7. A WALK

90 8 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______________________________

HAPPY READING ❤️
______________________________

"Udah mendingan?" tanya Kein begitu melihat Feena berjalan ke arahnya.

Gadis itu menjawab dengan deheman lalu berjongkok di samping Kein sembari memangku dagu dengan kedua telapak tangan, memperhatikan Kein yang tengah fokus belajar. Entah apa yang sedang gadis itu pikirkan, atau memang sedang tidak memikirkan apa-apa dan hanya diam karena masih mengantuk saja. Feena mengambil setengah gelas air hangat seperti biasa.

Setelah meminum habis air putih Kein menyentuh dahi Feena, lelaki itu menghela napas lega begitu mengetahui demam Feena sudah turun.

"Nanti malam temenin gue keluar ya?" ajak Feena.

"Ngapain?"

"Jalan aja nyari angin." Kein menjawab dengan deheman, mungkin itu bisa menebus apa yang sudah ia lakukan pada Feena kemarin. Kein tidak bisa meminta maaf secara terang-terangan karena sedari kecil ia tidak pernah meminta maaf pada orang lain kecuali orang tuanya.

****

Baru saja Kein masuk ke dalam kelas, ia sudah disambut dengan kebisingan teman satu kelasnya. "Kein! Pelakunya dia! Anak guru BK! Dia niru tulisan lo dan taro kertas di bawah kursi lo! Kalo lo mau gue bakal kasih dia pelajaran!" ucap salah satu siswa yang bisa dibilang pengikut Kein.

Purple [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang