Teacher's Wife [End]

Part 26 [ Fans Baru ]

Happy Reading!
Sorry for typo!

-0o0-

"Ihh Kakak kenapa sih buat aku jadi sekretaris? Kakak kan tahu aku males buat ikutan yang kayak gitu, aku gak suka ribet."

Aryan masih duduk manis di tempatnya tak menghiraukan ocehan atau bisa di bilang omelan istrinya, tangannya masih bergerak menekan keybord komputernya.

"Kakak dengerin aku gak sih?"

"Dengar."

"Lagian sejak kapan Kakak jadi wali kelas, perasaan tahun kemarin Kakak gak pernah jadi wali kelas manapun tapi sekarang tiba-tiba jadi wali kelas aku. Kakak sengaja ya?"

"Kenapa saya harus sengaja?"

"Ya siapa tahu biar Kakak punya alasan sama aku."

Aryan terdiam, matanya menatap Ocha dengan tajam setelah sebelumnya melepas kaca mata yang dia pakai. Melihat itu Ocha pun bungkam, sepertinya dia salah bicara.

"Kamu tahu kan saya sangat tidak suka mencampurkan urusan pribadi dan urusan pekerjaan, memangnya untuk apa saya sengaja membuat kelas kamu jadi kelas yang saya wali kan?"

"K-Kalau enggak ya bilang aja kali Kak, gak usah marah," cicit Ocha, keberaniannya untuk mengomel hilang seketika melihat mood Aryan yang tampaknya sedang buruk.

"Yaudah aku pulang duluan aja."

"Katanya mau pulang bareng?"

"Gak jadi, kayaknya Kakak lagi banyak kerjaan. Aku gak mau ganggu."

"Mau saya antar?"

"Gak usah."

"Oke."

Dengan hati kesal Ocha keluar dari ruangan Aryan, Ocha merasa sedikit dongkol dengan sifat Aryan tadi padahal Aryan tahu dirinya tengah marah dan kesal tapi di biarkan pergi tanpa menahan. Aryan ini benar-benar, orang bermusim banyak.

Kadang dingin seperti musim salju, kadang panas seperti musim panas, kadang hangat seperti musim semi dan kadang pula Aryan seperti musim gugur yang memberi keindahan. Ocha jadi pusing sendiri memikirkan itu.

Dengan langkah pelan, Ocha keluar dari kawasan lantai ruang guru. Karena sekolah hanya sampai setengah hari Ocha meminta Nana untuk pulang lebih dulu, tadinya Ocha datang ke ruangan Aryan untuk pulang bersama sekalian berniat mengomel.

Di koridor terbuka lantai dua, Ocha berhenti sebentar untuk melihat kumpulan adik kelasnya yang tengah melakukan MOS dengan melawan panas terik dari matahari. Dia jadi ingat masa lalu, dulu dia dan Nana tak henti mengeluh karena harus berdiri di tengah lapang untuk mendengarkan guru berbicara.