1

776 61 1
                                    

Ahn Yujin, usianya baru saja menginjak 17 tahun ketika Ia pertama kali bertemu Jang Wonyoung.

Siang itu matahari bersangkar tinggi, waktu pukul 12:30 siang waktu setempat, dan Ahn Yujin tengah berbincang bersama sahabat karibnya sekaligus kakak kelasnya; Choi Yena. Mereka kini tengah berjalan melewati lorong sekolah yang menuju aula tengah. Yena sedang mendongengkan kencan pertamanya bersama sang pujaan hati minggu lalu dan Yujin mendengarkan dengan malas. Jangan salah pahami Yujin, Ia tak akan malas mendengarkan ocehan sahabatnya, bila itu bukan kesekian kalinya Yena menceritakannya.

"Sumpah, Jin. Kok bisa ye-"

"ada orang cantiknya kayak Jo Yuri," ucap Yujin memotong Yena.

"Ye bambang, tau aja mau ngomong apa."

"Udah sepuluh kali ada lo ngomong tu kalimat. Bosen gue!" 

Yang dicibir hanya terdiam dan melayangkan tinju ringan, "Ya aelah, namanya juga lagi kasmaran, Jin."

Yena melongok ke arah jam dinding yang ada di aula, "Eh mati gue sekarang jadwalnya kelas Pak Yul! Gue belum ngerjain PR anjir!"

Yena pun berlari kecil meninggalkan Yujin yang geleng-geleng kepala melihat kebiasaan sahabatnya itu, "Woy! Tungguin anjir Yen!"

Tepat saat Ia hendak melangkah keluar dari Aula, Ia mendengar jejak-jejak langkah kecil datang dari arah yang berlawanan. Yena yang sudah jauh beberapa langkah di depannya pun terhenti mendadak.

"Yuri?" Yang disapa pun kini tengah merah kalang kabut kedua pipinya.

Yena pun ikut tersenyum malu layaknya remaja yang tengah kasmaran, "Kok disini? Nggak kelas kamu?" ucap Yena dengan begitu lembutnya.

Sedangkan Yujin, Ia seharusnya kini muntah darah melihat kelakuan menggelikan sahabatnya itu, tetapi Ia terlalu sibuk memandangi gadis jangkung yang berdiri di sebelah Yuri. Ia berjalan lebih dekat ke arah Yena dan tak sedetikpun Ia mampu mengalihkan pandangannya dari gadis jangkung itu.

Gadis itu bernama Jang Wonyoung, berjarak 1 tahun usia dengan Yujin dan kini tengah duduk di bangku SMA kelas 1 jurusan IPA.

Wonyoung adalah salah satu anggota baru cheers, melalui club tersebut Ia menjadi dekat dengan beberapa kakak kelasnya, salah satunya adalah Jo Yuri; sang soon-to-be kekasih hati Choi Yena.

"Hai, Kak Yen. Iya, barusan dari rapat cheers dadakan buat lomba minggu depan. Ini mau balik kelas," balas Yuri sembari melempar senyum kepada kakak kelasnya itu, "Kak Yen sendiri kok nggak kelas?"

Yujin masih terus berdiri kikuk dalam acara pertemuan dadakan dua insan yang tengah jatuh cinta itu. "Ini mau balik kelas kok. Aku habis rapat dadakan juga sama ni si ketua PRODS," ucap Yena sambil menunjuk ke arah Yujin yang masih mencuri-curi pandang ke arah gadis di sebelah Yuri.

"Rapat apa, kak? Kok basket sama geng supporter?"

Yujin, si ketua 'geng' pun merasa sedikit tidak terima, "Yeee, bukan geng kalee. Orang jelas organisasi gitu diakui sekolah." Yuri dan Yena pun hanya membalasnya dengan tertawa, sedangkan Wonyoung aka si gemes (untuk Yujin) terlihat sedang menahan senyumnya.

Entah mengapa, Yujin pun tak paham, ada yang menggelitik dalam dirinya saat melihat Wonyoung. Sebuah senyum merekah dan sepersekian detik lamanya Yujin merasa panas. Entah mengapa, Yujin pun tak paham, Ia merasa malu kala mata mereka bertemu pada satu pandang.

"Kok gini, Jin. Biasa sama adek-temen-kakak kelas lo lancar aja ngardus. Senyum doang malu anjir, lemah lo??!" Batin Yujin pun merutuki dirinya sendiri. Yah, ini tidaklah seperti Yujin biasanya. Entah Ahn Yujin yang berubah, entah gadis bernama Jang Wonyoung yang memang berbeda.

"Itu buat acara tanding minggu depan juga, biasa kan anak basket sama supporter harus diskusi beberapa hal soal TM." Jawaban Yena menyadarkan Yujin dari perasaan asing yang menggelitik diujung benaknya.

Yuri pun hanya ber-oh ria mendengarkan penjelasan Yena. Keduanya pun tiba-tiba terjebak dalam dunia mereka sendiri sampai Yujin berdeham dan menyikut lengan Yena, "O-oh, yaudah buruan masuk kelas gih."

"Oh iya! Aku kelas olahraga kak, belum ganti baju! Aku duluan, Kak Yen!" ucap Yuri panik sembari berlari pergi, lalu gadis itu memutar badannya menghadap Yujin, "Eh, Jin, jangan lupa ntar ada kumpul perwakilan anak kelas 11."

"Hah? Sore ini? Kok dadakan? Gue rapat sama anak-anak PRODS, YUR! YURI!" Yang dipanggil pun sudah terlanjur pergi menjauh, meninggalkan Wonyoung yang masih tertegun memproses kepergian kakak kelasnya itu yang sangat tidak bertanggung jawab. Ia pun kini terjebak dalam situasi canggung bersama dengan kedua kakak kelasnya yang Ia tak kenal.

"Hmm, yaudah suruh si Minju aja deh perwakilan kelas lo," ucap Yena santai, lalu tiba-tiba Ia membelalakan kedua matanya dan berlari begitu cepat, "PR GUE ANJIR! DULUAN JIN!"

Yah, tidak ada lagi dua insan kasmaran. Hanya tersisa dua remaja kikuk yang tak sengaja bertukar pandang kala Yena telah menghilang dari pandangan mereka.

Yujin hanya bisa tersenyum canggung, memperlihatkan sedikit lesung pipinya, sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal sedikitpun.

Beberapa detik kemudian dan Yujin mendengar jelas suara yang tidak pernah bisa Ia lupakan sampai di kemudian hari. Nafasnya tercekat saat suara itu diikuti senyuman yang menggangu jalan pernapasan Yujin.

"Duluan ya, kak."

Yujin hanya terdiam menatap gadis di hadapannya, dan Wonyoung pun merasa malu, "Lah, kok bengong ni orang."

"Kak?"

"Y-ya?"

Wonyoung merasa malu. Bukan malu karena tak dijawab, tetapi Ia merasa malu dibawah tatapan kakak kelasnya itu. Ia tak bodoh, sedari awal Ia terjebak di situasi canggung bersama kakak-kakak kelasnya, Ia sadar bahwa ada sepasang mata yang terus mencuri pandang ke arahnya. Tetapi, Wonyoung tak paham akan makna pandangan itu.

Senyuman kecil Ia layangkan kepada Yujin, "Duluan, Kak Yujin."

Dan Yujin pun hanya membalas setengah tercekat, "Iya, Dek."

Wonyoung melenggang meninggalkan aula sekolah dan Yujin masih terdiam memandang ke arah Wonyoung.

Ahn Yujin tidak percaya pada hal berbau cinta pada pandangan pertama, bullshit menurutnya. Akan tetapi, sampai malam dan hari-hari ke depannya, Jang Wonyoung terus singgah dipikiran seorang Ahn Yujin, mematahkan prinsipnya, menggerogoti rasa ingin taunya, dan terus menerobos tiap dinding-dinding teguh konsep Ahn Yujin mengenai rasa suka.

Ahn Yujin, kala ia menginjak usia 17 tahun, bertemu dengan seorang Jang Wonyoung dan tak barang satu hari pun Ahn Yujin bisa terlepas dari bayangan gadis itu.

TEENSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang