Seonghwa menggeliat pelan, matanya perlahan terbuka, menatap langit-langit ruangan dalam diam. 'Eh? Tadi itu ... ' Netra Seonghwa melebar, bergerak cepat, berusaha bangun, tetapi seseorang menahan tubuhnya agar tetap berbaring.
"Seonghwa, jangan bergerak tiba-tiba seperti itu," tegur Hongjoong, "nanti kepalamu sakit."
"Hongjoong?" Seonghwa bernapas lega, menggenggam sebelah tangan Hongjoong dengan erat. "Maaf, aku ... takut jika hanya bermimpi."
Hongjoong tersenyum, mengusap pelan surai Seonghwa, dan membalas genggaman tangan. "Itu bukan mimpi, aku ada di sini, tidurlah lagi."
"Tidak, aku—"
"Seonghwa, aku tak akan pergi. Saat kamu bangun nanti, orang pertama yang akan kamu lihat adalah aku. Tidurlah, istirahat yang banyak," bujuk Hongjoong, menggeser kursi lebih dekat, meminta Seonghwa memejamkan mata, dan mengusap surainya lembut, memberi sensasi nyaman agar Seonghwa tidur dengan lelap.
🌹
Sore hari, Seonghwa kembali membuka mata, orang pertama yang ia lihat adalah Hongjoong, tersenyum hangat padanya. Hongjoong tak berbohong, Hongjoong benar-benar tak pergi, Hongjoong masih di sini. Pipi Seonghwa merona samar, jemarinya masih digenggam hangat oleh Hongjoong.
"Tidurmu nyenyak, Seonghwa?"
Seonghwa mengangguk.
"Apa kepalamu terasa sakit?" Hongjoong kembali bertanya, menyentuh pelan pucuk kepala Seonghwa dengan tangannya yang bebas.
"Tidak, aku baik-baik saja, aku senang Hongjoong masih di sini."
Hongjoong membantu Seonghwa bangun, duduk dengan menyandar pada kepala ranjang. Mengambil air hangat di meja dan membantu Seonghwa minum. Sebelah tangan Seonghwa kembali Hongjoong genggam.
"Hongjoong, terima kasih," ujar Seonghwa, ia benar-benar tidak menyangka, rasanya seperti mimpi, Hongjoong mencintainya, Hongjoong ada bersama dengannya.
Pipi Seonghwa merona dengan jelas ketika menyadari kini ia menjadi kekasih Hongjoong. Orang seperti dirinya, mendapat kesempatan kedua, bahkan dicintai oleh orang yang begitu sempurna. Tuhan begitu murah hati, kesempatan ini, akan selalu ia jaga.
Ketukan di pintu, sedikit menginterupsi, Hongjoong beranjak untuk membukakan pintu. Dapat ia lihat Daisy dan Lily membawakan nampan berisi makanan. Pintu ruangan ia buka lebar-benar agar mereka mudah masuk.
Addler yang mengekor ikut membantu, menyiapkan meja dan kursi agar Hongjoong dan Seonghwa dapat makan malam bersama dengan nyaman. Setelah semua persiapan selesai, mereka bertiga pamit pergi.
"Ah, rindu sekali, aku teringat saat pertama kali kita makan bersama seperti ini," ujar Hongjoong.
Seonghwa mengangguk pelan, ia pun ingat, makan malam bersama dengan Hongjoong. Saat itu ia sangat bahagia begitu pun dengan malam ini, makan satu meja dengan Hongjoong, ia sangat merindukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]Amnesia . JoongHwa
FanfictionKebahagiaan semu yang tercipta setelah kemalangan menimpa Seonghwa, memaksa Hongjoong untuk terus tersenyum bersama orang yang dulunya begitu membenci dirinya. Tetapi ... apakah senyum ini benar-benar terpaksa? "Hongjoong lihat! Bunga!" - sh "Hongjo...