12

833 121 6
                                    

⚠️18+⚠️
__________

Aku memaafkannya sebab hatiku bilang begitu. Diriku di masa lalu pasti sedang menertawakanku. Biarkan dia tertawa, sementara aku jatuh cinta.

.
.
.

James menguap lebar ketika melihat jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Tidak bisanya, dia sudah mengantuk di jam begini. James masuk ke dalam kamar hendak menutup pintu ketika dia mendengar seruan Sarah dan P'Jaidee yang datang dengan membawa-bawa buntalan selimut dan bantal.


James bersandar di pinggir pintu, menyilangkan tangan di perutnya. "Apa sepanjang dua minggu aku akan terus melihatmu, Sarah? Bosan."

"Tidak sopan!" Sahut Sarah.

"Kalau kamu datang untuk meminta ijin tidur di kamarku aku bilang; tidak. Meskipun kamu membawa P'Jaidee untuk membujukku tetap jawabanku; tidak!"

Sarah hampir menoyor kepala sahabatnya itu tapi P'Jaidee buru-buru menghentikannya. "Tidak, James, malam ini dia masih tidur di kamar Phi. Tapi ada orang lain yang akan tidur di kamarmu, boleh kan?"

James mengangguk tanpa ragu, "boleh saja. Anak yang mana?" tanya James mengira itu salah satu anak panti.

"Di sini..." Sarah buru-buru menyahut sebelum Jaidee membuka suara, "oh, dia sedang ke toilet nanti menyusul, tapi ini," Sarah mengambil selimut yang dipeluk P'Jaidee dan menyerahkannya pada James. "Selamat tinggal dan selamat tidur, James." Ucap Sarah sambil tersenyum jail, kemudian dia sudah mendorong pundak P'Jaidee dan berbalik pergi dari sana. James mengerut dahinya curiga saat Jaidee wajahnya terlihat bingung tadi. Tapi kedua gadis itu sudah berlalu.

James menghembuskan nafasnya sambil menggeleng. Dia masuk ke dalam kamar, meletakkan bantal tadi di samping bantalnya kemudian dia membiarkan pintu tidak terkunci, sedang dia sendiri sudah tidur di kasur bagiannya.

James samar-samar mendengar pintunya dibuka, kemudian seseorang duduk di ranjang dan mulai membaringkan tubuhnya perlahan. Ranjang ini bergetar dan berderik sangat keras untuk ukuran anak SD. James membuka matanya lebar-lebar ketika dia merasakan tubuh yang tidak kecil menekan punggungnya. James menoleh untuk mencari tahu.

"Net!" James berbisik keras ketika melihat lelaki itu sudah berbaring menghadapnya dengan kepala menumpu ditangannya.

"Kenapa bangun, ayo berbaring, James." Net menarik lengan James agar tidak terduduk lagi.

"Apa yang kamu lakukan di sini?"

Net mengedikkan bahu. "Aku pikir kamu sudah mengijinkan aku untuk menginap," dia menepuk bantal yang terletak rapi di samping bantal James sambil tersenyum kalem.

James tidak tega juga mengusirnya, ini sudah larut, kecuali itu pasti akan terjadi ribut-ribut dan mengganggu tidur anak-anak nanti. "Tidurlah!" Kata James sambil kembali berbaring memunggungi Net.

Net menyentuh lengan James yang membelakanginya, James menepis tangan itu.

Net menghela nafasnya.

"Aku minta maaf, aku minta maaf, James."

"Aku kan sudah bilang, aku sudah memaafkanmu."

"Tapi kamu masih tidak mau aku dekat-dekat dengan kamu."

James bergerak memperbaiki posisinya ke sudut ranjang, masih membelakangi Net. "Bukannya kamu yang menginginkan hal itu?"

"Aku tidak bilang begitu? James, lihat aku." Net mencoba untuk menarik lengannya lagi.

"Ck!" James semakin beringsut ke ujung tempat tidur.

"Aku tahu aku sangat brengsek, aku tidak seharusnya bilang begitu padamu. Sungguh James, aku tidak berniat balas dendam. Dan video-video itu. Aku tidak berniat menyimpannya."

temporary heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang