05

1K 83 2
                                    

⚠️18+⚠️

Dimohon agar yang membaca menyiapkan daya imajinasi yang tinggi, karna aku akan menjelaskan adegan seks yang mendetail (udah nyoba sebisa mungkin biar seluruh penjelasn adegannya masuk akal ;;__;;🙏)
---------

"Ahh..."

James menggenggam ujung kepala tempat tidur dengar erat. Dia berdiri dengan kedua lututnya yang gemetar, menghadap ke dinding di mana kepala tempat tidur ukuran besar itu ada. Pinggulnya terus bergerak menggeliat dengan gerakan gelisah. Diantara kakinya terbaring Net Siraphop.

"Net... seharusnya aku.. itu... hngg!"

Net, yang sedang menjulurkan lidah sesekali ke....

.
.
.
.
.
.
.


.
.
.

halo...

maffff banget kalo chapter yang ada 18+ aku hapus di sini. kalo mau baca harganya 5k dapat 2 chapter yang diilangin di sini (Chapter 5 dan 12)


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

...

Dua belas jam yang lalu...

Layar ponselnya menampakkan ruang obrolan yang hanya dipenuhi oleh gelembung berwarna hijau yang belum dibaca selama berhari-hari. Net menatap layar itu dengan perasaan yang hampir-hampir marah. Sudah hampir satu minggu ini komunikasi dia dengan Tutor macet terus. Tutor mengaku sibuk, sedang Net sendiri selalu mencuri dan meluangkan waktu untuk sekedar mengirimi dia pesan. Tapi tidak pernah dibalas oleh lelaki itu.

Net meremas benda pipih berwarna hitam di genggamannya. Kemudian hampir memasukkan kembali ke dalam saku celananya sebelum sebelum satu pop-up notifikasi facebook muncul di atas.

Sarah mengirimkan sebuah foto.

Notifikasi Facebook memang suka begitu, suka mengirimkan pemberitahuan dengan acak. Mungkin karena teman Facebook Net cuma ada 200an orang saja. Sisanya hanya pengikut-pengikut yang hampir 20ribu orang.

"Net?"

Net menoleh dan melihat Profesor Jo datang menepuk pundaknya, "Pak Prof," Net menekannya notifikasi di ponselnya sambil lalu. "Ada apa pak?"

"Minggu depan ada kunjungan ke sekolah-sekolah, kamu pergi sebagai utusan dari fakultas ekonomi, ya?"

Net tidak langsung menjawab, kemudian dia melihat sosok itu berjalan ke arah depan kelas. Sarah dan James.

"Kenapa bukan mahasiswa cerdas bernama James Supamongkon saja, pak?"

"Ya," Pak Profesor itu mengangkat bahu. "lebih baik kalau kalian berdua datang."

Net mengangguk-anguk, "baik."

Profesor berkepala plontos itu tersenyum puas kemudian berlalu ke luar kelas-kelas menuju gedung Fakultas. Net menoleh pada James dan Sarah yang masih berbicara di pelataran parkir. Sarah mulai memasang helmnya.

Net kembali melihat ponselnya, facebook Sarah semalam mengunggah foto mereka yang sedang menginap di rumah Yim, "aku ingin memiliki rumah yang hanya ditinggali kami bertiga saja. Foto dari beberapa minggu yang lalu, rumah Yim." Tulisnya dalam caption foto. Net memindah tab ke galeri, dia menggeser-geser jemarinya di situ, dia mengulas senyum andalannya. Ada foto-foto Max dan James dari beberapa tahun lewat, dari semua foto itu, dari yang biasa-biasa saja, sampai foto intim James bersama suami orang itu, Net menyimpannya di ponsel. Sampai tangannya bergulir ke satu video berdurasi 15 detik yang pada thumbnail-nya menampakkan gambar tanpa busana seorang anak laki-laki, sedang digagahi oleh orang yang memegang kamera. Net menarik salah satu sudut bibirnya lagi ketika dia menekan tombol putar, ekspresi yang dibuat oleh anak laki-laki berumur sekitar 17 atau 18 tahun itu, membuat siapa pun akan tergoda untuk menyicip kenikmatannya. Sebelum memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku celana, Net menatap ke depan, ke arah lelaki yang kini sendiri memijit kepalanya dengan jemari. Kemudian dengan kepala yang masih terbayang ekspresi dari video yang baru saja dia tonton, Net mendekati anak laki-laki dari video itu.

"Hei,"

James Supamongkon menatapnya dengan ekspresi terkejut, enggan, dan ngeri, tapi malam ini Net akan membuat James mengulang ekspresi yang dia buat dalam sextape-nya sendiri.

-tbc.

temporary heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang