Seusai anggota PRODS bertandang ke kelas-kelas, banyak murid yang bersemangat menonton acara perlombaan sore nanti. Kini mereka saling berlomba untuk menyempatkan diri pulang. Ada juga yang berlomba ke kantin untuk makan siang mengisi waktu luang sebelum pertandingan.
Yujin dan Wonyoung pun sama.
Sang Ketua sedang berjalan cepat menuju parkiran motor membelah lautan murid sambil berusaha mencari sosok Wonyoung yang kemungkinan sudah menunggunya di tangga dekat parkiran. Dan benar saja, Wonyoung tengah bersandar di pintu dekat tangga itu. Yujin pun mempercepat langkahnya, "Hey, sorry. Lama kah nunggunya?"
Wonyoung menggeleng cepat, "Enggak kok. Kan kelas gue lebih deket, jadi nyampe duluan."
"Yaudah, ayo."
Mereka pun berjalan menuju parkiran dan murid-murid Perdana Bangsa tak ada yang merasa begitu aneh dengan kombinasi mereka berdua. Mungkin saja Yujin dan Wonyoung hanya sedang tak sengaja bertemu dan berbincang sembari menuju parkiran. Setidaknya itu yang mereka pikirkan, sampai akhirnya mereka melihat Wonyoung terduduk di atas motor Yujin dan keduanya melaju keluar dari area parkiran.
Wonyoung sangat bersyukur helm yang Ia kenakan setidaknya menutupi identitas dirinya ketika mereka melaju melewati lapangan menuju gerbang sekolah. Sang adik kelas berharap Ia tak mendapat perhatian lebih hanya karena Ia kini berteman dengan Ahn Yujin.
Sayangnya, harapannya pupus sore itu. Saat banyak mata mulai menyadari kedekatan yang masih amat baru antara Ia dan kakak kelasnya.
—————
"Ih, kan ngebut beneran," protes Wonyoung saat mereka berhenti di lampu merah. Bahu Yujin sukses mendapat pukulan ringan dari Wonyoung. Alih-alih kesakitan, Yujin malah sedang bergembira hati.
"Iyaa, pelan-pelan deh," ucap Yujin sambil mencari mata Wonyoung dari spionnya.
Yujin menepati janji untuk tidak melajukan motornya dengan kecepatan diatas normal dan mereka akhirnya sampai di depan rumah Wonyoung.
"Thank-"
"Nanti aja," potong Yujin cepat, "Ntar harus sampe 1 jam sebelum ya?"
"Iya, gue ojol aja, Kak. Ntar lo-"
"Ngga apa. Kan udah dibilang bareng aja, Wony."
"Yaaa, tapi kan-"
"Aduh, ngga denger, ngga denger," ucap Yujin sambil menutup kedua telinganya.
Wonyoung tak percaya sikap kakak kelasnya ini seperti anak SD kelas 3. Mana sosok Ahn Yujin yang terkenal cool dan digilai seantero sekolahnya?
Yujin tersenyum begitu lebar, "Udah buru masuk rumah. Ntar satu jam lagi gue jemput lagi."
Mereka berpisah saat keduanya kembali ke kandang masing-masing. Yujin bak remaja kasmaran pada umumnya tak bisa menahan gemuruh bahagia di dadanya dan hal itu disadari Bundanya.
"Adek punya pacar?"
Yujin tercekat nafasnya, "Apaan sih, Bun?" Sang Bunda pun hanya tersenyum jahil ke arah anak bungsunya itu. Gadis itu pun otomatis salah tingkah dan memilih untuk kabur, "Dah ah, Yujin mau mandi dulu."
Seusai mandi dan bersiap 20 menit lamanya, Yujin melirik jam ditangannya. Waktu tersisa cukup untuk mengisi perutnya yang kelaparan itu.
"Adek, mau pergi lagi?"
"Iya, Bunda pasti lupa lagi. Yujin udah bilang kan acara lomba sore ini."
"Oh iya, Bunda lupa."
Yujin hendak memakan suapan pertamanya ketika bel pintu rumahnya berbunyi. Tak mempedulikan siapa tamu yang datang siang bolong begini, Yujin melanjutkan makan siangnya yang tertunda berjam-jam lamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEENS
FanfictionAhn Yujin, usia baru saja genap 17 tahun, merupakan murid SMA Perdana Bangsa kelas 11 yang tidak begitu percaya akan cinta, apalagi yang berembel-embel pandangan pertama. Tetapi hal itu dipatahkan oleh seorang adik kelas bernama Jang Wonyoung pada p...