Rahasia Kecil

391 47 44
                                    

"Ya Tuhan, kalian kenapa?"

Bu Yuni berseru panik begitu melihat Bangchan dan Felix tergesa-gesa menutup pintu belakang. Wanita itu juga berada di sana, sedang menyapu dedaunan kering yang berserakan di dekat gazebo.

Bangchan menghembuskan napasnya pelan, sementara Felix berkeringat banyak dengan sorot mata ketakutan yang terlihat jelas.

Bu Yuni berjalan mendekat, khawatir dengan kondisi keduanya. Istri pak Yono itu seakan sadar sesuatu, menyuruh keduanya untuk masuk ke dalam rumah. Bangchan dan Felix menurut, menerima air putih yang baru saja dituangkan oleh Bu Yuni ke gelas masing-masing dan meminumnya.

"Apa... kalian baru saja bertemu dengan 'dia'?" tanya Bu Yuni hati-hati ketika Bangchan dan Felix sudah selesai minum.

"'Dia'... siapa, Bu?"

Bu Yuni memandang Bangchan dan Felix bergantian. Wanita itu tampak sedikit ragu untuk bercerita.

"Penunggu kebun pisang kami, " ucap Bu Yuni akhirnya.

"Oh, petugas keamanan ya, Bu?"

Bu Yuni menggeleng. Dugaan Bangchan salah.

"Dia... adalah genderuwo. Sosok hantu tinggi besar seperti monster yang menjaga kebun pisang."

Bangchan dan Felix kompak membelalak kaget. Keduanya tidak menyangka bahwa di siang hari seperti ini hantu bisa menampakkan diri.

"Dia sudah ada di sana sejak lama. Kami membiarkannya karena dia tidak mengganggu. Hanya saja, kadang memang suka menampakkan diri pada orang-orang baru."

Penjelasan rinci yang diberikan oleh Bu Yuni membuat Bangchan dan Felix merinding, bahkan hingga istri Pak Yono itu sudah kembali ke halaman belakang untuk menyelesaikan pekerjaannya.

"Hyung, Yongbok-ah, mau bakso tidak?"

Suara Changbin yang baru memasuki dapur membuat keduanya tersadar. Changbin memang lebih suka memanggil Felix dengan nama Korea-nya.

"Aishh, itu adalah makanan." Tambah Changbin karena keduanya belum memberikan respon.

"Seperti apa?" tanya Bangchan penasaran, sekaligus ingin mengalihkan perhatiannya dari kejadian tadi.

"Daging sapi olahan dibuat bulat-bulat, direbus, lalu disajikan dengan kuah." Papar Changbin memberikan contoh, ia sedang mengingat isi mangkuk bakso yang dipegang oleh Dito tadi.

"Hyung, cepatlah. Paman baksonya sudah menunggu!"

Seungmin ikut muncul, pandangannya teralih kepada Bangchan dan Felix.

"Wajah kalian kenapa pucat begini?" tanyanya curiga.

"Nanti akan hyung ceritakan. Changbin-ah, aku mau bakso..." Ucap Bangchan cepat. Lalu ia menoleh ke arah Felix yang lagi-lagi masih diam.

"Felix juga," tambah Bangchan kepada Seungmin.

"Oke, Hyung. Aku akan menambahkan pesanannya."

Seungmin lantas mengambil beberapa mangkuk di dekat rak piring.

"Karena Changbin hyung sangat lama, lebih baik hyung jadi tukang cuci piring saja!"

Setelah mengatakan itu Seungmin melesat keluar sambil tertawa.

"Yah! Seungmin-ah!" seru Changbin memprotes, merasa kesal dengan tingkah adiknya yang seperti itu. Kini Changbin menoleh ke arah Bangchan yang menahan tawa, lalu ke arah Felix, merasa aneh dengan tingkah Felix yang lebih banyak diam tidak seperti biasanya.

Bujang Masuk Desa [STRAY KIDS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang