.
.
.
Saat membuka pintu kantor Hokage, di sana sudah ada Ino yang menunggu.
"Kenapa lama sekali? Kalian datang bersama?" Ia protes ketika melihat Hinata, Choji kemudian disusul Shikamaru di belakangnya satu-persatu mulai memasuki kantor Hokage dan memberi salam.
"Tidak, kita bertemu di depan." Choji yang menjawab kemudian berdiri di sebelah Ino.
"Maaf Ino-chan." Hinata tersenyum tak enak.
"Sudahlah tidak apa-apa, Hinata-chan." Mana bisa Ino marah pada Hinata-nya yang imut begitu.
"Kau pasti baru bangun kan?!" Ekspresi lembut Ino langsung berubah masam menatap Shikamaru yang berdiri di sebelahnya. Kenapa juga si Nara ini berdiri di sebelahnya harusnya tempat itu kan untuk Hinata. Dasar pria tidak peka, membiarkan Hinata berdiri dipinggir begitu.
Padahal memang Shikamaru sengaja agar Hinata hanya dekat-dekat dengannya.
Shikamaru memutar bola matanya bosan tak menjawab pertanyaan gadis itu. Ino dengan ceramahnya. Shikamaru sudah biasa, dia terkadang lebih mirip menjadi ibunya dibanding sahabatnya.
Ino mendecih karena diabaikan.
"Hokage-sama apa ada lagi?"
Kakashi yang sedari tadi hanya bergumul dengan dokumen-dokumen yang tidak ada habisnya dan mengabaikan para shinobinya berdebat akhirnya mendongak.
"Oh kalian sudah disini?" Kakashi memperhatikan satu-satu Shinobi yang hari ini ia panggil. "Kita tunggu satu lagi akan datang..." lanjutnya, menyadari tim buatannya belum lengkap.
Ino mendengus, katanya ini misi darurat tapi mereka menghabiskan banyak waktu hanya untuk menunggu tim lengkap. Benar-benar tidak efisien. Tak tau kah jika Ino ingin misi cepat-cepat berakhir agar ia bisa segera bertemu kekasihnya?
Nampaknya tingkat kekesalan dan kebucinan Ino benar-benar membuat radar kepekaannya menurun tajam. Ia bahkan tidak menyadari Shikamaru di sebelahnya sibuk memainkan rambut panjang Hinata.
Berkali-kali Hinata mencoba menampik tangan Shikamaru, tapi pemuda itu tidak ada takut-takutnya. Delikan Hinata juga hanya dibalas seringai menyebalkan saja.
Suara ketukan dan pintu yang terbuka akhirnya mengambil atensi semua orang yang di sana, baik Ino, Choji, Hinata dan Shikamaru melihat ke arah pintu yang perlahan terbuka untuk melihat siapa yang akan menjadi teman tim mereka kali ini.
"Sasuke?" Ino yang pertama kali bersuara terkejut melihat sosok asing namun juga familiar mulai berjalan masuk ke arah mereka.
Tak hanya Ino semua yang melihat Sasuke pun cukup terkejut namun tidak menyuarakannya.
Sejak kapan dia kembali? Apa perjalanan penebusan dosanya telah berakhir?
"Oh akhirnya kau datang juga!" Itu suara Kakashi yang mengintrupsi.
Namun nampaknya Sasuke tetap tak acuh, ia tidak mempedulikan tatapan heran orang-orang dan memilih mengabaikannya. Saat ini tatapannya fokus pada Shikamaru yang membalasnya dengan kerutan dalam.
Mungkin karena insting sensitifnya, tapi Shikamaru menjadi tak suka kehadiran Sasuke di sekitarnya.
Tatapan Sasuke beralih ke arah Hinata yang berada di samping Shikamaru. Sudut kecil tertarik ke atas dari bibir Sasuke yang hanya disadari oleh Shikamaru yang bermata tajam.
Segera Shikamaru membalik tubuh Hinata agar kembali menghadap ke depan. Hinata yang terperanjat hanya menatap Shikamaru bingung.
Uchiha sialan? Apa itu tadi? Sungguh mengerikan. Orang seperti itu harus segera di jauhkan dari kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hide and Seek ✔
أدب الهواة[ShikaHina - Fanfiction] [Fanon] Harus menyembunyikan hubungannya dengan Hinata itu bukan sesuatu yang Shikamaru inginkan. Tapi Shikamaru sudah terlanjur mengiyakan ketika Hinata meminta agar status mereka dirahasiakan sampai gadis itu siap. Padahal...