15

917 92 6
                                    

baca catatan di bawah nanti ya~
___________
.
.
.

James tidak pernah berpikir akan menginjakkan kakinya di istana keluarga Net. Rumah berhektar-hektar itu sunyi sekali meski Net bilang mereka akan mengadakan pesta ulang tahun keponakan Net, anak dari kakaknya yang politikus itu.

James dibawa ke bagian sayap kiri rumah. Melewati taman yang dialasi rumput yang sudah dipangkas pendek. Di depan ada garasi terbuka dengan berbagai macam model mobil mewah yang berjejer. Ada satu bangunan lagi di belakang garasi, dan James baru tahu itu ruangan pribadi Net. Kamar tidur dan kantor pribadinya ada di dalam.

"Aku minta maaf, harus meninggalkan kamu di sini sampai makan malam selesai."

James tersenyum. Memang dia menolak ikut diajak makan malam bersama. Dia akan menemui mama Net sendirian nanti bersama Net. James merasa kurang sopan kalau harus ikut duduk di antara mereka. Meskipun dia sudah di undang oleh Net dan juga ibu Net.

"Tidak apa-apa, aku akan berkeliling dan melihat-lihat keluar kalau bosan. Aku tidak akan tersesat dengan mudah."

Net tersenyum kembali, dielusi rambut James, dikecupnya dahi halus dan putih kemudian pergi keluar. Di luar dia memanggil seorang asisten rumah tangga, meminta agar mereka melayani James dan memberinya makan.

Sudah satu setengah jam sepeninggal Net ke makan malam keluarga. James sudah kenyang, sudah makan berbagai hidangan penutup dan kue-kue. Semua majalah sudah dia bolak-balik, beberapa sudah dia baca dan dia bosan naik turun tangga ke ruang tidur Net dan ke ruang kantor Net di bawah. James memutuskan untuk keluar dan menuju taman. Dia melewati kolam kecil dan sebuah meja panjang di samping kolam. Mungkin tempat memasak BBQ bersama keluarga. James melihat ke atas langit. Karena hujan, tidak ada bintang, semuanya ditutupi awan. Dia menoleh ke arah bangunan induk rumah, bangunan paling besar. Dari tempat James berdiri di lantai atas, dari dinding kaca terlihat beberapa orang, ada yang duduk, ada yang berdiri dan tertawa mengelilingi meja makan. Ada pula suara-suara denting garpu beradu dengan piring, juga gelas-gelas yang saling bertubrukan, suara tawa dan cengkerama terdengar samar sampai ke luar.

James tersenyum, kemudian mulai menekuri jalan aspal kerikil yang sempit meliuk di dalam taman yang berumput pendek. Sepi sekali. Dan juga digin. "Apa makan malamnya sudah selesai?" Gumamnya sendiri. Yang menjawab cuma suara serangga malam.

Suara tawa usil anak terdengar oleh James. James awalnya merinding. Tapi dia melihat sosok tubuh yang tentu saja, manusia, berdiri dan tertawa dengan seorang anak kecil di gendongannya. Anak itu tertawa ketika orang dewasa mengangkat tubuhnya ke atas.

"Sudah, Natalie, tangan ayah sakit."

James mengerutkan alisnya ketika mendengar suara yang sangat familier. Dia ragu-ragu dulu sebelum memutuskan untuk mendekat. Anak itu menyadari kedatangan James, dia tersenyum pada James, James membalas senyum polos itu. Dan ketika lelaki dewasa yang menggendong anak manis itu berbalik, dia agak menyesal sudah berada di sini. Di tempat dia berdiri sekarang.

"James."

"P'Max."

"Max!"

James dan Max menoleh. Itu istri Max, Nat, berdiri di belakang mereka dan Net ada di sampingnya.

.
.
.

James menggigit bibir bagian dalamnya, Nat memangku anaknya yang berusia dua tahun, Natalie. Max menatap James dan Net yang sejak tadi tidak melepaskan genggaman tangannya pada tangan James. Mereka duduk berhadap-hadapan.

"Aku sudah bicara pada Max. dan dia tahu kamu datang hari ini." Kata Net.

James diam saja. Net pasti ingin sekali mengakhiri segalanya tentang masa lalu James.

temporary heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang