> Berhasil di Kalahkan

10 1 0
                                    

Tolong hargai karya saya tanpa menjatuhkan.

Thank you udah mampir, tan harap kalian suka!

Happy reading💋

_

________________________________________

Saat Pagi.
07.30 AM

Zela melipat bibirnya dalam dalam mendengar suara tapak kaki yang perlahan mendekat.

Tangannya mencengkram kuat sebuah kursi kayu yang ia angkat tinggi tinggi.

Dadanya naik turun menunggu saat saat itu tiba.

Suara kunci yang tengah berusaha membuka gudang ini terdengar begitu jelas di telinganya.

Hingga..

Ceklekk

Brakkk

Zela membanting kuat kuat kursi di pegangannya menghantam tepat di kepala Devano yang baru saja memasuki gudang ini.

Ia menendang perut Devano dari samping ia lelaki itu terjatuh.

Devano tampak sangat amat marah, ia menggeram lalu bangun dan melawan Zela.

Zela menunduk kala lelaki itu melayangkan pukulannya lalu kembali meninju perut Devano dengan kuat.

Mereka kembali berkelahi dengan serius, berusaha menjatuhkan salah satunya dan terus melayangkan pukulan demi pukulan.

Devano memegangi tangan Zela yang membelakanginya, Zela yang tak ingin kalah langsung mengangkat sikunya dan menyikut leher lelaki itu hingga lelaki itu mengerang kesakitan dan mendorong kencang tubuhnya.

Brakk

Sreett

Zela menabrak sebuah meja tua yang langsung rusak seketika akibat di timpa tubuhnya. Bahkan dahinya tergores paku runcing yang mencuat.

"Akhh" ringisnya sakit.

Zela berusaha untuk bangun namun ketika akan berbalik sebuah pukulan melayang mengenai perutnya membuatnya seketika terjatuh.

"Uhukkk..uhukk" tak terelakkan cairan merah perlahan menerobos keluar dari mulutnya.

"Uhukk.. uhukk.. uhuk" Zela memuntahkan semuanya di lantai sembari memegangi perutnya yang terasa sakit.

Devano berjongkok tepat di depan Zela lalu lelaki itu menjambak rambut Zela hingga perempuan itu menatap kearahnya.

"HARUSNYA KAMU ITU NURUT!" geram Devano lalu kembali melayangkan pukulan demi pukulan di wajah Zela yang terlihat menyebalkan di matanya.

Devano dengan marah terus memukul gadis di hadapannya. Dirasa sudah puas, Devano melepas jambakan itu seraya berdecih karena melihat Zela yang sudah tidak ada tenaga untuk melawannya.

Devano membangunkan diri dan berjalan keluar gudang dengan sedikit pincang.

Dia tak sadar bahwa tangan gadis itu perlahan mengepal dengan emosi yang harus di lampiaskan.

Zela berhasil bangkit dengan sisa tenaganya, ia mengambil tas slempangnya yang sempat terjatuh serta tali yang tadi mengikatnya lalu berjalan mengikuti Devano diam diam.

Devano berjalan menuju ruang tamu miliknya, dia bahkan tidak sadar bahwa sedari tadi sedang diikuti.

Tak ingin buang buang waktu, Zela langsung menendang kuat punggung Devano hingga lelaki itu terjatuh dengan keadaan tengkurap.

LUKA || ZERIZ ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang