16. Pulang

1.9K 224 51
                                    

.

.

.

Tubuh Shikamaru terasa membeku ketika suara indah familiar kesukaannya terdengar diantara gemuruh ledakan di sekitarnya.

Secepat gerak refleks, lehernya menoleh ke atas sumber suara.

Di atas sana, Shikamaru melihat surai rambut panjang berkibar-kibar ringan membingkai wajah cantik dengan mata perak seindah bulan purnama tengah melihat ke arahnya. Tubuh atas gadis itu membungkuk ke depan, keluar dari bingkai jendela tempat gadis itu berada.

"Hinata," Shikamaru bergumam lega. Meski tahu jika musuh masih begitu banyak untuk ditaklukkan dan bulan masih terus bergerak ke arah bumi. Hanya dengan melihat Hinata, hanya dengan mengetahui Hinata masih mampu meneriakkan namanya, Shikamaru seolah merasa setengah permasalahan hidupnya sudah teratasi dan lenyap begitu saja.

Tanpa menunggu lagi, setelah berhasil menghindar serangan, Shikamaru mengendalikan burung lukisan Sai untuk terbang mendekat ke arah kekasihnya.

Shikamaru dapat melihat Hinata tanpa keraguan menaiki bingkai jendela dan melompat ke arahnya begitu saja. Shikamaru-pun merentangkan dan menjulurkan tangan.

Sedikit lagi. Sebentar lagi gravitasi akan membuat Hinata berada di dalam dekapannya lagi.

Duarr!!

Pofff!!

"Kyaa!!"

Semua terjadi begitu cepat. Jutsu Sai hancur menjadi kumpulan tinta hitam yang terpecik dan menghilang setelah sebuah serangan mengenainya.

Shikamaru tanpa dukungan apapun di udara, terjatuh, melayang tertarik grafitasi menjauhi Hinata.

Padahal jari jemari mereka sudah sempat bersentuhan tadi. Hanya satu detik, jika saja mereka lebih cepat waspada satu detik, mungkin mereka kini sudah bisa saling mendekap.

"Sial!"

Mata Shikamaru hanya bisa membelalak, melihat Hinata yang semakin menjauh.

Tubuh Hinata tidak ikut terjatuh seperti dirinya. Gadis itu tertarik oleh tali cakra berwarna hijau terang yang tidak biasa. Dikendalikan oleh makhluk asing yang melayang-layang di udara dengan cahaya hijau terang menyelimuti seluruh tubuhnya.

"Shikamaru!!" Sai berteriak, menukik tajam ke arah Shikamaru yang masih terus terjatuh. Akan gawat jika Shikamaru tidak berhasil menemukan pegangan atau permukaan untuk mendarat. Bisa-bisa tubuhnya akan melewati gravitasi buatan di tempat ini dan entah menghilang kemana.

"Hinata!" Naruto melihat bagaimana sosok makhluk asing itu menarik Hinata dan membuat Shikamaru terjatuh.

Dengan cepat membuat rasen shuriken lagi dan melemparkan tepat ke arah sosok hijau terang yang mencoba membawa Hinata.

Jutsu Naruto berhasil memutus tali yang melilit Hinata dan membuat sosok hijau itu terlempar menjauh.

"Haa!!" Hinata terkesiap. Tubuh Hinata memang telah terbebas namun karena itu kini tubuhnya dengan bebas jatuh dari ketinggian melebihi pijakan jendela sebelumnya.

"Sialan! Sasuke!" Naruto berteriak melihat tubuh Hinata terjatuh, memperingatkan sahabatnya yang lebih dekat dengan Hinata. Jaraknya terlampau jauh dengan gadis itu dan bukannya Naruto tak bisa meraihnya, hanya saja, ia perlu menghalangi serangan dari sosok asing yang juga sedang berusaha kembali meraih Hinata.

Untungnya dibanding Naruto yang sembrono melepaskan jutsu dan membuat Hinata jatuh tak terkendali, jarak Sasuke sudah lebih dekat dengan gadis itu setelah akhirnya berhasil mengendalikan sebagian besar boneka-boneka yang menyerang mereka. Tidak memikirkan cara lain, Sasuke melompat begitu saja ke arah Hinata dari punggung burung yang ditungganginya.

Hide and Seek ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang