4. Don't go

100 21 7
                                    



"Udah beres semua?" tanya Rizky, yang hanya dijawab anggukkan oleh teman-temannya.


Pagi hari akhirnya tiba dan malam yang melelahkan sekaligus mencekam sudah berakhir. Rizky dan Bangkit akhirnya bisa bernafas lega, kini mereka dapat melakukan perjalanan kembali ke Villa.


Setelah pindah ke kamar para gadis, Rizky dan Bangkit terjaga dan tidak tidur sama sekali. Hal itu karena Lisya yang mendadak lemas dan pingsan tak lama setelah masuk kamar, juga Dini yang tiba-tiba muntah setelah menceritakan apa yang telah ia lihat di Lobby. Demi menjaga pacar, mereka berdua rela tidak tidur sampai pagi.


Sedangkan yang lainnya dipaksa tidur oleh Rizky, terutama Eko dan Puja. Karena di antara mereka berdualah yang akan menyetir ke Villa nantinya. Para gadis tidur di atas kasur, sedangkan laki-laki tidur di lantai yang dialasi selimut.


Kini mereka berdelapan sudah siap untuk pergi meninggalkan penginapan aneh ini. Semua barang-barang yang mereka bawa sudah rapi, tinggal keluar dari penginapan. Rizky membantu Lisya untuk berdiri dan Bangkit yang membantu Dini untuk berjalan. Hal itu karena Lisya dan Dini masih lemas dan belum memiliki tenaga yang cukup untuk sekedar berjalan.


"Ayo pergi, Kita jangan lama-lama disini," balas Bangkit. Ia kemudian merangkulkan tangan Dini di pundaknya, dan membantunya berjalan keluar kamar.


Mereka berdelapan keluar dari kamar, dan terlihat Magadir sudah berdiri di depan pintu, menunggu mereka keluar. Ekspresi wajah Magadir terlihat kaget melihat anak laki-laki yang keluar dari kamar Lisya dan kawan-kawan. Pantas saja ketika mereka bertiga mengetuk pintu kamar laki-laki tidak ada jawaban, ternyata mereka pindah kamar. Magadir juga merasa heran dengan Lisya dan Dini yang terlihat sangat pucat tengah dibantu berjalan oleh Rizky dan Bangkit. Tetapi itu bukanlah urusan mereka.


"Loh? Kalian tidur bareng?" tanya Yurika. Ia memerhatikan mereka berdelapan yang keluar dari kamar satu persatu, tak lupa menatap sinis ke arah Dini yang bahkan tidak balik menatapnya.


"Kepo lo! Cepet keluar dari sini!" sinis Puja.


Puja dan Aura berjalan terlebih dahulu karena mereka berdua akan membayar sewa kamar sekaligus mengembalikan kunci. Setelah itu, mereka berdua akan menunggu di depan penginapan.


Melihat Puja dan Aura yang berjalan terlebih dahulu, Wina langsung merebut kunci kamarnya dari Fhina dan menyusul Aura dan Puja. Fhina dan Yurika tersenyum melihatnya. Berbeda dengan reaksi Yunita dan Eko yang tampak jijik dan heran. Sedangkan Bangkit dan Rizky mengabaikannya dan lebih memilih memerhatikan Dini dan Lisya.


Mereka akhirnya turun dari lantai dua dan keluar dari penginapan. Para pegawai penginapan yang melihat mereka turun tersenyum ramah sambil mengucapkan selamat tinggal. Wajah mereka masih terlihat pucat dan terus memperhatikan mereka hingga keluar dari penginapan.


Di luar penginapa terlihat Puja, Aura, dan Wina yang sudah menunggu mereka. Raut wajah Aura terlihat bete dan kesal, ia langsung menghampiri Yunita dan menariknya untuk berjalan terlebih dahulu.


"Dia kenapa tuh?" bisik Fhina pada Wina.


Journey to The West East North SouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang