4

303 47 0
                                    

Kini Wonyoung dan Yujin masih terjebak dalam kecanggungan pasca mereka berkenalan. Beberapa saat setelah Yujin berhasil mendapatkan nama adik kelasnya itu, Ia masih terus menjabat erat tangan kanan Wonyoung. Sang anak cheers pun hanya bisa menatap bingung ke arah kakak kelasnya itu.

"K-kak?"

Yang dipanggil pun akhirnya tersadar dan mulai melepaskan genggamannya, walaupun harus Ia akui belum ingin Ia lepas tangan itu.

Ahn Yujin tidak bisa memahami dirinya sendiri. Pertemuan pertamanya dengan Jang Wonyoung baru saja terjadi beberapa jam yang lalu. Juga percakapan singkat pertamanya ini masih berlangsung, dan Yujin tidak paham mengapa Ia bisa begitu tertariknya dengan gadis itu.

Setelah melalui beberapa detik, atau mungkin menit, yang penuh kecanggungan, Wonyoung pun akhirnya bersuara, "Yaudah, Kak. Gue balik duluan.."

Ahn Yujin pun merasa telah melewatkan kesempatan emas untuk menjadi lebih dekat dengan Wonyoung. Secepat kilat Ia memutar otak mencari cara agar waktu mereka tak berakhir sesingkat itu.

"Eh, tunggu," Wonyoung mengangkat satu alisnya dan hal itu membuat Yujin sedikit panik entah kenapa, "lo kelas berapa?"

Wonyoung menautkan kedua alisnya, "Kelas sepuluh dong, kak?" Yujin pun terdiam sejenak, lalu Ia tertawa sedikit terlalu keras hingga menyita perhatian beberapa anak QUEENS dan juga murid-murid yang berada di aula sore itu. Wonyoung pun hanya memiringkan sedikit kepalanya masih menatap bingung, tetapi sendirinya tak bisa menahan gelak tawa menyadari kebodohannya sendiri. Juga melihat tawa lepas bebas dari kakak kelasnya yang terkenal cool di kalangan sekolah.

"Iya, tau dong kalau itu," Yujin menatap Wonyoung dengan gemas. Satu hal Yujin yakin, jika mereka dekat, Ia pasti tak akan tahan dengan sikap menggemaskan gadis dihadapannya itu. Baru dua kali bertemu saja Yujin sangat ingin mencubit kedua pipi Wonyoung.

"Hehe, sorry, Kak. Gue kelas 10 IPA 2. Kenapa kak?"

"Ohh, ngga apa. Biar gampang kalau mau ketemu lo," Jurus ngardus Yujin mulai keluar, tetapi bukannya senang justru panik yang Yujin rasakan. Ia takut Wonyoung akan ilfeel dengan kelakuan dan ucapannya.

Wonyoung pun hanya bisa tertegun. Sedikit panas terasa di kedua pipinya. Wonyoung tak paham kenapa Ia harus merasa malu dengan kenyataan bahwa Yujin ingin menemui dirinya. Pada dasarnya, Wonyoung bukanlah tipe anak yang pemalu. Teman-temannya cukup banyak tersebar di segala jurusan dan kelas. Walaupun begitu, hanya beberapa yang dapat Ia anggap sebagai teman dekat. Seperti halnya Rei dan Liz, yang telah bersahabat dengannya sejak SD.

Kehadiran Yujin beserta dengan tatapan yang Ia berikan berulang kali semenjak siang tadi, juga ucapan Yujin yang ingin menemuinya lagi, membuat Wonyoung merasa kecil. Ia merasa malu dan tidak menjadi dirinya yang seperti biasanya— Wonyoung yang selalu mudah untuk berkomunikasi dengan siapapun dan dari berbagai kalangan umur.

Seorang Ahn Yujin dengan mudah membungkam Jang Wonyoung.

"Mungkin karena dia terkenal agak sangar dan cool gitu kali ya makanya gue ngerasa gini." Batin Wonyoung sedang bergulat dan berusaha menemukan alasan dari semua yang Ia rasakan kini.

Yujin yang melihat Wonyoung hanya terdiam dengan sedikit semburat merah di kedua pipinya pun malah merasa seperti mendapat lampu hijau.

Ia memanggil adik kelasnya itu, "Dek?" Hal itu membuat Wonyoung tersadar dari lamunannya sejenak, "E-eh, iya kak?"

Yujin tersenyum, "Lo ngga mau tau juga gitu?"

"Tentang?" Ujar Wonyoung tak yakin. Menurutnya, kakak kelasnya ini sedikit unik.

TEENSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang