maaf ya, tetapi Kakak mohon, tolong jangan benci Kakak." Hongjoong tahu, ia mengerti, San tentu sulit menerima semua ini. San sangat menyayanginya, karena itulah keputusan ini pasti sangat berat untuk San.

San menggeleng pelan, ia memeluk Hongjoong dan menenggelamkan wajahnya di pundak sang Kakak. "San tidak akan pernah membenci Kakak. Maaf, San juga sudah bersikap kasar. Setelah berbicara dengan Ibu, San sudah lebih tenang, bukan berarti San sudah menerima keputusan Kakak, tetapi San juga tidak akan menghalanginya."

"Terima kasih untuk pengertiannya." Hongjoong mengeratkan pelukannya, rasanya sudah lama sekali ia tak berbicara seperti ini dengan San.

"Kakak tahu San juga egois, bukan? San belum bisa sepenuhnya menerima semua ini, untuk itu, selama dia tinggal di rumah Kakak, San tidak mau datang ke rumah. Setidaknya, mungkin, sampai hati San benar-benar bisa menerima semua ini." San sudah memikirkan semua ucapan Ibu seharian penuh, mungkin, ia memang sudah keterlaluan, tetapi hatinya masih bersikeras. Untuk saat ini, sebaiknya ia tak bertemu dengan Seonghwa.

[✔]Amnesia . JoongHwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang