13. nekat

6 2 0
                                    

Akmal terlihat termenung di kamarnya. Makanan yang tersaji di atas nakas tak sekalipun menarik perhatiannya. Ia terus termenung dengan air mata yang terus mengalir. Karena niat kaburnya ketahuan itu membuat sifat John dan juga Diana berubah.



Mereka memang tak kasar. Masih perhatian tapi mereka menjaga Akmal dengan ketat. Bahkan di dalam kamarnya Akmal terus di awasi oleh dua bodyguard yang berwajah sangar itu.



Melihat kedua orang yang menjaganya terlelap tidur membuat Akmal perlahan bergerak. Ia mengumpulkan kain kain yang ada di kamarnya. Kemudian mengikatnya erat. Menyambungnya hingga membuat tali itu sangat panjang. Setelah selesai Akmal perlahan keluar dari balkon kamarnya.



Ia mengendap untuk Sampai disana. Akmal melihat ke bawah.  Terlihat Sangat sepi. Akmal mengikat ujung kainnya di tangga balkon. Setelah merasa ikatannya kuat. Ia mencoba turun ke bawah.




Caranya berhasil. Sedikit demi sedikit tubuhnya turun. Ia melakukannya dengan sangat hati hati. Hingga ketika ia hampir sampai di tanah. Sebuah cahaya menyorot ke arahnya. Pegangan tangannya terlepas. Ia terjatuh kemudian segera berlari menghindar kejaran pria pria berbadan kekar yang memergokinya.





" Ya Allah tolong Akmal ya Allah "
Anak itu terus berlari menjauh dari rumah. Ia menyebrang jalan sembarangan hingga sebuah mobil hampir menabraknya. Akmal yang terkejut terduduk lemas.





Ia kemudian kembali berdiri yang menggedor-gedor kaca mobil.
" Permisi tolong saya om tante tol..... "
Tubuh Akmal melemas. Ia memundurkan badannya perlahan dengan air mata yang berderai. Sebelum sempat ia berbalik dan berlari seseorang mendekap tubuhnya dari belakang.




" Kena kau!!! "
Akmal memberontak kakinya menendang nendang ia juga berteriak dengan sigap tangan kekar pria tadi membungkam mulutnya rapat.
" Masuk!!!! "
Tubuh Akmal di seret paksa karena ia mencoba melawan.



Namun tenaga anak kecil sepertinya tak sebanding dengan tenaga bodyguard itu. Akmal di paksa masuk ke dalam mobil. Diana tersenyum tipis ia kemudian menarik dagu Akmal dan mencangkup pipi Akmal keras.



Diana mendekatkan wajah Akmal dengan wajahnya dengan tatapan mata tajam.
" Mau kabur? "
" Ma....ma.. maaf ma "
Kata Akmal terbata. Diana langsung menghempaskan wajah Akmal. Hingga anak itu terjatuh di lantai mobil karena kakinya lemas.






" Duduk! dan diam!!. Dan jadi anak yang penurut!! "
Akmal mengangguk cepat. Tangannya bergetar sedangkan kakinya terasa lemas air matanya belum juga berhenti mengalir.




" Berhenti nangis!!! Besok kau akan ku antarkan ke luar kota. Bertemu dengan keluarga sambung mu "
Reflek anak itu menggeleng kuat.
" Enggak om Akmal gak mau "
" Saya tidak butuh persetujuan darimu!! "




Air mata Akmal semakin deras. Membuat Diana geram.
" Berhenti menangis anak cengeng!! Atau Fizan...... "
" Jangan ma!!! jangan!!! "
" Berhenti menangis! "
Akmal mengangguk. Setidaknya Fizan baik baik saja.



Setelah sampai di rumah Akmal di antarkan ke kamarnya.
" Jadi kau tak makan?!!! Ha!!! "
Bentak Diana membuat Akmal terjingkat kaget.
" Ak.... Akmal gak lapar ma "
Diana meraih piring itu dengan geram.




Kemudian menyendokan suapan nasi dan menjejalkan ke mulut Akmal dengan kasar. Diana tak memberikan Akmal waktu untuk mengunyah makanan itu.
" Uhuk uhuk "
Akmal sampai terbatuk-batuk. Setelah itu Diana meraih air kemudian langsung meminumkannya ke Akmal dengan kasar.




Hingga baju anak itu basah semuanya. Karena air itu tak mengalir di tenggorokannya ada yang keluar membasahi bajunya. Diana meninggalkan Akmal begitu saja. Wajah Akmal memerah nafasnya tersenggal-senggal karena Diana tak memberikan waktu untuk sekedar bernafas.




Akmal merasakan mual yang teramat sangat. Akmal langsung berlari ke kamar mandi. Dan ia memuntahkan semua makanan yang di suapi Diana. Akmal terduduk di lantai kamar mandi dengan keadaan sangat lemas. Seharian ini belum makan ia juga berlarian dan tadi Diana menyuapinya dengan kasar. Membuat perut kosongnya itu terasa mual karena belum terkunyah sempurna.





Akmal bersender di dinding kamar mandi. Setelah tenaganya terasa pulih ia berjalan ke arah ranjang. Jarak antara dia dan ranjang tak lebih dari satu rentangan tangan. Tapi karena fisiknya memang tak kuasa. Badan itu ambruk ke lantai dengan keras.





Tak sengaja anak itu menjatuhkan beberapa barang di nakas karena tak sengaja tangannya menarik tlapak meja. Suara bising menggema membuat bodyguard yang sedang berjaga di depan langsung membuka pintu itu.



Keduanya mengecek ke dalam. Mereka sempat kaget melihat tubuh Akmal yang tertelungkup di lantai. Salah satu di antara mengecek keadaan Akmal.
" Gak mati kan Rom ? "
" Cuma pingsan. Kasihan anak ini "
" Cepat panggil bos. Kalau lu gak mau di pecat gak usah sok baik "
Pria itu menurut. Sedangkan pria yang di panggil Rom itu mengangkat tubuh kecil Akmal.



Hatinya tersentuh melihat keadaan Akmal yang jauh dari baik baik saja. Dari mulai rencana kabur berkali kali itu sangat menunjukkan jika kreativitas Akmal tinggi. Apalagi mendengar Akmal membaca kitab sucinya itu membuat hatinya berdebar.



Romi mengelus kepala anak itu pelan.
" Kebahagian siapa yang sedang kau utamakan anak kecil?. Kenapa kau kekeh keluar dari tempat megah dan bertemu dengan orangtua baru yang kaya raya? "



" Bersabarlah, tunggu besok. Aku akan membantumu sebisaku. "
Romi langsung keluar ketika Diana sudah masuk bersama dengan dokter. Ia menghawatirkan Akmal tak bisa bertemu dengan kliennya besok. Setelah di periksa mata Akmal terbuka perlahan.




Matanya langsung terbelalak melihat mata Diana yang menatapnya tajam. Diana langsung menyodorkan makanan di depan anak itu.
" Makan!! "
Akmal mengangguk cepat. Ia memakan makanan itu perlahan. Tanganya bergetar karena takut.





Bahkan beberapa kali sendok yang ia pegang terjatuh. Diana keluar ketika Akmal sudah menghabiskan makanannya dan meminum obatnya. Setelah meminum obat Akmal mengantuk berat. Ia langsung tertidur dengan lelap. Diana tersenyum miring dibalik pintu.



Jangan lupa vote and comment ya. Makasih udah mau baca. Mampir ke cerita ku yang lain juga ya.

Dengarkan akuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang