Seven ; back to the hostel

352 22 0
                                    

Kini mereka sudah sampai di asrama lagi Jaemin tak membawa apapun yang membawa adalah Jeno, mereka menaiki lift dan menuju lantai atas. Disana mereka berjalan ke koridor menuju kamarnya.

Ceklek...

Jaemin membaringkan tubuhnya ke ranjangnya, ia betah di asrama daripada di rumah, karena disini ia terasa banyak moments bersama Jeno dan lainnya.

"Ganti baju dulu, habis dari luar pasti banyak kuman nya" Jeno menarik tangan Jaemin "iya bawel" Jaemin beranjak dari ranjang dan segera ganti baju.

Jaemin sekarang masih bingung tentang perasaan nya, ia ingin jujur pada Jeno namun otaknya berkata lain jadi ia menyembunyikan perasaan ini dulu.

"Aku ingin pergi jalan jalan ke taman belakang asrama, disana kayaknya enak"

"Gue ikut, nanti lo ilang lagi"

"JEN INI MASIH DI DALAM ASRAMA, GUE GA BAKAL ILANG! DAN GUE BUKAN ANAK KECIL LAGI"

Jeno yang mendapat semprot dari Jaemin itu pun langsung mengiyakan, tak ada salahnya untuk membiarkan Jaemin jalan jalan di sekitar asrama. Walau sebenarnya dia khawatir Jaemin kenapa napa, apalagi tangan kirinya cedera gara gara kejadian kemarin.

Jaemin langsung keluar kamar dan segera menuju tangga ia tak sengaja tertabrak seseorang "akhh... Maaf aku ga lihat jalan.." ucap pemuda itu yang menabrak Jaemin "ah tak apa, cuma kesenggol sedikit kok"

"Iya makasih, aku buru-buru"

Jaemin lanjut menuruni anak tangga "dia dari kelas x mipa 4 kan? Kalau ga salah lagi itu anak dari keluarga Zhong, oh iya siapa sih namanya kemaren baru di kasih tau Renjun padahal" batin Jaemin.

Disisi Jeno

Kini Jeno sedang keluar kamar juga dan kebetulan berpapasan dengan Mark yang ingin pergi juga "loh Jen? Lo udah balik, Jaemin masih di rs?"

"Dia udah baik kok, sekarang dia lagi ke taman belakang asrama. Gue sebenernya sedikit khawatir karena dia ngotot jadi gue iyain dari pada kena ceramah panjang "

"Lo suka dia Jen? Tampak nya gitu, ga usah sembunyikan perasaan lo. Lo itu mudah di tebak kalau sama gue " ucap Mark.

"Haha ketauan, iya gue suka sama dia. Tapi kayaknya dia ga tau. Gue harus tetap ngerahasiain , kalau ada waktu gue bakal confes"

"Hahahahha semangat bro, susah emang kalau suka sama orang apalagi modelan kayak Jaemin yang emosian gitu" balas Mark sambil menepuk pundak Jeno.

"Yaudah kalau gitu gue pergi dulu, mau ikut nongkrong sama kakel di cafe sebelah asrama?" tawar Mark, Jeno mengangguk dan segera ikut mark.

Saat sampai di depan asrama, Jaemin melihat Jeno berjalan bersama mark, ia langsung lari menghampiri Jeno "Jeno, lo mau kemana?" tanya Jaemin dengan wajah polosnya.

"Oh, gue mau nongkrong di cafe sebelah. Mau ikut? Disana ada Renjun sama Haechan katanya" Jaemin mengangguk dan menggandeng tangan Jeno. Mark yang menyadari itu

Ekhem..

"Mau musim dingin, pasti banyak yang terkena batuk sama flu" ucap Mark, walau yang ia maksud tak seperti itu tapi Jeno menyadari Mark.

Jaemin tak tau apa apa ia hanya diam sambil menggandeng tangan Jeno "Hoii, kalian kesini juga rupanya" Haechan yang melambaikan tangan melihat Jeno, Jaemin dan Mark yang menuju ke cafe

Jaemin tak kenal mereka semua ya yang ia kenali hanya Renjun dan Haechan, yang lain ia tak tau siapa. Jaemin sedikit malu dan sembunyi di belakang tubuh Jeno "malu malu lo dek, sans aja kali. Kenalin gue Yuta, ini Jaehyun sama Jungwoo. Sebelah nya lagi ada Johnny, Ten, Taeyong sama Lucas"

"Ah iya salam kenal" Jaemin ngebow dan ia ikut duduk di sebelah Jeno.

"Kayak nya nempel mulu sama Jeno, dari dulu udah deket apa kalian lagi pacaran?" tanya Johnny.

"Ah ga.. kita cuma temen, dan ya sejak kejadian kemarin dia jadi diem gini. Gue ga tau cara balikin biar cerewet lagi kayak biasanya" jawab Jeno dengan kikuk.

"Apasih Jen, orang gue ga cerewet. Yang bikin gue cerewet lo kali, nyebelin banget" sahut Jaemin tiba tiba dengan tatapan sinis dan ia menjauh dari Jeno dan duduk di sebelah Renjun.

"Cih, baru di ngomong singa nya di keluarin"

"ANJING LO JEN"

Mark yang melihat mereka ingin tertawa karena ia tau masalah sebenarnya, tapi ia berusaha menutupi tawanya.

"Udah udah ga usah bertengkar" Yuta melerai mereka. Jaemin sekarang benar benar malas untuk berdebat apalagi ia menyukai Jeno.

Jaemin merasa kesal saat di bilang teman oleh Jeno, tapi ia sadar dia emang cuma temen tapi entah mengapa Jaemin kesal aja.

Saat di tengah percakapan "gue mau balik" muka Jaemin tampak muram dan ia langsung pergi meninggalkan mereka semua. Semuanya terdiam sejenak dan Jeno malah merasa bersalah

"Dia kenapa? Jen lo ada masalah sama dia?" tanya Ten kepada Jeno memastikan agar masalah mereka selesai.

Mark menyadari itu langsung menatap Jeno, memberi kode agar ia mengejar Jaemin dan bertanya apa masalahnya. Jeno pun peka "guys sorry gue pergi dulu" Jeno pun menyusul Jaemin yang sudah berada di depan asrama pas.

"Biarin mereka selesai kan masalahnya, nanti kalau udah keadaan nya enak. Kita tanya" sahut Taeyong.

Keadaan Jaemin kini ia berhenti tepat di depan asrama disana Jeno langsung menarik tangan nya "Tunggu Jaem, lo kenapa? Kalau ada masalah cerita jangan pendem sendiri. Sorry gue malah ikut campur gini tapi gue ga suka lihat lo jadi diem begini"

"Jeno, gue gapapa... Gue mau istirahat kepala gue tiba tiba pusing"

"Gue anterin" Jaemin mengangguk pelan dan mereka berdua pun balik ke kamar dan Jaemin langsung berbaring di ranjang "gue pengen nangis.. tapi disini aja Jeno.." ini lah yang tak di sukai Jaemin jika sekamar dengan seseorang.

Namun pada akhirnya ia meneteskan air matanya di bawah selimut itu, ia sama sekali tak mengeluarkan suara namun "hiks.." Jeno yang duduk di sofa itu pun langsung menatap ke arah Jaemin yang sedang tertutup selimut itu.

"Jaem? Lo nangis?"

Jaemin terdiam ia tak peduli Jeno tau atau tidak ia ingin mengeluarkan isi perasaan dengan tangis nya. "Nggak"

"Ga usah bohong" Jeno membuka selimut Jaemin dan melihat bantal yang di kenakan Jaemin basah karena air matanya. Jeno yang melihat itu pun langsung mengusap air matanya "lo kalau ada masalah cerita, gue temen sekamar lo. Dan gue bisa dengerin curahan hati lo. Jangan gini dong, gue kalau mau perhatian sama lo itu bingung"

"Hah? Perhatian? Jeno mau perhatian sama gue? Serius?" Batin Jaemin tiba-tiba.

"Gue gapapa"

"Ga usah bohong gue bilang, udah gue duga lu dari kemarin aneh pasti ada masalah. Ungkapin semuanya, gue tau lo lagi butuh temen buat curhat"

"Gue mau ngomong, tapi gue takut lo malah ngeluarin kata kata yang ga enak hiks.."

"Gue ga bakalan gitu, janji"

"janji" mereka menautkan jari kelingking masing-masing.

To be continued...

HATE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang