Jaemin pergi ke suatu tempat yang dulu ia selalu datangi, sekarang ia jarang kesana. Yaitu ke rumah sepupu perempuan nya, Jaemin lebih care kepada sepupu perempuannya dari pada bersama Winwin.
Tok tok...
"Loh.. Jaemin?" Sepupunya yang melihat Jaemin dengan wajah yang menyedihkan itu.
Dia mempersilahkan Jaemin duduk terlebih dahulu di ruang tamu baru ia berbicara "kenapa? Bukannya lo di asrama ya? Emang boleh keluar keluar gitu?"
"Asrama nya bebas, lagian sma gue juga dah sepaket sama asrama. Karena sekolah unggulan jadi Bunda masukin gue kesana"
"Jadi kenapa lo kesini?"
"Gue sakit hati" Jaemin menceritakan semuanya dan membuat sepupu nya terkejut. Nama sepupunya Jaemin adalah Winter dia wanita yang selalu mendengar curahan hati Jaemin dari waktu Jaemin sd. Winter sudah lulus sma ia sekarang sedang kuliah. Ia tinggal sendiri di rumah karena orang tuanya tinggal di kampung halaman.
Jaemin lebih sering ngobrol bersama Winter, dia selalu memberikan nasehat dan motivasi untuk Jaemin. Ia juga serasa menjadi ibu kedua untuk Jaemin.
"Ya Tuhan, lo sama Jeno berantem gara gara cewe lonte itu? Duh ga bisa di biarin nih" Jaemin hanya terdiam ia menahan untuk tidak menangis dan menyembunyikan dari sepupunya "kebiasaan, ga usah di tahan. Mau lo sehebat apapun lo sembunyikan tangis lo, gue bisa ngerasain. Kalau mau sini ke pelukan gue" Winter memeluk Jaemin, Jaemin langsung melepas tangisan nya.
"Gue saranin, lo harus bicara sama Jeno dulu baru tau masalahnya. Jangan gini nanti Jeno merasa bersalah. ya gue tau waktu itu mungkin Jeno ga mengetahui tentang kondisi nya gimana"
"Ga mau! Gue lagi ga mood bicara sama Jeno" Winter tidak memaksa ia hanya menyarankan saja.
Handphone Jaemin sedari berbunyi terus, pasti itu chat dari Jeno atau ga Renjun dan lainnya. Ia tampak tak peduli.
"Uhuk uhuk.. Hoek" Jaemin tiba tiba batuk dan segera ke toilet untuk muntah. Ia terkejut melihat muntahan nya berwarna merah.
"Fuck.. darah, kepala gue jadi pusing lagi..."
"Kakk..." Panggil Jaemin, Winter yang mendengar itu langsung bergegas menuju toilet menghampiri Jaemin "Ya tuhan... Jaemin kita ke rumah sakit yuk buat periksa" Jaemin hanya mengangguk. Mereka berdua langsung pergi ke rumah sakit untuk mengecek keadaan Jaemin
***
"Kondisi Jaemin sementara ini sedang tidak baik baik saja, ia harus di rawat inap karena ia baru saja mengeluarkan darah dari mulutnya jadi ia harus di kasih obat lewat infus. Ia kecapekan karena banyak pikiran, Jaemin juga baru sembuh dari penyakitnya yang kemarin" Winter yang mendengar itu langsung mengiyakan karena ia tak ingin melihat Jaemin yang pucat.
"Kakak bakal ngabarin Bunda" Jaemin menarik tangan Winter "jangan.. jangan buat Bunda khawatir, gue ga mau bunda balik lagi kesini karena gue yang sakit sakit-sakitan"
Winter tak tahan jadi ia menuruti permintaan Jaemin, ia akan merawat Jaemin untuk sementara waktu.
.
.Saat ini Jaemin sedang berada di kamar inap sendirian, Karena Winter harus pulang dulu untuk mengambil sesuatu. Jaemin sedari tadi tidak membuka handphone nya
Namun tangan nya sudah gatal, ia harus membuka handphone dan melihat chat yang di kirim Jeno.
Saat ini tiba-tiba Jaemin ingin bermanja kepada Jeno, namun ia masih sedikit marah padanya.
Tak beberapa lama Jeno datang lalu memeluk tubuh Jaemin "Maafin aku... Aku janji ga bakal gitu lagi. Kamu kalau sakit bilang ya jangan keluar sendiri"
Jaemin masih memandang kosong ia tak berbicara apapun, dan pada akhirnya Winter balik dan melihat mereka berdua sedang berpelukan "loh? Jeno?"
Mereka berdua menoleh ke arah pintu yang "ah iya kak.. aku kesini setelah di kabarin Jaemin. Aku ingin minta maaf atas kesalahan ku tadi, dan ga nyangka ternyata Jaemin masuk rumah sakit"
"Ah iya, kalau kalian udah baikan syukurlah"
"Nono promise?" Ucap Jaemin sambil menunjukan jari kelingking nya "ya promise" Jeno menautkan jari kelingking ke jari kelingking nya Jaemin.
"Maaf ya.. tadi aku kesel banget, hati ku udah sakit. Aku lagi ga mood jadi ya gitu, aku langsung lari ke rumah kak Winter pas di rumahnya aku batuk batuk muntah darah. Kata dokter aku banyak pikiran..."
"maaf... Aku waktu itu ga ngerti perasaan sama kondisi kamu, lain kali aku bakal lebih hati-hati lagi waktu jaga kamu"
"Aku jagain kamu di rumah sakit?"
"Ga usah No, biar kak Winter aja. Kamu sekolah soalnya, kalau aku udah sembuh pasti balik ke asrama lagi. Kalau pulang sekolah mau jenguk kesini gapapa kok"
"Yaudah kalau gitu, malam ini aku pulang dulu ya. Good night beb"
"Iya good night" Jeno tak lupa berpamitan kepada Winter dan ia pergi dari kamar inap Jaemin.
.
.Jeno berlari ke arah kamar dan mengabari tentang kondisi Jaemin sekarang seperti apa. Renjun dan Haechan lega jika Jaemin baik baik saja.
Jeno langsung masuk ke kamar dan berbaring "Maaf ya Jaem.. aku malah nyakitin kamu, kamu sakit pasti gara gara aku. Aku merasa bersalah banget" batin Jeno yang berbaring sambil melamun.
***
Keesokan harinya Jeno sedang bersiap untuk pergi ke sekolah, hari ini ia sendirian biasanya ia bersama Jaemin berangkat nya. Jeno berjalan di koridor menuju kelasnya dan masuk ke kelas "Jeno, Jaemin kabarnya gimana?"
"Dia sekarang lagi di rumah sakit, ini gara gara gue. Dia jadi banyak pikiran terus masuk ke rumah sakit, gue ngerasa bersalah banget.."
"INI SEMUA SALAH LO ANJING. NGAPAIN SIH BELA SI JALANG ITU" Renjun langsung menarik kerah Jeno. Jeno terkejut, Haechan berusaha untuk melepaskan genggaman nya Renjun. Karena masih pagi jadi hanya ada beberapa orang yang ada di kelas. Mereka semua melihat ke arah Renjun dan Jeno.
"Gu-gue tau, gue salah... Sorry udah buat Jaemin jadi sakit gini"
"Udah njun udah, Jeno udah ngerasa bersalah. Nanti kita jenguk Jaemin aja sepulang sekolah biar tau kondisi nya" Mark yang menghentikan mereka berdua dan Renjun dengan muka kesal kembali ke bangkunya.
"Eh ribut tentang Jaemin ya?"
"Duh.. sampe segitunya"
"Ini masalahnya apa sih?"
"Jaemin ga masuk lagi"
Bisik satu kelas setelah melihat pertengkaran Jeno dan Renjun. Tak beberapa lama bell berbunyi dan Bu Zea sudah datang untuk masuk ke kelas mereka "ok anak anak hari ini yang ga masuk Na Jaemin ya. Katanya lagi di rawat di rumah sakit. Kita kasih doa terbaik biar dia cepat sembuh.
"Ih masuk rumah sakit"
"Jadi ini yang di ributkan?"
"Renjun sampe marah marah gitu ke Jeno, apa yang buat ulah Jeno?"
Ya itu yang di bisikan satu kelas setelah mendengar kabar Jaemin masuk rumah sakit. Sekarang mereka mengikuti pelajaran seperti biasa, namun Jeno tampak tidak fokus ia lebih memikirkan Jaemin.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
HATE LOVE
Teen FictionDua laki laki ini yang sering bertengkar terus waktu di SMP dan ternyata mereka malah satu sekolah lagi waktu SMA, sekelas pula paling parah nya adalah mereka satu kamar di asrama. namun entah mengapa mereka sama sama aneh dengan perasaannya... "eh...