Pagi di Negeri Orang

468 53 35
                                    

"Allahu Akbar Allahu Akbar!"

Kedua mata Lee Know langsung terbuka lebar begitu mendengar suara Azan. Laki-laki itu bangun dari posisi tidurnya dan duduk diam di atas kasur. Untuk beberapa saat ia mengedipkan kedua matanya berkali-kali, sedang mencerna apa yang baru saja terjadi.

Ia pernah mendengar suara ini waktu di Jakarta. Ia juga mendengarnya kemarin selepas makan malam. Lee Know tahu jika ini adalah suara panggilan untuk pemeluk agama Islam agar segera melakukan ibadah. Tapi ia tidak tahu pada pukul berapa saja suara ini akan kembali terdengar.

Setidaknya ia bisa bersiap-siap,
agar tidak terkejut seperti sekarang.

Laki-laki itu menoleh ke sisi kanan. Ia melihat I.N masih tidur dengan lelap tanpa alas kepala. Bantalnya saat ini sedang dipeluk, tidur dengan posisi miring menghadap ke arah Lee Know.

Pemandangan ini membuat Lee Know sedikit melupakan rasa kagetnya. Dengan hati-hati, diraihnya ujung selimut I.N yang menggulung hingga ke lutut, lalu menariknya ke atas hingga menutupi bahu adik kecilnya.

Berapapun umur I.N, ia tetaplah seorang adik kecil bagi Lee Know.

"Lino-ya, kamu sudah bangun?"

Lee Know menoleh cepat ke arah sumber suara dengan kedua mata membulat sempurna. Tampak sosok Bangchan yang baru keluar dari kamar mandi dengan wajah basah sehabis mencuci muka. Tidak lupa dengan busana andalannya, celana pendek dan kaos hitam tanpa lengan.

"Iya, Hyung. Karena suara tadi. Chan hyung... mau tidur?" tanya Lee Know penasaran.

"Aku baru saja bangun," terang Bangchan sambil tertawa pelan. Ia sudah menduga apa yang ada di pikiran Lee Know, juga anggota yang lain jika melihatnya masih terjaga pada waktu menjelang pagi seperti saat ini.

"Kemarin aku tidur lebih awal. Jadi aku merasa lebih segar sekarang." Ucapnya menambahkan.

Lee Know mengangguk paham. Ia bersyukur karena Bangchan tidur dengan cukup hari ini. Kadang ia merasa khawatir melihat Bangchan yang bekerja lebih keras dari anggota grupnya yang lain, karena tanggung jawabnya yang besar sebagai seorang pemimpin grup.

Tapi lagi-lagi ia mengerti.

Bangchan bisa menjaga dirinya dengan baik. Bangchan tahu batasannya sendiri, jadi tidak ada yang perlu dicemaskan.

Fokus keduanya kini teralih kepada Changbin yang tengah menggeliat pelan hendak mengganti posisi tidurnya dari miring ke kiri menjadi tengkurap. Itu artinya, Changbin akan menempati tempat tidur Bangchan.

Yang menjadi masalah adalah, ada ponsel hitam yang tergeletak begitu saja di kasur yang akan dijatuhi oleh Changbin.

Lee Know sudah berseru keras dari atas kasurnya, sementara Bangchan refleks berlari untuk menyelamatkan ponselnya yang tadi diletakkan asal di atas kasur.

"Changbin-ah, ponselku..." lirih Bangchan seraya meratapi nasib ponselnya yang sudah ditimpa oleh tubuh Changbin.

***

Pukul 08.00 WIB.

Waktu yang sedikit telat bagi sebagian besar masyarakat Indonesia untuk melakukan sarapan, tetapi terasa begitu awal bagi para anggota Stray Kids untuk melakukannya.

Setelah menyelesaikan sarapan, para anggota memutuskan untuk berkumpul di ruang keluarga karena akan mendengarkan pembagian jadwal kegiatan mereka yang sudah ditentukan oleh pak Yono.

"Tim pertama, aku dan Felix."

Bangchan mulai membacakan isi dari selembar kertas yang ia bawa.

"Ikut panen pisang bersama pak Yono di kebun belakang."

Bujang Masuk Desa [STRAY KIDS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang