Pagi ini, rencananya Dini dan Bangkit akan jalan-jalan berdua di sekitar area Villa milik orang tua Rizky, mereka berdua juga berencana keluar Villa untuk menyapa tetangga. Bangkit sengaja mengajak Dini jalan untuk sekedar berfoto dan menyapa tetangga yang ada di sekitar. Rutinitas dihari libur bersama Ayang lah.
Dini keluar dari kamar yang berada di lantai 1 setelah mandi dan bersiap-siap untuk pergi. Ia kemudian berjalan ke dapur untuk mengambil 2 kaleng minuman. Satu untuknya dan satu lagi untuk Bangkit.
Sebelumnya ia sempat melirik ke arah kamar anak laki-laki yang pintunya terbuka dan terlihat Bangkit yang sedang merapikan kameranya. Kemudian di ruang TV terlihat Eko dan Rizky yang tidur di sofa dengan tubuh yang diselimuti selimut. Padahal sebelumnya mereka berdelapan sudah sarapan bersama, namun sebagian ada yang kembali tidur.
Magadir gimana? Dini sama sekali gak peduli dan gak mau tau soal Magadir. Mau mereka udah bangun, udah sarapan, atau masih tidur di kamar, Dini sama sekali gak peduli. Sebelumya ia diminta pindah ke lantai 2 oleh Eko agar terpisah dari Lisya karena mereka berdua sama sama peka terhadap makhluk tak kasat mata. Tapi Dini menolak dengan alasan malas berinteraksi dengan Magadir, akhirnya Lisya mengalah dan pindah ke kamar yang ada di lantai 2 tukar dengan Aura.
Setelah mengambil dua kaleng minuman, Dini berniat menghampiri Bangkit yang ada di kamarnya. Namun, sebelum melangkah masuk ke dalam kamar, Dini melihat Yurika memeluk Bangkit dari belakang. Mereka berdua tidak menyadari kehadirannya, dan Bangkit juga terlihat membiarkan Yurika memeluknya tanpa melihat ke belakang sambil terus membersihkan kameranya.
Dengan emosi yang berapi-api, Dini kemudian melempar satu kaleng minuman yang ada di tangannya ke arah Yurika. Namun lemparannya meleset dan sukses mengenai lemari kecil yang ada di samping Yurika.
BUGH!
Kaleng minuman itu penyok dan isi yang ada di dalamnya keluar dan membasahi lantai kamar.
Berkat hal itu, Bangkit menoleh ke arahnya dengan wajah kaget karena bukan Dini lah yang sedang memeluknya. Ia juga langsung mendorong Yurika agar menjauh dan mengejar Dini yang kini berlari menjauh darinya.
Dini berlari keluar dari Villa, ia berusaha berlari sekencang mungkin agar tidak terkejar oleh Bangkit. Ia kemudian berlari ke arah samping Villa, dan berhenti tepat di bawah pohon rambutan yang berdiameter lebih besar dari tubuhnya.
Dini duduk di atas rumput, dibalik pohon rambutan. Ia menyesali perbuatannya. Lebih tepatnya menyesali lemparannya yang tidak mengenai kepala Yurika.
"Sialan! Harusnya tadi tepat sasaran!"
Ia sengaja berlari kabur karena malu pada Bangkit. Image cewek anggun dan elegan yang ia bangun baik-baik kini hancur dan terbongkar sudah kelakuan barbarnya.
Selama berpacaran dengan Bangkit, Dini selalu menjadi gadis baik, penurut, dan lemah lembut namun savage. Tetapi kini hancur sudah pencitraan yang selama ini ia bangun di depan Bangkit. Mungkin Bangkit bisa menerimanya, tetapi Dini merasa sangat malu karena belum jujur.
"Sekarang sifat asli gue yang barbar udah ketauan semua sama Bangkit! Gue pastiin Yurika bakal nerima akibatnya!" ujar Dini. Ia kemudian membuka minuman kaleng yang ia bawa lalu meminumnya.
Ia juga sengaja bersandar pada batang pohon rambutan. Menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya perlahan-lahan. Berharap semua emosi dan amarah yang ia rasakan hilang dan dirinya menjadi lebih baik.
"Ketemu!"
Dini yang baru saja memejamkan matanya terkejut karena tiba-tiba ada tangan mungil menyentuh bahunya. Ia kemudian menoleh ke samping, terlihat seorang anak laki-laki tersenyum padanya. Anak ini terlihat manis dengan kemeja warna navy dan celana jeans berwarna cream yang dipakainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Journey to The West East North South
FanfictionKetika liburan dengan tujuan healing tidak sesuai harapan, akankah liburan tersebut menjadi hiiiy-ling?