14

23 9 1
                                    

Suasana di kamarku sudah seperti suara bising kemacetan dikota, bagaimana tidak jam alarmku dan alarm di ponselku saling menjerit satu sama lain dan aku baru terbangun setelah sekian lama mereka dari tadi bersuara,

15 menit kemudian aku siap dan keluar dari rumah dengan nafas yang masih ngos-ngosan, karena dari tadi aku sudah seperti pemain film action saja, kali ini aku memutuskan pergi ke kampus dengan mengandarai motor, karena aku takut telat kalau harus menunggu bus dulu, sebenarnya ibu melarangku untuk menaiki motor ke kampus, tapi apa boleh buat, lagian ibu juga tidak ada

"Maafkan aku ibu, aku harus melakukan ini, kalau tidak aku akan telat" Ucapku sembari memanaskan mesin motorku

******

Kenapa aku bisa bangun telat begini??
Biasanya aku selalu bangun tepat waktu..

Dia mengenakan pakaian tersebut dengan buru-buru dan bergegas keluar dari apartemen nya..

Memasuki mobil dan melihat sebelah sepatu bayi yang di gantung menjadi hiasan di kaca mobil itu

"Aku sudah tidak sabar membawamu menjadi saksi atas perjuanganku saat ini" Ucapnya menyalakan mesin dan bergegas pergi

Diperjalanan menuju ke kampusnya dia menyetel radio di mobil nya dan kebetulan sekali lagu yang diputar radio itu adalah lagu yang membuat ingatanya kembali ke beberapa tahun lalu yang lalu..

Lagu ini? Kenapa aku bisa mengingatnya hanya karena mendengar lagu ini saja?

Dia mengganti lagu selanjutnya

Drdr drdr

"Ya halo?"

"Anda sudah.."

"Iya aku sudah di jalan sekarang", Potongnya

"Kalau begitu, hati-hati tuan saya tutup telepon nya dulu"

"Iya, jangan lupa temui saya di kampus setelah saya selesai"

"Baik tuan"

Tuuuutttttt panggilan berakhir

******

Pukul 11:00 siang, aku dan teman-teman ku siang ini merayakan keberhasilan dan keberjalanan lancar nya atas persentasi kami hari ini, aku, Bima, dan Dwi merayakan nya di sebuah kafe di dekat kampus..

"Kalian lihat gimana tadi aku waktu persentasi di kampus, bicaraku bagus kan" Ucap Bima menyombongkan diri

"Halah, cuma bicara seperti itu saja, siapa saja bisa melakukannya" Ledek Dwi

"Bilang aja kamu ga bisa terima kalau aku hebat, bagaimana penampilan ku tadi?"

"Biasa saja, lagian yang kamu bahas juga bukan dari hasil kerja otak kamu, seharusnya kita berterima kasih kepada Nura, karena dia orang yang paling berpengaruh mencari bahan materi" Ujar Dwi

"Nura makasih ya, udah kerja keras untuk ini" Sambungnya

"Makasih juga ya Nura, karena kamu kita bisa melewati tantangan ini" Sahut Bima

"Kita semua bekerja keras untuk ini, kalian jangan seperti itu" Jawabku

"Tapikan, yang otaknya paling di kuras kan kamu" Tutur Bima

"Bukan seperti Dwi, yang bisa nya cuma bilang Nura jangan lupa, Nura jangan lupa hari Senin" Ucap Bima meledek Dwi

"Kamu mulai lagi?" Tanya Dwi mengepalkan tangannya ke arah Bima

"Sudah teman-teman, apa kalian tidak malu seperti anak-anak di tempat umum" Aku melerai pertikaian mereka yang saling serang satu sama lain

"Itu pesanan kita sudah datang" Ucapku setelah melihat pelayan datang membawa pesanan kami, " hentikan pertikaian ini, mari kita nikmati dengan tenang makanan ini..!!" Tegasku

JOUSKA  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang