> Hampir Kena

24 3 0
                                    

Tolong hargai karya saya tanpa menjatuhkan.

Thank you udah mampir, tan harap kalian suka!

Happy reading💋

_

______________________________________

Sreett

Untungnya Zela yang gesit langsung menghindar seraya melepaskan cengkraman itu meskipun lengannya tetap tergores dan mengeluarkan darah.

Masih dengan sisa kesadarannya Zela meninju kencang rahang orang itu hingga pisau lipat di tangannya terjatuh.

Ia mendekat kemudian menarik kerah baju orang itu dan kembali meninju wajah itu berkali kali.

Dirasa kesadaran orang itu sudah menepis, Zela membanting orang itu dan mundur beberapa langkah.

Ia mengibaskan tangannya merasa mati rasa dibuatnya.

Tak berselang lama, komando dari sang ketua untuk mundur karena merasa sudah banyak anak buahnya yang tumbang.

Sedangkan Moriz dan teman temannya menatap ejek mereka yang perlahan pergi san memilih melangkah mendekati perempuan satu satunya disana.

"Ze" panggil mereka.

Moriz mengerutkan dahi merasa ada yang tak beres setelah melihat tetesan darah di aspal.

Sedikit khawatir ia berjalan lebih cepat menuju gadis itu. Dengan tiba tiba Moriz menangkup kedua pipi Zela dan menuntunnya untuk menatapnya.

"You okay?" tanyanya menatap lekat gadis itu.

"I'm okay"

Sesaat setelahnya Zela meringis saat tangan Moriz tak sengaja mengenai luka goresan di lengannya, "Ashh.."

Moriz mengecek lengan Zela dengan tatapan tajam. Ia berbalik badan menghadap teman temannya.

"Markas."

"Gak.. gausah, gue pulang aja" ucap Zela menghentikan pergerakan Moriz yang akan memapahnya.

"Zel.. lo luka" sahut Agam dengan khawatir.

"Gue tau. Makanya gue harus pul--"

"Zel, ikut aja kenapa si! nanti di obatin sama Biru" timpal Galih dengan paksa. Sedangkan Biru terpaksa mengiyakan.

"Iya kak, ikut aja udah" sahut adik kelas Moriz yang sedari tadi diam.

"Tenang aja Ze, gak ada apa apa" ujar Yuda menenangkan.

"Bukan gitu gue tau--" belum selesai berbicara mata Zela melotot saat Moriz begitu saja mengangkat tubuhnya.

"Moriz, turunin gue" pekik Zela seraya berpegangan pada leher Moriz.

"Berisik." Moriz berucap dingin.

"Gue bisa jalan sendiri Riz"

"Morizz"

Oke Zela menyerah, ia menatap permusuhan teman teman Moriz di belakang.

Pemuda itu mendudukkan Zela di motornya, "Diem. Nurut." ucapnya tak ingin di bantah.

"Iya" jawab gadis itu dengan senyum masam.

Sedangkan teman teman Moriz menatap keduanya dengan ekspresi yang berbeda beda.

"Cewek itu siapa si bang?"

"Calonnya"

"Calon apa bang? calon pacar? calon istri?"

LUKA || ZERIZ ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang