Dua belas

1.5K 248 5
                                    

🅹︎🅾︎🅾︎🅽︎🅶︎🅷︎🆆︎🅰︎☦︎🄰🄼🄽🄴🅂🄸🄰────────⋅⋅⋅⋅✦           │      │           │      │           │      │           │      │           │      │           │      │           │      ✧│✧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🅹︎🅾︎🅾︎🅽︎🅶︎🅷︎🆆︎🅰︎
☦︎
🄰🄼🄽🄴🅂🄸🄰
────────⋅⋅⋅⋅✦
│ │
│ │
│ │
│ │
│ │
│ │
│ ✧

Hari berikutnya.

"Hongjoong, ayoo~~" rengek Seonghwa dengan tidak sabar. Menanti Hongjoong yang lambat sekali memakai sepatu.

"Tunggu sebentar, Seonghwa. Ini masih pagi, toko bunganya tidak akan lari," balas Hongjoong. Tak mempercepat gerakan, memastikan apa yang ia pakai terasa nyaman, dan mengikat sepatu dengan santai.

Seonghwa menggembungkan pipinya. Ya iya tokonya tidak akan lari. Tapi kan ... Seonghwa sudah tidak sabar. Ingin segera pergi dan segera kembali untuk menanam bibit bunga di halaman.

Melihat ekspresi menggemaskan Seonghwa, Hongjoong jelas terkekeh pelan. "Iya, iya." Lekas berdiri dan berjalan menghampiri Seonghwa. "Ayo."

Seonghwa tersenyum lebar, meraih tangan Hongjoong dan menggandengnya erat. Berjalan beriringan menuju halte bus. "Hongjoong, boleh beli bibit bunga matahari?" tanyanya, membuka topik, agar tak terasa sepi.

"Tentu saja boleh. Kamu boleh membeli bunga apa pun yang menurutmu bagus," jawab Hongjoong. Mengerti jika Seonghwa ingin mengobrol banyak dengannya, Hongjoong membuka topik random, bercerita banyak hal, tentang kuliahnya, bahkan orang tuanya yang tinggal di pinggiran kota.

Sampai tak terasa, mereka sudah tiba di halte bus.

🥀

Hongjoong sedikit menunduk, memperhatikan dua titik merah di ponsel. "Setelah belok kanan, seharusnya kita sampai," ujarnya. Kemarin, ia bertanya pada Yunho, mengenai toko yang menyediakan banyak sekali jenis bibit bunga. Dan Yunho merekomendasikan tempat ini. "Ah, itu dia."

Toko bunga yang sangat cantik, di depan toko ada banyak pot-pot kecil yang ditata dengan rapi sesuai jenis. Tak membuang waktu, Hongjoong dan Seonghwa lekas masuk.

"Selamat dat-ah," ujar Yunho refleks, ia memang merekomendasikan toko ini pada Hongjoong, hanya saja ia tak menyangka Hongjoong benar-benar datang di hari berikutnya.

Seonghwa ikut terkejut, dengan alasan berbeda tentunya. Ia tak menyangka akan bertemu lagi dengan penjaga toko bunga di sini.

Seonghwa lekas menghampirinya dan menggenggam erat kedua tangannya. "Kita bertemu lagi," ujarnya semangat, kelewat senang. "Aku ingin sekali bertemu untuk mengucapkan terima kasih." Senyum Seonghwa semakin merekah dengan cantik. "Terima kasih banyak, berkat saran darimu, bunga matahari yang kami beli tempo lalu belum layu. Aku mengganti airnya setiap hari dan memberi sinar matahari yang cukup!"

"Benarkah? Wah hebat, syukurlah saran dariku dapat membantu," balas Yunho dan tersenyum ramah.

"Sangat membantu!" ralat Seonghwa, dan terkekeh pelan. "Eh tapi, apa yang kamu lakukan di sini?" tanyanya bingung, genggaman tangannya sejak tadi belum terlepas, justru semakin erat.

[✔]Amnesia . JoongHwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang