> Ketiduran

12 1 0
                                    

Tolong hargai karya saya tanpa menjatuhkan.

Thank you udah mampir, tan harap kalian suka!

Happy reading💋

_________________________________________

Dengan tatapan menghunus tajam Zela kembali melontarkan pertanyaan yang sama.

"Siapa anda?"

"Ssaya, to-tolong saya" pinta pria itu terbata bata dengan ekspresi takut.

Matanya melirik kesana kemari guna memastikan keadaan sekitar tanpa berlama lama ia langsung menyeret masuk pria itu ke dalam rumahnya.

"Jelaskan." ucapnya tegas.

"Anak dan istri saya tiba tiba di bawa pergi orang orang badan kekar mbak. Mereka bilang pada saya untuk meminta tolong kepada orang yang berada di rumah ini" jelas pria itu dengan khawatir.

"Saya yang tinggal di rumah ini" sahut Zela masih tak percaya.

"Tolong saya mbak, tolong anak dan istri saya" mohon pria itu.

Terdiam cukup lama, Zela akhirnya melontarkan sebuah pertanyaan, "Ireum?"

"Apa mbak?" sahut tak paham pria itu.

"Nama, maksud saya nama" gertaknya dengan kesal.

"Irfan mbak"

"Kenapa gak lapor polisi aja pak? bapak Irfan pikir saya ultraman yang tugasnya nyelamatin orang?" marah gadis cantik itu merasa terganggu.

Mata cantiknya menelisik tajam tiap ekspresi serta gerakam tubuh pria di depannya ini.

"Mbak bisa minta minum gak? saya haus" tanya pria itu meringis tak enak.

"Udah minta tolong kagak tau diri lagi" dengusnya malas.

"Tunggu sini dan jangan sentuh apapun." peringatnya lalu melangkah pergi.

Melihat gadis itu yang sudah hilang dari pandangan, Pak Irfan sontak menghela napas lega.

"Auranya" gumam Pak Irfan sembari menggeleng.

Pak Irfan menatap setiap inci rumah itu lalu terpaku pada sebuah vas bunga dengan ukiran unik, terlihat begitu elegan.

"Pegang bentar gak papa kan?" cicit Pak Irfan sembari cekikikan.

Saat tangannya hampir menyentuh vas bunga itu..

Dorrr

Ctarr

"Saya sudah bilang jangan sentuh apapun" matanya membidik tajam pria itu yang sudah tergeletak tak bernyawa.

"Lo pikir gue percaya? di tinggal ngambil peredam aja udah begini ck ck ck" mirisnya.

Zela melangkah mendekati mayat itu, tangannya merogoh kantung baju pria itu dan mengeluarkan sebuah chip kecil.

Ia mendekatkan chip itu ke mulutnya seraya berkata, "Loser" dan langsung menghancurkan benda kecil itu.

"Dia mau nyadap gue? heh" ucapnya tak percaya.

Zela membuka hpnya lalu mengklik nama Lisha untuk memulai sebuah panggilan.

"Yes Griz?" sahut Lisha dari sana.

"Ck, gue bakal pergi malam ini. Urus mayat yang ada di rumah gue" beritahu Zela.

"Mayat?!" teriak Lisha terkejut.

"Suara lo! cepet urus sebelum mereka dateng" geram Zela sembari mengusap telinganya.

LUKA || ZERIZ ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang