> Dia Ternyata

9 1 0
                                    

Tolong hargai karya saya tanpa menjatuhkan.

Thank you udah mampir, tan harap kalian suka!

Happy reading💋

_________________________________________

"Em... itu.. gimana ya bilangnya" bingung Adriel menggaruk tengkuknya.

"GueBolehPelukLoGakBentarrrAja" tutur Adriel dengan kecepatan maksimal.

"Hah? apa kak?" ngeleng kan otaknya.

"Tau bang lo ngomong apa dah?" bingung Nicholas yang turut di anggukan oleh Oliver.

"Sorry gue bukan bermaksud apa apa, dulu gue kepengen banget punya adik cewek tapi malah dikasihnya cowo, ya lo tau lah masa gue meluk si Liam" Adriel memberi penjelasan sedikit cengengesan.

Zela terdiam sejenak lalu mengangguk paham, ia membuka lebar kedua tangannya, "Boleh deh"

Melihat itu Adriel sontak memeluk Zela dengan erat serta antusias.

Menepuk nepuk punggung Adriel dengan pelan meski sedikit terjinjit kala pria itu mengangkat tubuhnya.

"Liat tuh kelakuan abang lo, memalukan" sungut malas Oliver melihatnya, ia memutuskan pergi dari kamar adiknya.

"Lah anjerr? abang lo juga" teriak Nicholas tak terima.

"Udah, thank youu Zell" ujar Adriel seraya melepas pelukan keduanya dengan senyum sumringah.

"Zel tunggu Zel" cegat Nicholas teringat akan sesuatu.

"Kenapa?" tanya Zela mengangkat satu alisnya.

"Sini bentar, gue mau ngomong" Nicholas mengibas ngibas tangannya menyuruh Zela mendekat.

"Bang? gue mau ngomong bentar ama Zela" tutur Nicholas.

"Yaudah gue tunggu di bawah, jangan macem macem lo ye" setelahnya Adriel melangkah pergi.

"Apa Nic?"

"Gue gak tau ini penting apa enggak buat lo, tapi gue ngerasa harus sampein ini" ujar Nicholas dengan ambigu.

Dengan bingung ia berkata, "Ngomong aja"

Nicholas menghela napas kasarnya sebelum berbicara, "Gambar cowok yang ada di hp lo tempo hari, dia orang yang lagi Liam sama Moriz cari. Dia psikopat yang ada di Rajendra."

■■■

Zela melangkah pelan di trotoar yang terlihat mulai sepi.

Pikirannya masih memikirkan ucapan Nicholas yang terus berputar bak kaset rusak. Rencana demi rencana berusaha ia susun. Namun tak ayal pikiran-pikiran negatif mulai menyergapnya.

"Aishh jajangna" gerutunya kesal.

"Zell" suara halus memanggilnya seseorang entah dari mana.

Langkahnya terhenti mencoba menyaringkan telinganya.

"Zell, di belakangg"

Tepat saat ia berbalik sebuah balok kayu menghantam kuat kepalanya hingga tak lama Zela pingsan sebelum mengetahui siapa yang menyerangnya.

■■■

Markas Black Moon

"Besok party yuk?" seru Galih paea teman temannya.

LUKA || ZERIZ ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang