10

254 38 5
                                    

Sepanjang pagi, Wonyoung mendapati dirinya menjalani hari dengan begitu ceria. Suatu hal yang aneh, menurut Liz, mengingat dari kemarin Wonyoung setidaknya lima kali mengeluhkan tentang latihan cheers sore nanti. Jarak yang terlalu dekat antar babak memang menguras energi lebih dari yang seharusnya. Para anggota QUEENS, tidak terkecuali Wonyoung, sedikit mulai merasakan pegal-pegal yang berkepanjangan.

"Kantin, ngga, Won?" ajak Liz yang sudah siap berlari menuju kafetaria sekolah mereka. Sembari mengecheck ponselnya, Wonyoung berdiri dan menggait lengan Liz. Tidak lupa mereka menghampiri Rei terlebih dahulu.

Saat tiba di kantin, Rei tak bisa menahan rasa penasarannya ketika melihat Wonyoung yang terlihat sibuk dengan ponselnya, "Itu bakso enak banget ngga mau dimakan gitu, Won?" Merasa diajak berbicara, Wonyoung mendongakkan wajahnya menghadap Rei, "Gue makan yaaaa dari tadi."

Rei pun hanya menggelengkan kepalanya, "Sibuk apaan sih? Lo main game typing apa gimane?"

Spontan Wonyoung meletakkan ponselnya dalam posisi terbalik. Ia lumayan mempertimbangkan mengganti screen guardnya menjadi anti-spy. Hanya agar Ia dapat tetap saling mengirim pesan dengan Yujin tanpa harus menutup-nutupi dari tatapan elang para sahabatnya. Gadis itu lalu kembali menyantap baksonya dan mengedarkan pandangannya dengan malas ke seluruh penjuru kantin. Didapatinya satu kelompok kakak kelas 12 yang terlampau berisik; siapa lagi kalau bukan geng Ahn Yujin. Hanya saja Wonyoung tak dapat menemukan kakak kelasnya itu, walaupun sekitar lima menit yang lalu Yujin memberi tahunya bahwa Ia tengah kelaparan setengah mati akibat tak sempat sarapan tadi pagi.

Sampai bel tanda istirahat selesai hampir berbunyi pun, Wonyoung tidak melihat Ahn Yujin. Lantas Ia pun mengirim balasan yang tertunda karena Rei menyelanya.

'Makanya lain kali sarapan kak 🙄'

'Lo sempat sarapan? Pantesan hampir telaaat 😜'

'Sarapan itu penting lho, Kak Yujin. Nah, katanya laper, kok malah ngga makan?'

'Kok tau?'

'Yaa lo ngga keliatan di kantin, Kak.'

'Ohhhh, nyariin gue di kantin tohh 😏'

Wonyoung sekarang hampir tersedak bakso yang tengah Ia lahap. Bagaimana tidak jika Yujin menohoknya dengan begitu tepat sasaran? Menyambar minum milik Liz, Ia berusaha menenangkan jalur pernapasannya yang sempat terganggu itu. Thanks to Ahn Yujin.

'Ngga nyangka gue lo sepede ini kak 🫢'

Ternyata, obrolan tak penting mereka kemarin hari, memendekkan jarak yang masih sering terasa canggung antara Wonyoung dan Yujin. Seperti halnya tadi pagi, mereka kini bisa saling tersenyum tanpa ada nuansa kecanggungan yang menusuk. Juga terdengar jauh lebih ramah saat bertukar pesan. Obrolan itu berlangsung dari sore hari hingga larut malam dan seakan tak pernah kehabisan topik, Yujin mempelajari banyak hal baru tentang adik kelasnya. Begitu juga dengan Wonyoung. Kini mereka mulai memahami tingkatan keramahan mereka, juga mempelajari jenis humor satu sama lain yang untungnya berada pada level yang sama.

Satu hal yang sedikit mengganjal Yujin.

Sampai kapan dia harus memanggil Wonyoung dengan sebutan 'Dek' yang jelas menurut kebanyakan orang, dan mungkin Wonyoung sendiri, terasa seperti sedang digoda oleh om-om mesum.

Yujin pun memberanikan diri untuk menyebut nama Wonyoung. Untuk mengetiknya saja sudah cukup membuat Yujin merasa malu entah untuk alasan apa. Bagaimana bisa Ia mengalahkan rasa menggelikan di perutnya ketika harus mengucapkan nama Jang Wonyoung secara langsung?

TEENSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang