"Saya sudah dapat infonya, Bu. Dia kerja di salah satu perusahaan kecil di bidang iklan. Usaha anak-anak muda yang bikin iklan untuk produk-produk jualan, Bu"Suara seorang wanita di sambungan telepon terdengar lembut dan santun.
"Kerja di bagian apa?"
"Konsep dan editing. Nanti saya kirim akun Instagramnya ya, Bu"
Jawab wanita itu lagi.
"Oh, iya. Tolong segera kirimkan ke saya. Tapi sebelumnya, saya mau minta saran, Ghin. Menurut kamu, gimana caranya saya bisa berhubungan sama dia?"
"Gimana kalau Ibu coba chat Instagramnya saja. Bilang kalau ingin membuat iklan untuk salah satu usaha, dan Ibu bisa pakai menu baru di Kafe Ibu sebagai alasan"
Kira tersenyum tipis, ide bagus. Sekertarisnya itu tidak pernah mengecewakan. Meski seorang perempuan, tapi jaringannya luas, ia cakap, cerdas, juga yang paling penting sekarang, Ghina- nama sekertaris tersebut, mampu membantunya menemukan indentitas seseorang yang Ia cari. Juga memberikan ide cemerlang tentunya.
"Oh, Iya betul! Betul sekali. Baik, terima kasih sudah membantu, Ghin"
"Sama-sama, Bu"
Kira yang lebih dulu mematikan sambungan, jari putihnya lihai mengeluarkan aplikasi whatsapp dan kemudian memasuki lagi aplikasi lain berwarna pink keunguan.
Menyalin hasil copyan nama sebuah akun Instagram yang baru saja dikirim Ghina di pencarian.
Dan, dapat.
'Jiwa Saka Bentala'
Nama itu tertulis di bagian bawah foto profil. Akunya tidak di privasi, foto-foto di feed pun lumayan banyak, meski hanya berisi pemandangan, atau penggalan-penggalan anggota tubuhnya. Seperti sepatu, tangan, dahi hingga rambut, dan potret yang hanya menampilkan sebagian wajahnya.
Apa sebutannya? Estetik?
Tapi, jangan lupa bio yang terisi di sana, bukan daftar riwayat hidup tentunya. Hanya sebuah kalimat yang berisi.
'Andai Tuhan Bisa Dipeluk'
"Andai Tuhan Bisa Dipeluk?"
Kira mengulang isi dari bio itu, sambil memiringkan kepalanya bingung. Bagaimana caranya memeluk Tuhan?
Itu mungkin hanya sebuah kalimat mengandung majas hiperbola, untuk sesuatu yang tidak bisa kita ungkapan lewat kata-kata karena terlalu menakjubkan. Tapi pasti ada makna lain dalam kalimat itu yang berhubungan dengan hidup Jiwa.
Cukup puas mengulik isi feed dan profil Instagram Jiwa. Jari Kira dengan pasti terarah pada kolom yang tertulis 'pesan'.
Dan,
Klik
Tanpa pikir panjang, satu pesan sudah terkirim.
*****
Raga hanya bisa duduk termangu, menyaksikan tiga orang di hadapannya. Jiwa yang sekarang duduk di sofa besar dan Damar yang jongkok di depannya, juga seorang wanita paruh baya yang telaten mengompres kaki Jiwa dengan handuk hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bruises
Teen FictionJIWA menjual habis kebahagiannya demi hidup lebih lama. RAGA berayun pada dahan pohon yang siap tumbang di atas tubuhnya.