Akmal merasakan punggungnya di guncang perlahan. Ia pun mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk pada pupil matanya.
" Ayo Arta. Tante Diana dah siap. Katanya jalan jalan "Panggil gadis kecil itu semangat sedangkan Akmal mengucek matanya yang masih lengket.
" ayo Arta!! "
Kata gadis itu menarik narik tangan Akmal. Akmal berdiri kemudian ikut mengekor di belakang gadis itu.Ketika keduanya berada di teras. Diana sudah melaju jauh dengan mobilnya.
" Kok di tinggal sih kita. Niat ngajak jalan jalan engggak sih "
Keluh gadis itu jengkel.
" Emang enggak Ra, gak jadi jalan jalan mama capek katanya "
" Capek kok kerja "" Capek ngurusin Akmal mungkin "
Seloroh anak laki laki itu membuat Rara merasa kasihan.
" Main sama Irshaad yuk Arta "
Gadis itu mencoba mengalihkan pembicaraan mereka.
" Irshaad tidur Ra "
" Itu engggak "Akmal tersenyum pandangannya mengikuti arah telunjuk Raisya.
" Kakak Lala "
Kata bocah itu semangat kemudian memeluk Raisya. Mereka bermain bersama. Akmal memilih untuk membaca buku. Sedangkan mereka berdua memilih bermain robot.Stevano menatap istrinya lekat setelah menatap kepergian Diana.
" Ajak mereka ke sini ma, hibur mereka kita ajak mereka jalan jalan "
Perempuan itu mengangguk saja. Kemudian berjalan menuju ke rumah Akmal.Akmal sedang sibuk membaca pandangannya teralihkan ketika terdengar ucapan salam.
" Anak anak!! waktunya main selesai. Sekarang waktunya jalan jalan "
" Holeeeeee "
" Horeeeeee "
Teriak Fizan bersamaan dengan Raisya. Sedangkan Akmal hanya tersenyum tipis." Ya udah ayo kita berangkat "
Kata Bila semangat kemudian merangkul Raisya dengan Akmal. Sedangkan Fizan ia gendong.Mereka menuju taman kota yang disana banyak permainan anak kecil yang pasti di sukai oleh anak kecil yang mereka bawa.
" Kita sampai "
Seloroh Stevano membuat semuanya berteriak senang. Mereka bertiga berlarian keluar mobil. Menyerbu permainan di depan mereka.Sebelum itu Akmal berbalik dan menghampiri Stevano dan Bila.
" Makasih udah menghibur Fizan tante, om "
Kata Akmal membuat Stevano mengernyit heran.
" Akmal gak kehibur? Mau pindah lokasi ya? "Akmal menggeleng gelengkan kepalanya.
" Gak usah om, yang penting Fizan senang. "
Bila mensejajarkan tinggi tubuhnya dengan Akmal.
" Akmal mau apa? "Anak kecil itu menggeleng gelengkan kepalanya. Kemudian tersenyum lebar.
" Akmal udah besar, udah gak kaya Fizan lagi. Jadi keinginan Akmal gak akan berubah ubah dan bisa di ganti dalam sekejap "
Kata Akmal kemudian melenggang pergi mengikuti Fizan yang sedang sibuk bermain dengan Raisya.Mendengar penuturan bocah laki laki yang baru duduk di bangku kelas 3 dasar itu membuat hati keduanya terenyuh. Bagaimana anak sekecil dia mempunyai pemikiran yang dewasa. Mereka saling tatap kemudian menghembuskan nafas kasar bersamaan.
" Walaupun kita sering mengajak mereka jalan jalan tapi tetap saja mereka bersedih mas "
" Iya. Harusnya Diana lebih memperhatikan kesehatan mental mereka "
" Jangankan kesehatan mentalnya bahkan kesehatan fisiknya saja sepertinya ia tak peduli "" Ya sudah ayo kita berkeliling taman mungkin kita menemukan sesuatu untuk sedikit menghibur Akmal "
Bila tersenyum kemudian mengangguk. Mereka bersegera berkeliling taman untuk membelikan hadiah bagi ketiganya. Setelah puas berkeliling dan mendapatkan tiga hadiah yang cocok membuat mereka kembali ke tempat dimana mereka tadi bermain.Kosong, tiada orang disana membuat Bila syok. Stevano merasakan tangan kanan istrinya yang ia genggam itu bergetar.
" Hai tenanglah! Akmal akan menjaga Raisya dengan baik "
Kata Stevano memenangkan. Tak lama dari itu ketiga bocah itu kembali dengan membawa banyak es krim. Tentu saja Akmal yang membawakan semua es krim itu." Di bantuin dong akmalnya "
" Gak mau di bantuin kok "
Seloroh Rara jujur. Karena sedari tadi ia memaksa untuk ikut membantu tapi terus saja di tolak hingga sempat bertengkar tadi.
" Gak papa tante nanti Rara tangannya sakit kan berat "Melihat kepedulian kecil dari Akmal baik Stevano ataupun Bila tak bisa menyembunyikan senyuman nya.
" Coba tebak, om bawa apa buat Fizan? "
Kata Stevano menyembunyikan sebelah tangannya di belakang punggung lebarnya.Anak kecil itu menggelengkan kepalanya dan mencoba mengintip apa di balik punggung Stevano.
" Eitssss gak bolehh ngintip "
Wajah Fizan teramat lucu ketika kepergok membuat yang lainnya tertawa. Termasuk Akmal. Ia bukan lagi tersenyum ia terikut terkekeh kecil. Bila tersenyum dan merasa lebih lega akhirnya bisa membuat Akmal tertawa lepas. Bukan senyum keterpaksaan untuk menutupi lukanya." Tadaaaa "
Kata Stevano sambil menunjukkan robot robot an yang bisa di kendalikan dengan remot itu. Fizan langsung mengambilnya.
" Itu mahal ya Tante. Seha...... "
" Apaan sih Akmal, orang Tante ikhlas gak mahal juga "
Akmal menghembuskan nafasnya kasar lagi lagi dan lagi ia berhutang banyak budi pada wanita di depannya." Fizan kalau di kasih bilang apa? "
" Makasihhhh "
Seloroh anak kecil itu kemudian sibuk dengan mainannya. Raisya cemberut tentu saja ia juga ingin hadiah dari kedua orangtuanya. Melihat wajah Raisya yang cemberut membuat Stevano terkekeh.Akmal tersenyum tiba tiba ia memiliki akal untuk membuat gadis itu semakin cemberut. Ia membuka bungkus es krim itu. Kemudian menyodorkannya ke arah Raisya.
" Nanti leleh "
Lanjutnya kemudian. Membuat Raisya membuka mulutnya ia berpikir bahwa Akmal akan menyuapinya es krim itu.Tapi Akmal dengan jail menggeser posisi es krim itu hingga mengotori pipi dan hidung gadis itu. Akmal tertawa lepas setelah berhasil mengerjainya.
" Ih Akmal jail "
Stevano maupun Bila ikut tertawa dan tak lama Bila memperlihatkan boneka barbie yang bisa bersuara itu." Makasih mama papa "
Setalah itu Raisya memeluk keduanya. Setelah itu ia sibuk bermain sebelumnya Bila membersihkan wajah anaknya yang penuh noda es krim karena kejailan Akmal.
" Akmal sini "
Panggil Stevano membuat bocah itu mengurungkan niatnya. Ia kembali berbalik ke arah keduanya." Tadi om beliin Akmal beberapa buku, Akmal suka membaca kan? "
Akmal menganggukkan kepalanya.
" Tap..... "
" Akmal kan mau jadi anak yang pintar, jadi harus banyak membaca. Jadi tidak ada alasan buat nolak hadiah dari Tante "" Akmal ngerepotin Tante ya? "
Bila menggelengkan kepalanya. Kemudian menundukkan kepalanya. Ia memang merindukan sosok ibu seperti wanita di depannya.
" Akmal boleh peluk tante? "
Bila mengangguk kemudiaan memeluknya erat penuh kasih sayang." Terakhir kali mama meluk Akmal waktu Akmal masih kecil. Waktu ayah belum pergi. Setelah itu mama gak pernah peluk Akmal lagi "
Gumam anak kecil itu kemudian mengurai pelukannya. Kemudian ikut bermain dengan kedua adiknya. Iya ia sangat menyayangi Raisya dan menganggapnya seperti adeknya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dengarkan aku
Teen Fictionkisah ini terinspirasi dari seseorang. seorang laki laki yang memiliki peran kuat. ia mampu menjadi seorang kakak yang perhatian, seorang ayah yang tegas, seorang ibu yang lembut bahkan ia bisa jadi seorang sahabat sejati untuk adek kecilnya. " kena...