> Mencari

32 3 0
                                    

Tolong hargai karya saya tanpa menjatuhkan.

Thank you udah mampir, tan harap kalian suka!

Happy reading💋

_______________________________________

Zela tengah duduk bersila di kasurnya. Ia sudah izin tidak masuk sekolah kepada guru yang akan mengajar di kelasnya.

Zela menatap layar laptopnya dengan raut wajah rumit. Disana terdapat gambar tangan seseorang yang dihiasi tatto tengkorak dengan warna merah darah. Ia harus berpikir keras menemukan jawabannya.

"Gue harus nyari orang yang punya tatto itu. Dan sekarang dimana gue bisa nemuinnya?"

Zela menatap laptopnya, jemarinya mulai bergerak liar mengetik keyboard laptopnya dengan lihai.

Zela mencoba melacak data orang yang berada di gambar itu dengan sidik jari orang itu.

Laptop yang kini di penuhi barcode tak membuat Zela menampilkan raut paniknya. Ia harus tetap tenang dalam berpikir.

Tak terasa 1 jam telah berlalu, ia akhirnya mendapat titik temu orang itu. Zela berhasil melacaknya!.

"Yashhh!! i got it!" soraknya dengan senang.

"Gila gue keren banget!" bangganya.

Zela meregangkan badannya yang kaku dan mulai memindahkan lokasi orang itu ke hp nya agar lebih mudah.

"Now, kepala gue rasanya lagi disko" ia menyandarkan badannya di tembok sambil menatap laptop yang berisi lokasi orang itu.

Zela mengklik lokasi orang tersebut sehingga menampilkan lokasi yang diperinci.

"Ini kan..."

Ia memajukan badannya.

"Club SamStar? ini bukannya club yang isinya anak anak gengster?" gumamnya sembari menelisik lebih jauh.

"Btw, Samstar? hm.. namanya ga asing di telinga gue"

Zela berusaha mengulik informasi di internet tentang Club Samstar tersebut.

Sepanjang tangannya menari-nari di atas keyboard, Zela sedikit mendapat informasi.

Keberadaan club itu bisa dibilang cukup tertutup, hanya orang tertentu yang bisa masuk kesana. Tempatnya juga berada di sebuah vila yang tak terpakai dan jauh dari pemukiman. Sangat jarang manusia lewat disana.

Disana juga sering terdapat transaksi narkoba, senjata terlarang dan barang haram lainnya. Tak jarang juga mafia bisa ikut andil berada disana.

Akses masuk pun menggunakan sebuah card yang sudah terdaftar di sistem mereka. Tiga kali salah, maka alarm akan berbunyi tanda bahaya.

Akses pintu masuk pun sulit untuk di retas. Penjagaannya begitu ketat, maklum saja karena yang bermain bisa sampai kelas mafia. Sudah pasti mereka sangat menjaga privasi pelanggannya. Dan juga berusaha agar tidak terendus oleh polisi atau aparat negara lainnya.

Zela harus berhati hati melangkah untuk kali ini. Jika sampai salah dan kecolongan maka habislah dirinya. Menjadi buronan mereka, di tangkap, di siksa, paling parah ya di bunuh. Agar tidak ada yang melaporkan hal ini kepada pihak berwajib.

Ia juga mendapat informasi tertutup dari salah satu mantan karyawan yang pernah bekerja disana yaitu terdapat pintu belakang yang tidak memakai card untuk memasukinya tetapi terkadang pintu itu juga dijaga oleh mereka.

LUKA || ZERIZ ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang