Setelah bangkai tikus dibersihkan oleh Mang Kalis, mereka bersebelas baru berani masuk ke dalam Villa.Magadir langsung naik ke lantai 2 dan masuk ke dalam kamar mereka, Lisya dan kawan-kawan juga masuk ke kamar masing-masing. Sedangkan cowok-cowok masih duduk-duduk di sofa yang ada di ruang TV.
Rizky memejamkan matanya sambil memijit batang hidungnya. Ia memikirkan bangkai tikus yang tiba-tiba muncul di Villa ini, padahal tidak ada kucing sama sekali. Aneh, karena hal ini belum pernah terjadi sebelumnya. Bagaimana bisa?
Eko, Bangkit, dan Puja yang melihatnya hanya memilih diam. Mereka bertiga seolah tau apa yang Rizky pikirkan dan memilih untuk tidak membicarakan hal itu agar Rizky lebih tenang.
"Siapa nih yang mau mandi duluan?" tanya Puja setelah melihat Aura keluar dari kamar mandi.
Di lantai 1, ada kamar mandi yang ada di samping kamar Aura sama Dini. Sebenernya di kamar mereka berdua udah ada kamar mandi di dalemnya, tapi biar cepet jadinya Aura mandi di kamar mandi satunya lagi karena kelamaan kalo nunggu Dini beres mandi.
"Gue duluan, ya. Kepala gue pusing banget, pengen mandi terus tidur," ucap Rizky. Ia kemudian pergi ke kamar, mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi.
"Kita dateng ke sini niat mau healing, malah begini jadinya," ucap Eko, setelah terdengar suara air dari dalam kamar mandi, yang artinya Rizki sudah mandi dan tidak akan mendengar obrolan mereka.
"Iya anjir. Mana ada insiden ban bocor gaib, nginep di penginapan aneh pula, ditambah gue melihat pemandangan gak mengenakan di bawah pohon rambutan," balas Puja sambil melirik Bangkit.
Eko dan Puja kemudian terkekeh pelan, menertawakan nasib mereka yang mengenaskan. Liburan kali ini tidak ada sisi menyenangkannya sama sekali. Ada sih, tapi cuma sedikit. Gak sebanding dengan hal aneh yang mereka alami.
Sementara itu, Bangkit hanya diam sambil menatap layar HPnya. Ia terlihat seperti mengamati sesuatu dengan seksama dan ekspresi bingung terlihat jelas di wajahnya.
"Lo kenapa, Kit?" tanya Eko, diikuti anggukan setuju oleh Puja.
"Sini deh, kayaknya gue gak sengaja foto sesuatu yang gak seharusnya," balas Bangkit.
Eko dan Puja kemudian mendekat pada Bangkit. Setelahnya Bangkit menunjukkan foto Magadir yang ia ambil saat joging tadi atas permintaan Dini.
"Lo ngapain anjir foto mereka? Kurang kerjaan banget," cibir Puja.
"Dih gue juga ogah kali. Kalo bukan karena cewek gue yang nyuruh, gue gak sudi foto mereka," balas Bangkit, tak terima.
Eko tidak peduli dengan perdebatan Puja dan Bangkit, ia terus melihat foto itu. Merasa melihat sesuatu yang aneh, Eko kemudian memegang HP bangkit dan memperbesar foto Magadir. Ia terkejut karena menemukan sesuatu di dalam foto itu, dan memperlihatkannya pada Puja.
"Lho? Itu siapa?" tanya Puja pada Bangkit setelah melihat foto yang ditunjukkan oleh Eko.
"Gue gak tau. Waktu gue foto mereka, mereka bertiga. Tapi pas gue cek, malah ada empat orang," jawab Bangkit.
Seketika bulu kuduk mereka bertiga berdiri, mereka merinding setelah melihat foto itu. Ketiganya kini saling pandang dengan mata melotot dan ekspresi wajah ketakutan. Mereka yakin yang ada di foto itu bukanlah manusia.
Dalam foto yang diambil oleh Bangkit. Terlihat Magadir yang berdiri sambil bergaya di pinggir jalan, di belakang mereka ada sebuah pohon berukuran cukup besar. Dan ada sosok perempuan yang tertangkap kamera sedang berdiri di samping Yurika. Perempuan itu memakai dress berwarna maroon dan flatshoes berwarna senada dengan dressnya. Perempuan itu menatap kamera tanpa ekspresi di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Journey to The West East North South
FanfictionKetika liburan dengan tujuan healing tidak sesuai harapan, akankah liburan tersebut menjadi hiiiy-ling?