15

371 35 5
                                    

Ahn Yujin belakangan ini kelewat sibuk.

Entah acara PRODS, entah latihan band untuk pensi sekolah, entah sibuk apa lagi Wonyoung pun tak pernah tau. Frekuensi pertemuan mereka pun lambat laun mulai menurun drastis. Pun begitu, Yujin terkadang masih menyempatkan setidaknya mengantarkan Wonyoung berangkat pun pulang sekolah. Dengan kesibukan yang meningkat, sulit bagi Yujin untuk menghadirkan Wonyoung di sela-sela jadwalnya yang padat itu.

Saat ini Ia tengah berada di depan kelas Wonyoung dan dengan hati-hati Ia melongok ke dalam kelas. Sahabat karib plus teman sebangku Wonyoung, Kim Liz, tengah menenggak botol minumnya saat mendapati ketuanya celingukan di depan kelasnya.

"Won, itu ada kakak lo."

Ucapan Liz sontak menghentikan gerak tangan Wonyoung yang sedari tadi masih sibuk berusaha memecahkan persoalan fisika yang membebaninya sedari kemarin. Dan soal fisika itu pun harus Ia tunda pecahkan lagi. Ia mengarahkan dan mengunci pandangannya pada sosok kakak kelas yang belakangan ini begitu sulit untuk ditemuinya. Secepat kilat Ia berlari kecil ke arah Yujin dan meninggalkan Liz yang hanya bisa bergumam heran.

"Hi?" sapa Yujin sambil meringis menahan rasa bersalah. Sebab sudah sekitar dua minggu ini Ia tidak bisa mengantarkan Wonyoung berangkat dan pulang sekolah. Sudah seminggu juga Ia tak sempat berkabar via pesan dengan Wonyoung.

Ujian tengah semester sedang berlangsung dan akan berakhir dalam dua hari. Acara pensi ulang tahun sekolah akan digelar dua hari setelahnya. Lalu, berkas-berkas laporan PRODS pun belum juga rampung.

Di satu sisi, sang adik kelas telah menyelesaikan acara lomba cheersnya bulan lalu. Ia pun hanya perlu berfokus pada buku-buku pelajarannya. Jika bukan karena musim ujian, sudah pasti Wonyoung akan lebih merasa aneh akan absensi Yujin dalam kesehariannya.

"Hi, Kak," senyuman merekah bersamaan dengan sapanya, sungguh Wonyoung sangat merindukan sosok kakak kelasnya ini.

"Lagi belajar kah?"

Wonyoung mengangguk pelan, "Kakak ga belajar buat ujian habis ini?"

Yujin melipat kedua tangannya dan menyandarkan dirinya ke pintu kelas Wonyoung. Ia mengamati pelan-pelan raut wajah adik kelasnya itu. Sudah lama rasanya Ia tak menatap langsung, masih cantik, jauh lebih cantik, batin Yujin.

"Kok bengong?"

"Eh, iya, habis ini matematika jadi aku nyerah aja."

Keduanya kembali diam dan Yujin mulai merangkai kata dalam otaknya. Ia merasa harus meminta maaf kepada Wonyoung karena tak sempat memberi waktu untuk adik kelasnya itu. Di satu sisi, Yujin juga tak percaya diri dengan permintaan maafnya. Bagaimana jika Wonyoung hanya akan memandangnya aneh? Tentunya Yujin akan merasa malu.

Wonyoung pun memecah keheningan, "Sibuk banget, yaa?"

Raut wajahnya sedikit tak mampu Yujin baca. Tetapi nada bicaranya yang terdengar sedikit sedih pun membuat Yujin yakin untuk meminta maaf kepada Wonyoung.

"Sorry.." rangkaian kata dan penjelasan yang Yujin telah siapkan lenyap begitu saja, dan yang tersisa hanya sebatas kata maaf.

"No, It's okay."

"Aku sibuk urus acara PRODS, dan kita lagi musim ujian gini," Wonyoung hanya menatap Yujin dan yang ditatap pun sempat ragu untuk melanjutkan penjelasannya, "banyak banget urusan, latian band juga masih jalan."

"Iya, nggak apa."

"Selesai ujian, waktu acara sekolah, sama aku ya?" Tawaran Yujin itu bersifat spontan dan sepersekian detik kemudian Ia baru teringat bahwa Wonyoung tak begitu suka menarik perhatian satu sekolah, "Kalau kamu gapapa dan mau aja, dek."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TEENSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang