5. Villa

78 18 0
                                    


Mobil yang dikemudikan oleh Eko sudah terparkir di garasi Villa milik orang tua Rizky. Kini mereka bersebelas sudah keluar dari dalam mobil dengan barang-barang di tangan mereka masing-masing. Perjalanan yang mereka tempuh dari hutan menuju ke Villa hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit dan sudah termasuk mampir ke klinik untuk memeriksa Lisya dan Dini. Sangat sebentar dan tidak sebanding dengan apa yang telah mereka alami sebelumnya.


Eko tak henti-hentinya mengomel dan mengeluh ketika dalam perjalanan. Ia juga sangat menyayangkan ban mobil yang tiba-tiba bocor, padahal mereka sebentar lagi sampai ke Villa. Eko juga menumpahkan kekesalannya pada Rizky karena telah memilih jalan yang berbeda dari sebelumnya di saat mereka menaruh barang-barang. Intinya, sepanjang perjalanan hanya diisi oleh pertengkaran antara Eko dan Rizky. Untungnya mereka berdua berhasil dilerai oleh Yunita dan sudah berbaikan.


Kedatangan mereka bersebelas disambut baik oleh Mang Kalis, seorang pria paruh baya yang diamanati oleh Ayah nya Rizky untuk menjaga Villa. Mang  Kalis langsung mempersilahkan mereka bersebelas untuk masuk kedalam Villa, tak lupa menunjukkan semua ruangan kepada mereka. Kecuali sebuah kamar yang berada di lantai tiga.


Kondisi Villa sangat bersih, rapi, dan siap untuk ditempati. Mereka bersebelas kagum dengan desain interior dan penataan barang-barang di Villa ini. Bahkan Lisya dan Dini kini sudah merasa baikan. Suasana di Villa yang terasa santai, nyaman, dan sejuk membuat mereka betah dan nyaman.


Bahan makanan dan minuman sudah tersedia lengkap di dalam kulkas, mie dan bubur instan juga tersedia di dalam lemari. Semuanya sudah lengkap, mereka tinggal memasak sendiri dan menikmatinya.


Sebelum pergi, Mang Kalis berpesan kepada mereka bersebelas agar menjaga sikap dan tidak sesumbar selama di Villa. Mereka bersebelas juga tidak diperbolehkan berbuat sesuatu yang aneh-aneh, seperi minum-minum atau berhubungan badan. Dan terakhir, Mang Kalis berpesan agar tidak ada seorangpun yang memasuki kamar yang berada di lantai tiga. Dan jika memerlukan bantuannya, Mang Kalis selalu berada di rumah kecil yang berada di belakang Villa, dan mereka bisa memanggilnya.


Kini mereka berkumpul di ruang tengah tanpa Lisya dan Dini yang sedang tidur di kamar. Eko, Yunita, Rizky, dan Bangkit duduk di sofa berukuran besar, diseberangnya duduk Magadir di sofa berukuran sedang, sedangkan Aura dan Puja duduk terpisah di sofa berukuran kecil.


"Cowok di lantai satu, Dini sama Lisya juga di lantai satu, sisanya di lantai dua, mau gak?" tanya Rizky, ia berencana sebisa mungkin untuk menjauhkan Magadir.


"Kalian berempat mau tidur sekamar?" tanya Yunita, karena seingatnya kamar di lantai 1 berukuran kecil dan hanya ada satu kasur berukuran besar.


"Engga, Yang. Dua di kamar, dua di sofa. Gampanglah kalo kita. Yang penting kalian yang cewek aman," jawab Eko.


Yunita tersenyum, ia kemudian menyandarkan wajahnya di pundak Eko, terharu dengan mereka berempat yang masih memikirkan keselamatan perempuan. Aura jura melirik Puja yang duduk di sofa sebelah, namun ia segera memalingkan wajahnya saat Puja menatapnya.


"Kenapa harus Dini sama Lisya yang di lantai satu? Kenapa gak kita bertiga aja?" tanya Yurika. Ia merasa tak terima dengan saran Rizky soal pembagian kamar.

Journey to The West East North SouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang