Dua puluh empat

1.8K 246 24
                                    

"Yunho!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yunho!"

Pemuda yang dipanggil terlonjak kaget, alat penyemprot hampir terjatuh dari pegangan tangan. Yunho berbalik, menatap orang yang tadi meneriakkan namanya. "Hongjoong?" ujarnya, "kau tak apa?"

Lekas menghampiri, khawatir karena pemuda ini berdiri di ambang pintu dengan napas terengah. "Hongjoong, kau baik-baik saja?" tanyanya lagi, "mau aku ambilkan minum?"

"Tolong ... "

"Eh?"

"Tolong beri aku bunga matahari yang cantik."

Netra Yunho melebar, kalimat yang selalu ia tunggu akhirnya keluar dari mulut Hongjoong. Matanya berkaca, senang karena Hongjoong akhirnya mau menemui Seonghwa.

#Flashback
.
.
"Hongjoong?"

Hongjoong terkesiap. Terkejut setengah mati setelah mendengar suara Yunho, ia lekas berbalik, menatap kaku pemuda yang berjalan menghampirinya.

"Ingin berkunjung?" tanya Yunho.

Hongjoong dengan cepat menggeleng. "Tidak, aku hanya mampir untuk melihat-lihat, permisi." Berjalan terburu melewati Yunho, tetapi sebelah tangannya ditahan. Yunho memegangnya dengan erat.

"Jika ingin berkunjung, berkunjunglah, jangan siksa hatimu sendiri. Aku tak akan bilang pada siapa pun," ujar Yunho. Ia tahu, ia tak berhak untuk ikut campur, tetapi melihat Hongjoong selalu menahan perasaannya membuat ia ikut merasa sedih.

Hongjoong terdiam selama beberapa saat, dan mengangguk pada akhirnya. "Aku ... hanya ingin mengunjungi makam. Tolong pilihkan bunga yang cocok untuk dibawa."

Yunho menepuk pelan bahu Hongjoong dan mengangguk. "Membawa bunga favorit Seonghwa juga tak masalah, tetapi jika kamu merasa itu kurang cocok aku akan rekomendasikan bunga anyelir dan lily putih."

Yunho membawa Hongjoong menuju deretan bunga berwarna putih dan menunjuk mana yang anyelir dan mana yang lily putih.

Kedua bunga itu sangat cantik, Hongjoong terdiam, sedikit bingung, tetapi akhirnya ia menunjuk lily putih. "Tolong berikan aku dua."

Yunho mengangguk. "Baik, tunggu sebentar, aku akan membungkusnya. Ah, Hongjoong."

Hongjoong menghentikan langkah, berbalik, kembali menatap Yunho.

"Apa kau tak ingin sekalian mengunjungi Seonghwa di rumah sakit?"

Hongjoong memalingkan wajah, menyembunyikan kedua tangan yang terkepal erat di balik punggung. "Tidak," jawabnya, kembali berjalan menuju bagian depan toko. Menunggu selama beberapa saat dan menerima dua bunga Lily putih yang sudah Yunho bungkus rapi, lekas membayar, dan bergegas pergi.

"Hongjoong."

Hongjoong menghentikan gerakan tangan, memegang gagang pintu dalam diam.

"Datanglah lagi jika kamu berubah pikiran, akan aku siapkan bunga matahari yang cantik," ujar Yunho, "Seonghwa pasti akan sangat senang melihatmu datang."

[✔]Amnesia . JoongHwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang