S2 - Pindah Lokasi

215 29 45
                                    

Rasa berat di salah satu bahunya membuat Felix yang baru saja memasuki alam mimpi mendadak bangun dan membuka kedua matanya lebar-lebar. Untuk sesaat laki-laki berambut pirang terang itu mengerjap bingung dengan keberadaannya saat ini.

Pandangannya perlahan mulai menjelajah sekeliling.

Kursi tunggu yang ditempati oleh para anggota, ruangan luas dengan papan arah yang menggantung di beberapa sudut langit-langit, juga suara wanita yang menyampaikan jadwal keberangkatan para penumpang dari kejauhan.

Ia akhirnya sadar jika saat ini dirinya masih berada di bandara. Laki-laki itu perlahan mengernyit, kembali merasakan bahunya yang berat sebelah. Ketika menoleh, terlihat seorang anggota berambut hitam tengah bersandar dengan nyaman di sana.

Dengan sedikit menundukkan kepalanya, ia lantas tersenyum tipis saat mengetahui bahwa yang bersandar di bahunya adalah Han. Rekan grupnya itu tengah terlelap, sama sekali tidak terganggu saat Felix mengusap lembut puncak kepalanya menggunakan sebelah tangannya yang bebas.

"Ayolah, Hyung. Biarkan aku yang duduk di kursi dekat jendela..."

Suara berat milik Changbin yang terdengar sedikit merengek itu mengalihkan perhatian Felix.

Di kursi lain, terlihat Changbin tengah menggoyang-goyangkan lengan Lee Know, sepertinya sedang merajuk.

"Tidak mau. Aku juga ingin melihat matahari terbit!"

Lee Know ikut menirukan nada suara milik Changbin. Dengan malas ia menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi, mengabaikan permintaan Changbin yang masih menggoyang-goyangkan lengannya hingga pegangan itu terlepas dengan sendirinya.

"Lee Know Hyung, mengalah sajalah dengan yang lebih muda!"

Seungmin yang ada di kursi seberang akhirnya bersuara. Lelah juga jika melihat kedua kakaknya itu bertengkar untuk hal yang sepele.

Terdengar Lee Know menghela napas panjang, "Justru itu. Bukankah yang termuda seharusnya mendahulukan yang lebih tua?"

Felix memang tidak bisa melihat wajah Lee Know dengan jelas, namun ia yakin jika saat ini anggota tertua kedua di grup itu pasti sedang tersenyum menyeringai karena menang dalam berdebat.

Perlahan ia merogoh ponselnya yang ada di dalam waist-bag. Disentuhnya layar ponsel itu sekali, hingga menampilkan beberapa angka yang menunjukkan waktu saat ini.

Pukul 04.45 WIB.

Sepagi ini ia dan para anggota Stray Kids ditambah dengan keluarga Pak Yono dan empat staf yang mendampingi sudah berada di bandara. Mereka akan mengambil penerbangan awal menuju Surabaya sebelum akhirnya tiba di rumah Pak Yono.

Laki-laki itu tersenyum tipis, membayangkan suasana desa membuatnya tidak sabar untuk segera tiba di sana.

Gerakan kecil yang terjadi ketika kursi diduduki oleh orang lain membuat Felix menggerakkan kepalanya ke samping kanan. Kini, di sana sudah ada I.N. Pemuda berjaket hijau gelap itu baru saja membeli minuman hangat bersama Bangchan dan Hyunjin.

"Biar tidak mengantuk, Hyung." Terang I.N sambil menyodorkan gelas plastik miliknya berisi teh yang tutupnya penuh dengan uap.

Dengan posisi gelas yang masih dipegang oleh I.N, Felix meminum isinya sekali teguk, lantas menjauhkan dirinya dari gelas itu seraya berkata, "Terima kasih Iyen-ah."

I.N mengangguk singkat, lalu meminum kembali tehnya sembari mengamati sekeliling.

"Ini... sangat berbeda."

Ucapan dari Felix yang terdengar seperti gumaman membuat I.N menatapnya dengan bingung.

Felix menoleh ke arah I.N, lalu kembali berkata, "Biasanya ketika tiba di bandara, kita harus bergegas masuk ke dalam pesawat. Tapi saat ini kita malah berada di kursi tunggu, tidak terburu-buru sama sekali."

Bujang Masuk Desa [STRAY KIDS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang