Akmal mengerjapkan matanya perlahan. Ia menyesuaikan cahaya yang merambat masuk ke dalam korea matanya. Melihat nuansa kamarnya sama dengan kamar yang ia tempati waktu ia bersama Diana membuat Akmal panik.
Akmal langsung berlari ke arah pintu yang tertutup rapat. Ia langsung membukanya dan berlari keluar. Melihat Bila, Stevano, Fizan, dan juga Raisya membuat lutut Akmal melemas. Tangisnya pecah saat itu juga. Ia terduduk di lantai. Suara langkah kaki Akmal yang menggema dan juga tangisannya membuat ke empat orang itu terfokus padanya.
Bila menghampiri Akmal yang terduduk di lantai.
" Bangun sayang. Gak papa. Akmal sekarang udah aman sama tante "
Bila langsung memeluk Akmal erat. Fizan melangkah mendekati keduanya." Kak Akmal "
Panggil Fizan lembut. Akmal menghapus air matanya yang sempat mengalir. Ia membuka tangannya menyambut adek kecilnya yang berlarian untuk memeluknya.Akmal tertawa ketika Fizan memeluknya erat sambil mengomel.
" Kak Akmal katanya mau seling seling main. Boong ih! "
Akmal mengelus pucuk kepala Fizan lembut.
" Rara juga mau peluk Akmal dong. Kan Rara juga kangen "Akmal mengangguk dan tersenyum. Mereka bertiga berpelukan seperti teletubbies.
" Sudah yuk pelukannya ayo sarapan. Fizan dan Raisya harus sekolah "
" Akmal juga mau sekolah tante "" Istirahat dulu ya. Nanti kalau Akmal bosan Akmal bisa baca baca buku. Nih kebetulan kemarin om beli beberapa buku "
Kata Stevano sambil membawa beberapa buku ke arah Akmal. Akmal tersenyum kemudian mereka kembali ke meja makan.Sarapan hari ini terasa sangat hangat. Akmal terus saja tersenyum hingga sebuah kenyataan yang membuatnya tersedih lagi.
" Kenapa Akmal? Gak suka makanannya? "
Tanya Bila menyadari perubahan raut wajah Akmal. Akmal menggelengkan kepalanya." Tante, mama kemarin gak marah kan ke tante? "
Tanyanya membuat Bila yang sedang tersenyum itu melunturkan senyumannya. Bila mengelus pipi Akmal kemudian mengangkat dagu anak kecil itu agar mau mendongak menatapnya." Engga. Kan mama yang salah udah kasar ke Akmal. "
Akmal mengangguk.
" Mama gak di marah in sama om jeck kan? "
Stevano yang tadi fokus memakan sarapannya pun terikut menyimak. Mula mula ia hanya diam namun mendengar pertanyaan Akmal itu membuat lelaki itu mendongak." Om jeck siapa? Laki laki yang sama Diana kemarin? "
Tanya Stevano yang di angguk i oleh Akmal. Bila mengelus puncak kepala Akmal lembut.
" Mama gak kenapa napa. Om itu gak marah kok sama mama "" Mama sekarang dimana tante. Akmal mau ketemu "
" Besok ya kalau Akmal dah sembuh. Udah sekarang sarapan dulu. Ngobrolnya nanti aja. "
Akmal mengangguk kemudian sarapan dengan lahap.Raisya dan juga Fizan berangkat sekolah bersama. Sedangkan Bila menemani Akmal.
" Tante mau kemana?! "
Tanya Akmal reflek langsung memegang erat pergelangan tangan Bila ketika ia berdiri untuk mengantar Stevano keluar.Bila tersenyum kemudian menggandeng tangan Akmal halus. Setelah ketiganya berangkat barulah Bila mengajak Akmal masuk kembali.
" Akmal takut jangan tinggalin Akmal sendiri ya tan "
" Takut sama mama? "
Akmal menganggukkan kepalanya pelan." Terus kenapa mau ketemu mama kalau takut? "
" Nanti kalau mama tambah marah gimana? Katanya mbak Farah Akmal gak boleh jadi anak yang durhaka. Gak boleh buat mama marah. "" Iya Akmal pintar. Ya udah yuk ke ruang tengah. Akmal mau tidur? baca buku ? apa nonton? "
" Baca buku aja Tante "
Kata Akmal bersemangat yang langsung di angguk i oleh Bila.Ketika asik membaca Akmal tiba tiba mengingat sesuatu.
" Tante. Waktu Akmal pergi Fizan disini? Papa mana? Mbak Farah? "
Bibir Bila mengatup rapat. Ia menghembuskan nafasnya panjang. Berbohong tak mungkin jujur pun takut keadaan Akmal yang belum sepenuhnya sembuh itu drop." Tante "
" Kamu baca apa nak "
Akmal yang tahu Bila mengalihkan pembicaraannya pun terdiam.
" Cerita tentang sejarah dinosaurus Tante "
Kata Akmal menanggapi pertanyaan Bila dan berpura pura lupa saja.Sekali lagi ia tak mau memaksa siapapun untuk menjawab pertanyaannya.
" Kata mbak Farah. Akmal gak boleh maksa orang buat menjawab pertanyaan Akmal. Mbak Farah baik. Akmal mau jadi anak baik. Jadi Akmal nurut sama mbak Farah aja "Akmal merasa bosan. Diana tiba tiba harus keluar mendadak. Akmal berjalan keluar. Ia melirik rumah lamanya. Terlihat mobil asing terparkir di halaman rumah itu. Apalagi ada suara seorang wanita yang tertawa yang ia yakini bukan suara tawa Diana.
Akmal menghembuskan nafasnya kasar. Ia tak minat mencari tahu apapun. Namun gelisah di hatinya tak jua hilang sebelum ia bisa menemui Mbak Farah. Akhirnya Akmal mencoba mengetuk pintu.
Tak lama pintu terbuka menampilkan wanita yang berpakaian terbuka dengan bau alkhohol yang sangat menganggu Indra penciuman Akmal. Akmal reflek menutup hidungnya.
" Kenapa? "
" Maaf Tante, Akmal mau cari papa "
" Mas ada anak lo nih "
Teriak perempuan itu kemudian kembali masuk dan menutup pintu. Tak membiarkan anak kecil itu masuk ke dalam rumah.Lian keluar dengan keadaan yang berantakan sekali.
" Apa!!. "
" Mbak Farah dimana pa? "
" Jangan panggil saya papa. Karena kamu bukan anak saya lagi!!. Soal Farah. Saya sudah pecat dia! Karena saya sudah tak butuh lagi dia!!. Dan soal Fizan sepetinya dia lebih suka tinggal di rumah Stevano. Saya rasa saya tak perlu merawatnya lagi!! Dan kamu jangan pernah temuin saya lagi!!! "Pintu tertutup keras. Sedangkan tubuh Akmal mematung di depan pintu. Bila yang melihat Akmal mematung di depan pintu rumahnya pun langsung berlarian ke arahnya kemudian membalikkan tubuh Akmal. Mencari cari sesuatu di tubuh Akmal.
" Kamu gak luka kan? Akmal ayo ikut tante! "
Bila langsung membawa Akmal menjauh. Anak itu menurut. Bila membawa Akmal kembali masuk. Ia mengamati tubuh Akmal. Membalik balikan tubuh itu takut kalau ada yang terluka." Mbak Farah kemana Tante? "
" Akmal sembuh dulu biar nanti Tante bawa Akmal ketemu sama mbak Farah "
Mata anak itu berbinar.
" Tante tau dimana mbak Farah? "
Bila mengangguk kemudian kembali menemani Akmal membaca buku.Jangan lupa vote and comment ya. Makasih ya udah mau baca. Mampir ke cerita ku yang lain juga ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dengarkan aku
Teen Fictionkisah ini terinspirasi dari seseorang. seorang laki laki yang memiliki peran kuat. ia mampu menjadi seorang kakak yang perhatian, seorang ayah yang tegas, seorang ibu yang lembut bahkan ia bisa jadi seorang sahabat sejati untuk adek kecilnya. " kena...