S2 - Persiapan Festival

120 14 29
                                    

Seungmin merasa tidak tenang saat melewati tangga yang menghubungkan ruang keluarga dengan dapur. Berulang kali laki-laki itu memandang sekeliling. Tidak seperti I.N yang fokus menatap ke depan tanpa melihat ke arah lain.

"Iyen-ah, apakah kamu tidak berpikir kalau mungkin ada yang mengamati kita dari salah satu sudut vila?" tanyanya iseng saat mereka berdua sudah sampai di anak tangga terbawah.

I.N cepat menoleh ke arah Seungmin, kedua matanya bergerak ke arah lain, lalu kembali menatap Seungmin sembari mendecakkan lidah. "Jangan menakut-nakutiku!" ancamnya sambil mengepalkan sebelah tangan, dengan mata melotot kesal.

Bagaimana tidak. Ketika Seungmin menceritakan hal seram, saat ini waktu sudah menunjukkan hampir pukul 10 malam. Suara gemericik air hujan di luar vila seakan menambah suasana horor bagi I.N.

Seungmin sendiri malah tertawa kecil, memutuskan untuk mempercepat langkah menuju dapur.

"Kata Han-ie hyung, kolaknya ada di dalam kulkas." Ujar I.N kembali mengingat-ingat ucapan Han.

Kini ia berhenti di depan kulkas pintu dua berwarna hitam, menatap benda itu agak ragu sebelum akhirnya memutuskan untuk membukanya pelan.

Kedua matanya menjelah isi kulkas. Seulas senyum tersungging di bibirnya saat menemukan apa yang ia cari. Di rak nomor dua tepat di bawah freezer, terdapat dua mangkok besar berisi kolak yang masih penuh. Hati-hati ia mengambil salah satu dari mangkok itu, lalu mengeluarkannya dari dalam kulkas.

"Sepertinya harus dihangatkan dulu." Komentar Seungmin yang sedari tadi diam mengamati.

I.N dengan sigap membawa mangkuk besar itu ke dekat meja dapur. Dengan hati-hati ia meraih panci di rak peralatan dapur, memindahkan isi mangkok itu ke dalamnya, lalu mengangkat benda berwarna biru itu ke atas kompor untuk dipanaskan.

Selagi membiarkan I.N menunggu kolak itu hangat, Seungmin memutuskan mengambil mangkok kecil dan sendok berjumlah delapan buah, lalu meletakkannya di atas nampan.

Sambil menunggu, ia memilih duduk di dekat mini bar sembari bersenandung pelan. Hanya sebentar, karena berikutnya ia berjalan ke arah kulkas lalu menarik gagang pintunya dengan pelan.

"Iyen-ah, ada makanan baru yang kutemukan hari ini." Tunjuknya sambil mengangkat satu sisir pisang merah yang didapatkannya saat ke minimarket tadi.

Terlihat kedua mata I.N melebar sesaat, lalu berjalan mendekat ke arahnya dengan raut wajah penasaran.

"Setelah buah berbentuk lonceng dan bintang, sekarang kita menemukan pisang merah?" tanya I.N takjub. Laki-laki itu bahkan memegangi kepalanya dengan kedua telapak tangan, tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

Seungmin tertawa kecil, lalu mengangguk membenarkan. Kini ia menyalakan kamera ponselnya untuk memotret buah itu.

Negara ini memang menakjubkan, terutama di bidang kulinernya. Pujinya dalam hati.

Lampu dapur yang mendadak padam membuatnya mendongak kaget. Ia menatap sekeliling dan hanya menemukan nyala api pada kompor.

"Iyen-ah, jangan bercanda!" seru Seungmin memperingatkan.

"Enak saja, aku masih di sini, tahu!" Balas I.N yang ternyata masih berdiri di dekat kompor.

Keduanya menatap sekeliling, menemukan bahwa hanya lampu dapur saja yang padam karena mereka bisa melihat pendar lampu dari ruang tengah.

Dalam kegelapan ruang dapur itu, I.N merasakan ada hembusan angin kencang dari arah belakang. Laki-laki itu bergidik, berusaha mengalihkan perhatiannya pada gemuruh minuman yang sedang ia hangatkan di atas kompor.

Bujang Masuk Desa [STRAY KIDS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang