> Tangkap?

26 4 0
                                    

Tolong hargai karya saya tanpa menjatuhkan.

Thank you udah mampir, tan harap kalian suka!

Happy reading💋

_________________________________________

1 minggu kemudian-

Friday, 09.40 AM

Mereka tengah berbincang bersama sekaligus bermain sebelum jam selanjutnya berbunyi.

"Oper kiri Gal.. iya ituu" seru gadis itu dengan senang.

"Dikit lagi.. itu depan gawangnya, ayo cepet.. iya iya.. dikit lagi.. ah kalah!", Zela mendudukkan dirinya dengan lesu.

"Sorry Ze hehe", Galih menggaruk tengkuknya tak gatal.

"Kalah ya?" tanya Agam yang tengah meletakkan ponselnya di meja.

"Iya.. Galih emang gak cocok main sepak bola, dah basket aja dah" jawabnya lesu lalu meminum minumannya.

"Ngapain?" tanya Zela mengintip Moriz yang fokus pada benda persegi panjang itu.

"Gak" jawabnya langsung mematikan ponselnya.

"Gal.. mabar aja yok" seru Yuda pada Galih.

"Ayo gas!"

"Main apa?" tanya Zela pada kedua lelaki itu.

"ML"

"Mau ikutan?" tawar Yuda padanya. Ia sontak menggeleng tak mau.

"Gue gak paham"

"Biru gak pegel apa ya matanya? baca mulu gue liat liat" ucapnya sedikit ekspresif.

"Gak tau tuh, gue juga kenyang liat dia buacaa mulu" timpal Galih dengan mulut monyong.

"Anteng amat liat bukunya"

"Biar pinter dan gak bodoh kayak lo!" ujar Biru dengan sarkas dan melirik sinis.

"Bir" tegur Moriz dan Agam bersamaan.

Zela melipat bibirnya mendengar nada sarkas itu, "Galak banget" cicitnya pelan.

Agak jleb si, tapi kan Zela gak bodoh bodoh amat. Gini amat idup.

"Maklumin Ze, si Biru waktu pembagian nada ke sarkasan gue yakin dia dapet 90% makanya anaknya jadi begono" ucap Yuda sambil mencomot kripik di pelukan Zela.

"Ngaur cocot mu", Agam geleng geleng kepala.

"Yud, jangan diambil mulu punya gue" kesal kan jadinya.

"Dikit Ze" jawab Yuda tak berdosa.

"Apaan, lo ngeraup gitu"

"Riz" panggil gadis itu dengan iseng.

"Hm?" sahut lelaki itu.

"Gak si manggil doang" ucapnya sedikit cengengesan.

Moriz menggeleng kepalanya dengan tingkah itu.

"Ze, lo udah ngerjain pr fisika dari Bu Ariel?" celutuk Agam sembari memakan cemilannya.

Gadis itu sontak mengerutkan keningnya, matanya berjalan kesana kemari tengah berpikir, "Yang mana?"

Agam tertawa kecil, "komok lo Ze, tolong di kondisikan"

"Dua minggu yang lalu" lanjutnya.

Mata Zela sontak membulat, "Belum lagi gue"

"Pemalas" cibir Biru.

LUKA || ZERIZ ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang