you make me understand that love isn't difficult at all,
since i meet this person, love is not difficult at all.
- sarah salola (รักไม่ยาก)
.
.
.Net tersenyum melihat balasan stiker dari James. Dia meletakkan ponsel di meja, pergi ke depan cermin sekali lagi untuk memeriksa penampilannya. Net mengancingkan kancing tangan kemejanya, melirik keluar pintu kaca menuju balkon, gerimis lagi.
Sisa liburan masih ada tiga hari dan rencananya dia akan datang pergi menemui koleganya di luar daerah. Kadang-kadang Net suka lupa kalau dia masih punya bisnis restoran di luar kota dan sudah beberapa kali ini dia tidak pernah pergi ke pertemuan bersama teman-temannya sesama pendiri restoran.
Bulan ini banyak laporan datang kepadanya bahwa pengunjung memprotes soal makanan, juga beberapa masalah internal dengan pegawai mereka. Net dan teman-temannya berencana untuk menyelidiki masalah di dalam juga mengganti beberapa pegawai yang tidak kompeten. Dan hari ini Net memakai kemeja yang terlipat rapi habis disetrika. Biasanya dia selalu memakai kemeja santai dan jaket jeans karena dia menganggap pertemuan dengan teman-temannya itu tidak terlalu resmi. Ditambah mereka teman sebaya semua. Tapi James setiap ke sini, pasti dia akan memeriksa lemari dan menemukan kemeja kusut dan mulai menyetrika sambil mengomel. Alasan Net pindah ke apartemen pribadi agar dia bisa bebas dari omelan ibunya. Tapi James hampir-hampir mirip dengan ibunya. Suka mengomel, tapi dia lebih suka diomeli James.
Net bersiul dan memakai jaket Jeansnya, mengambil roti dari pemanggang dan langsung melahapnya tanpa repot mengolesi selai. Tapi dia ingat James pernah membeli selai kacang kesukaannya. Net menuju pantri, dan memang benar-benar menemukan satu toples selai kacang yang selalu lupa dia beli. Net tersenyum. James mengurusinya lebih baik daripada dia mengurusi dirinya sendiri. Bahkan saat bersama dengan Tutor. Sebab kedua orang itu terlalu mirip, kadang Net terpikir bagaimana dia bisa bersama Tutor. Mereka sama-sama lelaki yang dominan dalam segala hal, hal-hal menjadi lebih mudah ketika Net memiliki James, James lebih lembut dan bisa mengurusi hal-hal yang tidak bisa dia urus. Seperti ibunya. Tutor akan meninggalkan piring bekas menumpuk di dalam tempat cuci piring, Net melakukan hal yang sama dan setiap beberapa hari mereka akan berdebat siapa yang akan membersihkan piring-piring itu.
Net menjilat bibirnya. Dia teringat Tutor. Namun kali ini ada sesuatu yang berbeda. Dia tidak lagi merasa sedih dan galau karena tersiksa merindukan sosok itu.
Apakah Net sudah mulai terbiasa tanpa Tutor?
Net menekan dadanya. "Tutor, Tutor..." Dia melafalkan nama yang selalu dapat membuatnya berdegup di dadanya. Tapi tidak ada degup jantung kali ini. Sudah berapa lama Net seperti ini? Dia tidak tahu, dia sudah lupa kapan dia mulai terbiasa tanpa Tutor.
Ponselnya berbunyi. "Kalau kamu masih ada urusan boleh menyusul nanti saja," Isi pesan dari temannya.
Dengan roti selai kacang masih mengapit di bibirnya, Net meraih tas dan kunci mobil. Di depan pintu dia berhenti, mengeluarkan ponsel dan mulai mengetik pesan.
"Aku akan keluar kota... besok baru kembali. Jangan lupa datang nanti, kalau tidak, aku jemput kau."
Belum sempat dia menekan tombol kirim, telinganya mendengar suara bip bip dari luar, seseorang sedang berusaha membuka pintu apartemen ini. Net tersenyum.
"Baru saja aku mau mengirimimu pesan..." gumam Net dengan senyum di wajahnya mengira James datang menemui dia lebih cepat.
Bip! Pintu terbuka.
"...sudah merindukan aku, huh?"
"Net?"
Senyum Net lenyap begitu saja ketika dia melihat orang yang kini berdiri di depan pintu apartemennya. Bukan James seperti sangkaannya. Tapi...

KAMU SEDANG MEMBACA
temporary heart
Fanfiction[NetJames Fanfiction - 𝗕𝗼𝗼𝗸 𝟭] awalnya net hanya penasaran, kemudian setelah bersamanya dalam semalam, dia menemukan satu keistimewaan james yang dia kagumi, yakni kelihaiannya dalam urusan ranjang. berawal dari nafsu dan pandangan remehnya ter...