Yujin kini tengah berjalan cepat menyusuri pinggiran lapangan basket sekolahnya. Beberapa teman-temannya yang merupakan anggota tim basket pun terlihat sedang membereskan bola yang tengah selesai mereka gunakan untuk latihan.
"Woy, Ahnyu!" sapaan yang kelewat bersemangat dilontarkan oleh sang kapten basket Choi Yena, "nungguin gue balik nih?"
"Dih, gabut amat gue nungguin lo," celetuk Yujin sembari melambatkan jalannya, "baru selesai rapat gue, ini juga masih ada urusan. Minggir lo bebek!"
"Yaelah sensi amat kayak bocil puber! Urusan apaan sih buru-buru amat..."
"Urusan negara. Duluan gue mau ke tempat anak cheers!"
Belum sampai satu langkah, tas hitam converse milik Yujin telah ditarik cepat oleh sang kapten basket, "Eitsss, ada perlu apa lo ke tempat cewek gue?"
Yujin pun sigap melepaskan tas miliknya, "Emang anak cheers cuma satu anggotanye? Jo Yuri doang gitu? Soal lomba ini nyet, penting banget."
Yena pun hanya bisa tergelak tak menjawab cibiran Yujin. Lalu Ia membiarkan Yujin pergi ke arah aula sekolah mereka. Yena pun masih memantau dari kejauhan sebab lapangan basket dan aula mereka hanya berjarak beberapa meter saja.
Sesampainya di aula sekolah, Yujin menepi dan memilih bersandar di ujung salah satu dinding aula. Ia memindai keadaan aula secara keseluruhan dan berhasil Ia dapatkan wajah yang menghantuinya sepanjang siang tadi. Beberapa menit Ia memperhatikan Wonyoung, dan tiba-tiba gadis itu tak sengaja bertatapan dengannya. Ketangkap basah sudah Ahn Yujin. Ia buru-buru memalingkan wajahnya melihat apapun selain adik kelasnya itu.
"Nama. Gue butuh namanya. Kalau bisa nomer, salto gue di depan kelas besok." Batin Yujin sembari mengamati gadis jangkung itu dari kejauhan.
Setelah menunggu sekitar 10 menit, akhirnya jam menunjukkan hampir pukul 5 sore dan itu artinya latihan cheers akan segera selesai. Yah, mengingat mantannya adalah anak cheers, tentu hal ini tak asing bagi Yujin. Ia pun kerap menunggu Yuna selesai latihan dulunya.
Berbicara soal Yuna, kini mantan Yujin itu tengah berjalan ke arah tas nya sembari berbincang dengan beberapa temannya dan juga adik kelas yang tengah membuat Yujin penasaran setengah mati. Sungguh Yujin tak bisa membayangkan akan seperti apa jadinya keadaan QUEENS bila terang-terangan nantinya Ia mendekati sang adik kelas itu. Mengingat lagi bahwa Yuna kini tengah berusaha mengambil hatinya kembali, dan juga betapa dramatisnya seorang Shin Yuna.
Melihat bahwa latihan telah usai, Yujin berjalan mendekati sang kapten dan wakil kapten QUEENS yang tengah berdiskusi. Sekitar 10 langkah dari mereka adalah anggota-anggota QUEENS yang kini tengah beristirahat sembari berbincang-bincang sebelum pulang.
Kedatangan Yujin mengundang beberapa pandang mata terlebih sang mantan. Tetapi Yujin tak menggagasnya ketika Yuna melambaikan tangan dan berjalan mendekatinya. Yujin hanya tersenyum canggung dan mencuri pandang ke arah Wonyoung.
"Yuj-" sapa Yuna yang lantas dipotong oleh Yujin, "Sorry, Yuna. Gue disini mau ada urusan sama kapten dan wakilnya."
Yuna pun hanya tersenyum kecut menyadari penolakan itu dan kembali mundur menuju gerombolannya. Choi Jisu atau kerap disapa Lia, juga Jo Yuri sang wakil kapten, serentak mendongakkan kepala mereka menatap Yujin.
"Eh, Yujin. Ada apaan nih tumben?"
"Itu gue baru denger dari anak-anak kalau kalian ada lomba dadakan, ya? Sumpah, sorry banget gue telat taunya."
Jisu pun hanya tersenyum pahit, "Pasti Ryujin lupa kan ngasih tau?"
"Ehehe, iya, Kak. Udah ngga usah dimarahin tu bocah, emang lagi sibuk juga kak buat acara penggalangan. EH! Bukan berarti kalian ngga penting ya, beneran deh lupa doang dia mah, kebiasaan." Ucap Yujin dengan panik yang hanya dibalas gelak tawa oleh kakak kelas dan temannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEENS
FanfictionAhn Yujin, usia baru saja genap 17 tahun, merupakan murid SMA Perdana Bangsa kelas 11 yang tidak begitu percaya akan cinta, apalagi yang berembel-embel pandangan pertama. Tetapi hal itu dipatahkan oleh seorang adik kelas bernama Jang Wonyoung pada p...