> Hampir Mati

4 1 0
                                    

Tolong hargai karya saya tanpa menjatuhkan.

Thank you udah mampir, tan harap kalian suka!

Happy reading💋

_________________________________________

"Bawa pacar lo ke rumah sakit." ujar Moriz setelah melihat pacar dari anak buahnya terluka di bagian leher.

Arjuna mengangguk lalu permisi membawa pacarnya pergi ke rumah sakit.
Tersisa, Raja, Rakha, Athar dan Ola disana.

"Jelasin, Zela kemana?"

"Gue aja yang jelasin" tutur Athar mengambil alih setelah meluhat kondisi Raja yang tidak memungkinkan.

Athar mulai menjelaskan kejadian yang menimpa Zela dari awal hingga akhir tanpa di tambah atau di kurangi.

Mendengar penjelasan Athar Moriz mengadahkan kepalanya dengan tangan terkepal erat.

Urat urat lehernya muncul menandakan lelaki itu benar benar emosi. Wajahnya perlahan memerah dengan mata yang menusuk tajam.

Melihat Moriz yang emosi membuat mereka sedikit takut namun tetap berada disana.

"Maaf bang, gue lalai." tutur Raja menunduk meminta maaf.

"Iya bang, kita juga" timpal Rakha dengan yang lain. Mereka semakin merasa bersalah jadinya.

Bughh

Moriz memukul rahang Raja hingga lelaki itu terjatuh. Takut malah akan menghabisi anak buahnya, Moriz memilih melipir ke luar dan tak menjawab. Ia tak bisa berpikir jernih sekarang.

Tangannya mengambil benda persegi panjang di sakunya lalu mengetik sesuatu disana.

"Ada apa Son?"

"I need your help."

■■■

Disebuah gudang yang terlihat besar nan luas terisi banyak mobil bekas yang sudah tak layak di pakai.

Disana terdapat tiga pria dewasa yang tengah duduk manis dengan wine di tangan kirinya serta lebih dari dua puluh anak buah yang berjaga disana.

"Lama sekali" decakan terdengar dari salah satu pria itu.

Max Kyler menatap kesal pada satu satunya perempuan disana yang belum juga terbangun.

"Anak ini memang tidak sabar" ujar Edward dengan lelah lalu meminum wine di tangannya.

Max berjalan mendekati Zela yang masih pingsan dengan posisi duduk. Ia berjongkok tepat di depan gadis itu dan menatap lekat wajahnya.

"Jangan sampai kau menyukainya Max" tutur Samuel lalu tertawa.

"Cantik" desisnya pelan. Bahkan di saat wajah itu penuh lebam masih terlihat cantik di matanya.

Di saat itu juga mata Zela perlahan mengerjab menyesuaikan cahaya dengan kesadaran yang mulai kembali. Gadis itu meraup kasar oksigen dirasa sesak akibat luka yang berada di kakinya.

Max meraup kasar wajahnya lalu kembali duduk bersama yang lain dan meminum wine yang masih berada di genggamannya.

Bibir indah, hidung mancung, wajah pucat, bulu mata lentik serta kedua bola mata yang sangat indah, Ck, Max bisa gila memikirkannya.

Edward menggeleng geleng melihat kelakuan sahabatnya itu. "Dasar puber!" ejeknya.

"Sialan, kau juga sama" umpatan Max berikan pada Edward.

LUKA || ZERIZ ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang